"Jisung, gue mau ngomong sesuatu." Jaemin menutup botol yang baru saja ia kenakan untuk minum.
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian bergadang itu. Jaemin kini tidak pernah lagi tidur lewat jam sepuluh karena Jisung akan selalu memastikan lelaki itu sudah tertidur dibawah jam sepuluh. Sehingga Jaemin tidak pernah lagi datang ke sekolah dengan kantung mata hitam dan wajah mengantuknya.
Jisung yang tengah menutup kotak bekalnya terdiam. Debaran jantungnya menggila tanpa alasan, menghantarkan rasa gugup yang membuat tubuhnya seketika panas dingin. Ia meletakkan kotak bekalnya terlebih dahulu sebelum menjawab.
"Ngomong apa?"
Jaemin menjilat bibir bawahnya, berdehem pelan sebelum berucap.
"Gue suka sama lo."
Jisung mematung, matanya membulat tanpa bisa ia cegah. Ia tidak salah dengar kan? Jaemin menyukainya?! Perasannya terbalas? Tapi tunggu, suka sebagai teman atau lebih? Jisung harus memastikan! Ia tidak boleh terlalu senang dulu.
"Suka? Gue juga suka lo, kan kita temen?" Ucapnya gugup. Tangannya yang berkeringat diam-diam terkepal erat. Ia tanpa sadar mengigit bibir dalamnya, menantikan jawaban dari Jaemin. Sial, jantungnya rasanya ingin meledak akibat berdebar semakin kencang di setiap detiknya.
Jaemin mengernyit, kemudian menggeleng, "Engga, bukan sebagai teman. Gue suka sama lo lebih dari teman, gue cinta sama lo, Jisung."
Damn! Jika ia tidak malu, Jisung ingin berteriak sekencang mungkin. Bahkan ia rasanya ingin langsung menerjang lelaki didepannya ini. Memeluknya dan menciumnya sampai ia puas. Wajahnya sampai memerah menahan segala gejolak yang dirasakan tubuhnya.
Jaemin mencintainya! Perasaannya terbalas! Sungguh, Jisung tidak menyangka perasaannya terbalas secepat itu.
Jisung berdehem pelan, bersiap menjawab, "Gue ju--"
"Pfftt..."
Perkataan Jisung sontak berhenti ketika melihat Jaemin yang tengah menahan tawanya. Matanya menatap bingung lelaki itu.
"Lo...?"
Jaemin tertawa, "Gue bercanda Jisung, ekspresi lo lucu banget sumpah. Serius banget!"
Ekspresi Jisung berubah, kepalan tangannya mengendur, kekecewaan terlihat jelas dalam tatapannya. Jantungnya masih berdebar kencang, namun tidak lagi terasa menyenangkan, melainkan berubah menjadi rasa sesak yang menyakitkan.
Jaemin sontak mengehentikan tawanya menyadari perubahan ekspresi Jisung.
"Sorry, gue ga bermaksud," sama sekali tidak ada penyesalan dalam suaranya. Karena Jaemin mengira Jisung hanya kesal atau marah padanya. Padahal Jisung lebih dari marah.
Jaemin berdehem pelan, melirik kanan kiri sebelum berucap, "Sebenernya, gue lagi deket sama cewek akhir-akhir ini. Dia cantik, baik, lucu, pokoknya paket lengkap dah,"
Oh, Jisung tau itu. Ia sering melihat perempuan itu dekat dengan Jaemin belakangan ini. Namun ia kira, mereka hanya berteman.
"Gue suka sama dia, niatnya gue pengin ngaku sekaligus ngajak dia pacaran. Tapi gue bingung gimana ngomongnya, jadi gue coba praktek ke lo. Gue tadi ga mau ketawa sumpah! Muka lo udah serius banget, kan feelnya jadi ngedukung banget. Cuma muka lo pas serius lucu, makanya gue ga tahan jadi ketawa." Sambung Jaemin.
Jisung mengigit bibir dalamnya kuat. Mati-matian menahan diri untuk tidak mencaci maki Jaemin. Sakit, ia hanya dijadikan bahan percobaan. Jaemin mungkin tidak mengetahui perasaannya, namun ia merasa dipermainkan.
Kenapa harus dirinya? Dari banyaknya teman Jaemin kenapa Jaemin mencoba itu kepadanya? Kenapa Jaemin tidak memberitahunya lebih dulu supaya ia tidak berharap?
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Fiksi RemajaHubungan pertemanan antara Jaemin dan Jisung, tapi yakin hanya teman? • BxB • 18+ • Terdapat beberapa adegan dewasa • Harap pandai dalam memilih bacaan Start: 1 Januari 2023 End: -