01. who are you?

1.4K 51 0
                                    

Plakk....

Suara tamparan menggema di sebuah ruangan yang hampa dan gelap. Satu-satunya penerangan hanya ada sebuah lampu usang berwarna kuning redup. Sejauh mata memandang hanya ada kegelapan dan kesunyian yang mencekik mata dan tenggorokan.

Tangan itu memerah, terasa panas dan ngilu setelah satu tamparan berhasil ia layangkan pada sosok lelaki berhoodie hitam didepannya.

Bukannya marah lelaki itu justru tersenyum dengan lembut, seolah yang dilakukan perempuan di depannya itu bukan apa-apa. Padahal jelas pipi bekas tamparannya memerah, karena ia mempunyai kulit putih bersih yang pucat.

Gadis itu memundurkan langkahnya, ketakutan mulai menjalar diseluruh tubuhnya. Ia begitu takut dengan sosok lelaki dihadapannya itu.

Wajah tampan tapi dingin dengan kulit berwana putih pucat, lalu pupil mata sehitam langit malam ditambah perawakannya yang tinggi, tatapan yang kosong namun tajam, tangan lebar dengan jemari yang panjang, rambut depan yang sedikit menutupi mata dan sikap ataupun ekspresi lelaki itu benar-benar tidak bisa ditebak. Apakah ia sedang senang Atau Marah Padanya? Karena ia telah menamparnya dengan begitu keras.

Bulir-bulir bening sudah terkumpul di bawah mata yang memiliki warna pupil biru lautan itu. Dengan rambut panjang hitam yang sebenarnya tidak terlalu kontras, tapi justru itu yang membuat dirinya unik dimata orang yang melihatnya.

Dengan keberanian yang ia kumpulkan ia mengucapkan beberapa kalimat walau nadanya bergetar. "Siapa kamu?! Kenapa membawaku kesini?" Air matanya jatuh karena sudah tidak tahan dengan ketakutan yang menjalar.

Lelaki itu hanya diam ditempat, menatap ke arah gadis didepannya dengan lekat sambil sesekali tersenyum aneh.

Karena perbedaan tinggi badan yang mencolok, lelaki itu mau tak mau harus sedikit menurunkan kepalanya agar bisa menatap gadis didepannya dengan benar.

"Kau ingin tahu siapa aku?" Ucap lelaki itu dengan senyuman tipis tapi dibaliknya ada ekspresi yang tak dapat di artikan, hal itu semakin membuat mata birunya bergetar dan ia mulai kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Pupil mata hitam segelap langit malam milik lelaki itu tenggelam dalam lautan biru. "Orang bilang cinta adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan, tapi manusia seperti ku tidak cocok dengan perasaan kasih sayang nan lembut seperti itu. Jadi, aku membuat definisi cintaku sendiri sesuai dengan yang aku inginkan."

Gadis itu terdiam berusaha mencerna perkataan yang dilontarkan lelaki dihadapannya. Ia merasa perkataan lelaki itu mengandung rasa ketidak percayadirian dan juga harapan tapi dibumbui oleh kata menyeramkan.

"Definisi cinta bagi setiap orang berbeda. Tidak selamanya cinta itu berbentuk kelembutan. Ada juga cinta yang diekspresikan dengan ketegasan. Yang dimaksud anugrah cinta itu adalah perasaan yang tulus bagi orang lain dimana dia rela melakukan hal apapun demi orang yang ia cintai." Ucap gadis itu sambil menggenggam erat pakaiannya untuk mengumpulkan keberanian.

Pupil lelaki itu membulat sempurna. Pikirannya langsung mengingat seseorang. Lalu tak lama kemudian ia tertawa sambil melihat kearah jendela kiri yang sudah usang.

Gadis itu merasa keheranan, apa dia mengatakan hal yang lucu tadi? hingga membuat lelaki yang menakutkan itu tertawa. Dia semakin memundurkan langkahnya menjaga jarak aman.

Suara tawanya menggema karena ruangan yang kecil ditambah malam yang sunyi, semakin membuat keadaan lebih mencekam.

"Ahh perkataan bodoh itu lagi, aku kira tidak akan mendengarnya kembali." Setelah puas tertawa dia pun berjalan kearah gadis itu.

Dengan ketakutan gadis itu memundurkan langkahnya hingga ia kehabisan langkah, karena sudah ada diujung ruangan. Jantungnya semakin berdebar cepat kala lelaki itu sudah semakin dekat dengannya.

"Ja.. Jangan bunuh aku tolong!" Ucap gadis itu ketakutan sambil menyilangkan kedua tangannya didepan kepala seperti ingin menahan pukulan. Lelaki itu pun langsung berhenti.

"Apa kau ingin lepas dariku? Bagaimana kalau kita memainkan sebuah permainan? Yang menang akan dikabulkan 1 permintaannya. Apa kau tertarik?" Setelah mendengar perkataannya, gadis itu perlahan menurunkan lengannya, lalu memberanikan diri menatap ke depan. Otaknya sedang memikirkan dengan keras tawaran yang diberikan, ini bisa jadi kesempatan untuk dia kabur. Tapi juga perangkap jika dia kalah.

"Apa permainannya?" Akhirnya gadis itu sedikit tertarik dengan penawarannya.

"Sepertinya kau tertarik. Permainnya adalah kejar-kejaran di hutan." Smirk lelaki itu.



Bersambung



A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang