Pagi harinya, Jisung kini tengah menatap tubuhnya yang terpantul dari kaca full body yang ada dikamarnya. Hanya mengenakan bathrobe putih. Tangannya terangkat, menurunkan bathrobe tersebut hingga siku, memperlihatkan lengan kanannya yang terdapat lebam ungu kehitaman.
Jisung menyentuh lebam tersebut, tidak sakit, namun ketika ia menekannya sedikit, itu terasa sakit. Ia menghela nafas pelan. Mengusap usap lebam tersebut dengan lembut. Terlalu fokus akan kegiatannya, Jisung sedikit tersentak saat sebuah tangan melingkari tubuhnya. Memeluknya dengan erat. Matanya bergulir keatas, menatap Jaemin dari pantulan cermin didepannya.
"Sakit ya?" Tanyanya serak, wajahnya yang masih mengantuk terlihat merasa bersalah.
Jisung tersenyum tipis, membenarkan kembali bathrobe yang ia kenakan lalu menggeleng.
"Ngga, asal ga diteken."
Eskpresi Jaemin sontak menjadi sendu, "Maaf..."
Jisung memutar bola matanya malas, "Lo udah ngomong itu puluhan kali Jaemin, gue bosen dengernya."
"Maaf karena ngomong maaf terus, tapi gue bener-bener minta maaf, gue semalem jahat banget..."
"Gue harus bilang berapa kali, udah gue maafin, Jaemin. Jadi stop ngomong maaf."
Jaemin cemberut, "Maaf."
"Sumpah Jaem, kalo lo ngomong maaf lagi, ga jadi gue maafin."
Jaemin langsung terdiam, tak berani bersuara. Jisung tersenyum, ia berbalik menghadap Jaemin. Tangannya terangkat, merapikan helaian rambut Jaemin yang berantakan.
"Mandi gih, biar gue yang buat sarapan."
Jaemin memajukan wajahnya, "Mau kiss dulu."
Jisung tanpa banyak kata langsung mengecup bibir Jaemin. Sedikit mengernyit ketika melihat Jaemin yang malah cemberut.
"Ga lama, berarti lo belum maafin gue."
"Astaga..." Jisung mengerang frustasi.
"Harus yang lama, sebagai bukti kalo lo emang udah bener-bener maafin gue."
Jisung menghela nafas panjang. Ia kembali mendekat untuk menempelkan bibirnya dengan bibir Jaemin. Cukup lama, dibumbui sedikit lumatan dan jilatan kecil yang Jisung berikan ke bibir tipis Jaemin.
"Udah?"
Jaemin tersenyum, mengangguk dengan penuh semangat membuat rasa dongkol yang beberapa saat lalu Jisung rasakan seketika hilang melihat senyuman itu.
"Sana mandi."
Jaemin mengangguk, mencuri satu ciuman ke pipi Jisung sebelum melangkah memasuki kamar mandi.
Jisung melangkah kearah lemarinya setelah melihat Jaemin menghilang kedalam kamar mandi. Ia mengambil pakaian santai untuk dikenakan. Kakinya kemudian melangkah keluar kamar, menuruni tangga menuju dapur rumahnya.
Hal yang pertama Jisung lakukan adalah membuka kulkas. Mengambil dua buah roti tawar lalu ia memasukkan ke mesin pemanggang roti.
Jika Jisung yang membuat sarapan memang hanya sebuah roti panggang dengan selai coklat. Ia tidak bisa memasak. Berbeda dengan Jaemin yang akan membuat berbagai makanan enak untuk sarapan mereka.
Sembari menunggu roti selesai dipanggang, Jisung beralih membuat dua gelas susu untuknya dan Jaemin. Ia membawa dua gelas susu tersebut ke meja makan lalu meletakkannya diatas meja kaca itu. Mengambil dua buah roti yang baru selesai terpanggang lalu mengoleskan selai coklat diatasnya.
Jisung menyatukan dua buah roti tersebut sebelum memotongnya menjadi dua dengan bentuk segitiga. Menyajikannya diatas piring lalu ia letakkan bersama susu yang ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHubungan pertemanan antara Jaemin dan Jisung, tapi yakin hanya teman? • BxB • 18+ • Terdapat beberapa adegan dewasa • Harap pandai dalam memilih bacaan Start: 1 Januari 2023 End: -