08. appetizing food

398 18 0
                                    

"Sniff sniff.." Hidung El bergerak merasa mencium bau masakan, lalu ia pun langsung terbangun dari tidurnya.

"Siapa yang memasak pagi-pagi begini?" Heran El sambil mengusap wajahnya.

Setelah nyawanya terkumpul semua, El baru ingat kalau dirumahnya ada Alea. "Apa gadis itu??!" El pun segera bangun kemudian jalan terburu-buru kearah dapur.

.

"Ahh ternyata aku masak kebanyakan ya? Aku sudah terbiasa masak banyak dirumah." Alea memperhatikan meja makan yang sudah tersaji beberapa masakan dan nasi.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau mau membakar rumahku?... " Saat belum memasuki dapur El sudah marah-marah, tapi saat ia masuk, ia langsung terdiam setelah melihat di atas meja makannya sudah tersaji beberapa masakan dan nasi yang menggugah selera.

Alea pun terkejut karena kedatangan El yang tiba-tiba. Alea sudah berusaha agar tidak berisik saat masak supaya El tidak terbangun. Tapi ternyata El bangun juga.

"A.. Aku tahu ini tidak masuk akal. Aku pikir kemarin kamu akan langsung membunuhku. Tapi ternyata kamu malah mengobatiku dan membawaku ke rumah mu. A..aku belum makan dari kemarin jadi aku memasak sesuatu untuk dimakan, k..kau tahu manusia butuh makan untuk terus hidup. Aku tidak mau menyerah semudah itu jadi aku coba untuk bertahan..." Alea malah bicara ngelantur didepan El. Setelah sadar yang dikatakan tadi itu adalah kebodohan dia pun menutup mulutnya sambil merutuki dirinya sendiri dalam hati.

Krikk krikk krikk

Tak ada satupun tanggapan yang keluar dari mulut El. Mereka saling diam untuk beberapa saat.

El pun tiba-tiba duduk di salah satu kursi lalu mengambil piring yang ada di meja tanpa sepatah katapun. Alea yang masih berdiri di depan meja merasa tercengang dengan sikap tenang El.

Alea pikir El akan memarahinya habis-habisan atau bahkan dia akan menyiksa Alea karena sudah tanpa izin memasak dirumahnya. Tapi justru malah sebaliknya.

El memasukkan suapan pertamanya ke dalam mulut. Pupilnya membesar, masakan yang Alea buat ternyata sangat enak dan mirip masakan ibunya.

"Kau ingat, yang menang akan dikabulkan 1 permintaannya?" Ucap El sambil menyuapkan kembali makanannya ke mulut lalu mengunyahnya.

Alea pun mengangguk dengan lemah. Tolong jangan minta hal yang aneh!!

"Aku ingin kau memasak untuk ku setiap hari tanpa terkecuali."

"A.. Apa?"

"Kau tidak mendengarnya?" Tatap El dingin.

"A.. Aku mendengarnya."

"Makanlah."

"I.. Iya, terimakasih." Kenapa aku yang malah berterima kasih??! Alea pun duduk di kursi depan El dengan ragu-ragu.

Jadi dia cuma ingin membuatku jadi pembantunya? Begitu? Apa ada orang yang diculik lalu dijadikan pembantu? Aku belum pernah mendengarnya. Kepala Alea penuh dengan tanda tanya namun ia hanya diam saja karena mencari aman.

***

"El.. Sayang ayo makan dulu. Ibu sudah memasakkan makanan yang enak." Lena memanggil anaknya dari dapur dengan lembut.

"Iya bu sebentar." El pun segera datang menghampiri ibunya.

"Ayo sini duduklah disini." Lena mengangkat El lalu mendudukannya di kursi.

El kecil menatap makanan yang ada di meja dengan sangat antusias.

"Masakan ibu terlihat enak semuanya. Aku akan makan dengan banyak." Mulai menyuapkan makanannya kemulut dengan lahap.

"Aduhh pelan-pelan saja sayang, makanannya tidak akan pergi kemanapun." Kekeh ibunya.

"Ini enak, aku boleh nambah lagi?"

Lena pun mengambilkan masakan yang El tunjuk. "Iya boleh, makanlah yang kenyang." Senyum Lena sambil memperhatikan El kecil yang makan dengan lahap.

***

Perasaan El jadi sedikit lebih tenang dari biasanya, karena masakan Alea mengingatkan kenangan manis tentang ibunya.



Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang