13. Just Friend

1.2K 159 63
                                    

"Dua hari lagi ya?" Sebuah suara perempuan terdengar.

"Iya." Disusul dengan suara laki-laki yang terdengar familiar.

"Aku jadi ga sabar, penasaran gimana reaksi dia pas tau kamu bohongin dia."

Perempuan tadi kembali bersuara dan dibalas dengan kekehan kecil laki-laki tersebut. Jisung, yang mendengar itu mengintip dari celah pintu rooftop yang terbuka sedikit. Memastikan pendengarannya tidak salah.

Dan benar saja, disana, terdapat Hana dan Jaemin. Jaemin terlihat duduk diatas kursi yang sudah tidak terpakai, sementara Hana duduk diatas pangkuan lelaki itu. Mereka duduk membelakanginya, sama sekali tak menyadari kehadirannya.

Entah apa yang dimaksud dari percakapan mereka, namun ia merasa... Mereka tengah membicarakan dirinya?

"Dia ngiranya kamu nurut sama dia buat bohongin aku, padahal nyatanya dia yang dibohongin sama kamu." Hana kembali berucap, suaranya terdengar bahagia.

Jisung masih memperhatikan dari pintu rooftop, menunggu respon Jaemin. Meski yang ia lihat hanya kepulan asap yang melayang di udara. Menandakan bahwa Jaemin kini tengah merokok. Dia tidak merespon, dan suara Hana kembali terdengar.

"Katanya, kamu mau ngelakuin sesuatu ke Jisung nanti? Kamu mau ngelakuin apa?"

Namanya yang mengalun dari bibir Hana menjadi bukti, bahwa mereka memang membicarakannya.

"Itu, rahasia." Jaemin menjawab, disusul dengan tawa kecilnya saat Hana merengek tak terima.

"Nanti juga kamu tau, sayang." Jaemin kembali bersuara, yang akhirnya membuat Hana diam.

"Nanti Minggu kamu free ngga? Aku pengin jalan sama kamu, masa kita deket kalo disekolah doang si." Hana kembali bersuara, membuat pola acak didada bidang Jaemin.

"Biar Jisung ga curiga sayang, tapi Minggu aku usahain. Nanti kalo bisa, aku kasih tau kamu."

Tangan Jisung terkepal erat. Tak percaya akan apa yang ia dengar. Ia dengan cepat berbalik, tak ingin melihat ataupun mendengar apa yang mereka lakukan atau katakan lagi. Meninggalkan kursi yang Jisung bawa didepan pintu masuk rooftop begitu saja.

Kursi Jisung rusak, ia telah mengambil yang baru dari gudang dan berniat meletakkan yang rusak ke rooftop bersama kursi dan meja rusak lainnya. Namun ia justru melihat hal lain, ia melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat.

Jisung tidak menyangka, Jaeminnya, sahabatnya, teman kecilnya, orang yang begitu ia percaya, mengkhianatinya? Kedua mata Jisung menjadi berkaca-kaca jika mengingat hal tadi.

Kenapa Jaemin mengkhianatinya? Jisung sangat mengenal Jaemin, dia tidak mungkin berbuat hal itu padanya. Namun, itu sudah terbukti, Jisung melihatnya dengan matanya sendiri.

Apa Jaemin sudah tidak menyayangi nya lagi? Sudah tidak menyukainya lagi? Sudah tidak mencintainya lagi? Apa dia lelah menunggu kepastian dari Jisung? Apa dia lelah karena tidak pernah mendapatkan balasan atas perasaannya? Sehingga memilih untuk berpindah ke lain hati. Berpindah ke pelukan seseorang yang dengan jelas mencintainya.

Tapi Jisung juga mencintainya... Mengapa semuanya menjadi seperti ini?

Jisung tengah mengerjakan tugas rumahnya saat Jaemin masuk kedalam kamar. Ia diam-diam melihat jam kecil yang ada dimeja belajarnya. Pukul tujuh malam.

Just Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang