25. be more careful

218 13 0
                                    

"Bos anda pasti akan menyukai hal ini" Seorang pria berjas membawa sebuah amplop besar berwarna coklat.

"Apa itu?" Matanya melirik kearah amplop yang dibawa anak buahnya.

"Silahkan lihat saja." Memberikan amplopnya.

"Jika kau membuatku kecewa aku akan menghukummu!" Ucapnya sambil membuka amplop coklat itu lalu mengeluarkan beberapa foto yang ada didalam sama.

"Bagaimana bos?" Smirk

"Hahaha kerja bagus! Akhirnya dia punya kelemahan ya?? Hahaha" Orang yang ia panggil bos itu tertawa lepas sambil melihat foto-foto di tangannya.

"Saya juga tidak menyangka saat mengambilnya, tapi tak salah lagi gadis yang bersamanya itu adalah kekasihnya."

"Ini berita yang bagus, jika kita tak bisa mengincar dirinya kita incar gadis itu untuk umpan!"

"Ide yang bagus bos!"

.
.
.

"El? Makan siang sudah siap." Ucap Alea dari bawah tangga.

"Ya" Jawab El dari lantai atas, lalu ia segera turun untuk menuju dapur.

Setelah membereskan area kompor, Alea lalu mencuci alat-alat masaknya di wastafel. Semua bahan makanan masih tersedia untuk beberapa hari ke depan. Baguslah.

El memasuki dapur lalu berjalan kearah wastafel. Alea tidak menyadari El sudah ada dibelakangnya sehingga ia mundur tanpa melihat ke belakang.

Dukk..

Alea terkejut karena ada seseorang dibelakangnya. Dia hampir saja menjatuhkan panci ditangannya tapi tangan El segera terulur kedepan lalu menangkap panci itu sebelum jatuh ke bawah kaki Alea.

Alea lebih terkejut lagi karena El seperti sedang memeluknya dari belakang. Ia bisa merasakan suhu tubuh El karena tubuhnya menempel dengan El.

"Lain kali lebih hati-hati. Panci ini cukup berat, bagaimana jika tadi jatuh dan menimpa kakimu?" Ucap El.

Alea melihat kearah tangan El yang berurat memegang panci itu lalu menyimpannya ke wastafel.

"Ma.. Maaf saya kaget tadi karena tiba-tiba ada kamu dibelakang." Ucap Alea malu.

El menarik napas panjang "Sudah selesai mencucinya?"

Alea hanya mengangguk pelan, karena dia memang sudah selesai mencuci dan tadi dia ingin menyimpan panci itu ke tempatnya.

El pun melihat ke arah celemek Alea lalu ia pun membukakan ikatan celemek Alea kemudian membuka celemek itu dari tubuh Alea. Alea sedikit terkejut dengan perlakuan El padanya, tapi ia hanya bisa diam.

"Duduklah, aku yang akan bereskan sisanya." Ucap El sambil menyimpan celemek Alea disamping wastafel.

Alea pun jalan kearah samping lalu duduk dikursinya sambil diam-diam memperhatikan El. Apa dia marah padaku? Tapi sikapnya sangat baik, dia juga membukakan celemekku. Lalu membereskan peralatan memasak ke tempatnya. Ahh aku belum terbiasa dengan sikap El, aku tidak tahu kapan dia akan bersikap buruk atau baik jadi aku selalu waspada.

Alea menuangkan air ke dalam gelas lalu meminumnya.

Sudah berapa hari ya aku disini? Apa sudah mau sebulan? Ahh aku rasa belum selama itu.

Setelah selesai mencuci tangannya El pun duduk di kursi depan Alea. Mata El terhenti saat melihat ada pasta disana.

"Ahh aku membuatkan kamu pasta, katanya kamu ingin memakannya kan? Aku baru sempat buat sekarang. Cobalah, semoga sesuai dengan seleramu." Ucap Alea.

El menatap Alea sebentar lalu ia mulai mengambil pasta itu ke piringnya.

Pasta itu sangat mengingatkan El akan masakan ibunya dulu karena penampilannya mirip. Tapi apa rasanya juga mirip? Begitu pikir El.

El pun memasukkan sesendok pasta ke mulutnya, matanya sedikit berbinar. Rasanya benar-benar mirip masakan ibu.

"Apa tidak enak?" Penasaran Alea karena El hanya diam saja setelah memakannya.

El pun menatap Alea, "Ini enak, darimana kamu belajar membuat pasta?"

"Syukurlah jika sesuai seleramu, hmm aku selalu membuatnya saat di panti." Alea senang saat El memuji makanannya.

"Katakanlah jika kamu ingin memakan masakan yang lainnya, aku akan coba membuatnya."

"Baiklah" El pun lalu langsung memakan pasta dengan lahap bahkan ia sampai nambah. Alea sangat senang melihat orang lain memakan masakannya dengan lahap. Rasanya ia semakin bersemangat untuk memasak.

Setelah selesai makan Alea menyimpan makanannya ke kulkas sementara El mencuci piring-piringnya.

El memperhatikan Alea, ia sedikit terkejut karena ada noda merah di rok putih Alea.

"Alea apa kau terluka?" Tanya El

"Ehh.. Tidak." Jawab Alea masih membereskan makanan di kulkas.

"Lalu noda merah apa itu? Itu terlihat seperti darah."

"Hah?!" Alea sangat terkejut ia lalu berpikir apa ini hari ia datang bulan??

"Ta.. Tanggal berapa sekarang?"

"Sekarang tanggal 4"

"Ohh gawat ternyata sudah awal bulan!" Gumam Alea. Lalu Alea buru-buru menutup pintu kulkas dan belari ke kamarnya.

Sementara El hanya terdiam heran menatap Alea yang buru-buru pergi. Dia pun segera menyelesaikan cuci piringnya lalu segera menyusul Alea.

Ahh kenapa aku sampai lupa tanggal sih? Dimana ya pembalutnya. Ahh ini kan bukan rumahku! Tidak ada pembalut disini! Bagaimana ini....




Bersambung





A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang