"Bangsat!" Eric mengumpat, memegangi kepala bekas lemparan botol tadi.
Semua teman Eric menatap ke orang yang dengan berani melemparkan botol kosong ke kepala lelaki itu. Termasuk Jisung. Ia menatap terkejut Jaemin yang berdiri tak jauh darinya, menatap kearah Eric penuh amarah.
"Jauhin tangan lo sialan!" Jaemin berucap penuh penekanan. Tatapannya begitu tajam dan gelap.
"Jaemin..." Jisung bangkit, berniat menghampiri lelaki itu namun terhenti ketika sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.
Itu Eric, yang bangkit dengan sempoyongan, dengan sengaja memeluk pinggang Jisung. Menatap Jaemin mengejek.
"Lo emang siapanya dia?"
"Lepas sebelum gua patahin jari-jari lo."
Eric menyeringai, "Silahkan, kalo bisa."
Dan kejadian itu terjadi begitu cepat. Jisung tidak sempat menahan ketika Jaemin melayangkan bogeman ke rahang Eric. Menariknya untuk menjauh dari lelaki itu kemudian kembali melayangkan pukulan ke hidung dan juga tendangan ke perutnya.
"Brengsek!" Ketiga teman lelaki Eric bergerak, berusaha melawan Jaemin namun lelaki itu dengan mudah mengalahkan mereka.
Keributan itu berhasil memancing perhatian orang-orang yang ada disini. Mereka menjadi pusat perhatian.
Jisung yang tersadar dari rasa terkejutnya dengan cepat melangkah menghampiri Jaemin. Menggenggam tangan lelaki itu, berusaha menghentikan Jaemin yang dengan kalap menginjak-injak jari-jari Eric. Benar-benar ingin mematahkannya.
"Jaemin, stop."
Jaemin abai. Melihat itu Jisung semakin panik, terlebih ketika melihat orang-orang mulai merekam mereka.
"Please..." Jisung mencengkram tangan Jaemin lebih erat, "Jaemin, stop!" Ia menarik tangan lelaki itu sekuat tenaga, membuatnya menatap kearahnya.
Matanya yang berkaca-kaca bertatapan dengan mata Jaemin yang memerah karena amarah. Menatapnya nyalang.
"Ayo, kita pulang."
Jisung langsung menarik tangan Jaemin untuk mengikutinya. Menerobos kerumunan yang mengelilingi mereka. Dengan tergesa melangkah untuk keluar dari club tersebut.
Jaemin langsung menaiki motornya ketika tiba di parkiran. Memakai helmnya tanpa berkata apa-apa. Jisung pun langsung naik keatas motor setalah tadi memakai helm yang tersimpan di jok belakang. Dan perjalanan mereka lalui dengan keheningan.
Jaemin yang tengah berusaha meredakan amarahnya dan Jisung yang bengong dengan pikiran yang berkecamuk.
Jisung takut, ia takut jika orang yang tadi merekam aksi Jaemin mempostingnya di media sosial lalu viral. Itu bisa mengotori nama Jaemin. Ia juga takut jika luka yang diterima Eric fatal dan berakhir masuk rumah sakit. Lelaki itu bisa menuntut Jaemin atas hal itu.
Terlebih Eric tadi tidak melawan. Itu bisa terlihat seperti Jaemin yang memukuli Eric tanpa alasan. Dan juga banyak saksi disana. Hal itu bisa sangat menguntungkan Eric.
Jisung terlalu sibuk dengan berbagai opini buruknya hingga tak sadar bahwa mereka telah sampai dikediamannya. Lelaki manis itu baru tersadar saat Jaemin mematikan motornya kemudian melepaskan helmnya.
Jisung bergegas turun, ia melepaskan helmnya kemudian berdiri disamping Jaemin.
"Kenapa lo pake kekerasan?"
Jaemin melirik kearahnya, "Lo masih nanya?" Suaranya begitu dingin dan datar. Berbeda dengan biasanya.
Jisung berdecak, "Gue tau, tapi, bisa kan jangan pake kekerasan? Lo cukup bawa gue pergi dari situ tanpa pake kekerasan. Apalagi, sampe lempar botol gitu. Itu bisa bikin luka fatal, gimana kalo dia nuntut lo? Lo ga mikir kesitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHubungan pertemanan antara Jaemin dan Jisung, tapi yakin hanya teman? • BxB • 18+ • Terdapat beberapa adegan dewasa • Harap pandai dalam memilih bacaan Start: 1 Januari 2023 End: -