Malamnya Alea tidak bisa berhenti memikirkan apa maksud El. Apa maksudnya dia ingin membuatku mengandung gitu?? Aarrgghhh dia pikir mengandung semudah itu apa? Lalu kita kan hanya pasangan suami istri diatas kertas.
Tiba-tiba saja wajah Alea jadi merona. Meskipun begitu El adalah suami sahnya, dia berhak atas Alea sepenuhnya. Tapi aku takut dan belum siap!!
"Sudahlah tidak perlu pusing memikirkan itu. Lebih baik sekarang tidur." Alea pun menarik selimutnya lalu mulai memejamkan mata.
Sementara itu
"Apa yang dibutuhkannya?" El sedang mencari informasi di pencarian tentang apa saja hal yang diperlukan atau dilakukan wanita yang sedang datang bulan.
"Apa tidak ada cara menghentikan pendarahannya?" Matanya masih mencari dengan teliti di layar laptopnya.
Meskipun El sudah terbiasa melihat darah dan bahkan lautan darah sekalipun, entah kenapa dia sangat syok jika melihat darah Alea. Apalagi saat darah itu mengalir dari atas kaki Alea bayangannya itu tidak bisa hilang.
Saat melihat wajah pucat Alea sambil menahan sakit tadi pun Elard langsung teringat akan sosok ibunya sebelum ia meninggal. Jadi ia tidak ingin melihat pemandangan itu lagi apalagi setiap bulannya.
"Percuma tidak ada informasi untuk menghentikannya, karena itu otomatis datang setiap bulan bagi wanita yang sehat. Ughh tapi aku tidak mau melihat dia kesakitan seperti tadi lagi." El menyenderkan kepalanya di kursi sambil memijit kepalanya.
"Tapi mengandung anak pun pasti tidak akan semudah itu, apalagi saat proses persalinannya yang sampai harus mempertaruhkan nyawa. Ibu pernah bilang hal ini dulu. Makanya aku bilang pada ibu tidak mau memiliki adik lagi karena tidak mau ibu merasakan sakit yang lebih dari kematian itu." El pun melirik kearah pintu kamar Alea.
"Tidak terbayang aku memiliki anak dari Alea. Anak? Berarti artinya aku akan jadi seorang ayah? Hahaha mendengar kata itu sangat menggelikan karena Ayah adalah sosok yang paling aku benci seumur hidupku."
El tenggelam dalam pikirannya sendiri sampai ia ketiduran diatas kursi kerjanya.
...
"Ayah! Ayah! Ayah! ... "
"Wah anak kita sudah bisa memanggil ayah!" Alea tersenyum melihat kedekatan ayah dan anak itu.
"Dia tumbuh dengan cepat rupanya." Senyum Elard sambil menggendong anaknya.
"Dia sangat pintar seperti ayahnya." Senyum Alea.
"Dan cantik seperti ibunya." Cup Elard menciumi pipi putri kecilnya.
"Kyahaha ayah... Ayah.."
"Putriku.."
"Putriku..."
"Putriku... Ahh.. Mimpi ya?" El membuka mata.
"Haha kenapa aku sampai memimpikan punya anak gadis yang manis? Dan dia mirip sekali dengan Alea haha." El terbangun dari tidurnya sambil sedikit tertawa.
"Hah rupanya aku ketiduran dikursi, tapi kenapa mimpi itu sangat indah ya? Aku baru pertama kali mengalami mimpi seindah itu. Selama 20 tahun aku hanya dihantui oleh mimpi buruk tanpa ada satupun malam yang terlewat. Tapi tadi entah kenapa mimpi singkat itu terasa sangat indah." El tersenyum sambil membayangkan bagaimana jika mimpi itu jadi kenyataan, akankah seindah dimimpinya?
...
Besoknya
"El mau pergi?"
"Ya, ada yang harus aku beli. Kamu mau titip sesuatu?"
"Tidak"
"Kirim pesan saja jika butuh sesuatu. Aku berangkat."
"Ya hati-hati." Saat ingin pergi El langsung menghentikan langkahnya lalu berjalan kearah Alea.
"Apakah hari ini masih banyak keluar?"
"Ohh ahh tidak sebanyak kemarin kok."
"Istirahatlah di kamar jangan melakukan hal yang berat. Aku akan segera kembali."
"Iya, baiklah."
El pun pergi dari rumah meninggalkan Alea sendirian.
"Apa aku kunci saja pintunya ya? Hmm ya kunci saja deh." Alea pun mengunci pintu lalu kembali ke kamarnya sambil membawa camilan dan minuman.
"El masih berlebihan seperti kemarin, padahal wanita yang datang bulan sudah biasa bekerja berat sekalipun. Hufftt aku gak tau harus menjelaskannya bagaimana lagi."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVE
Mystery / ThrillerElard adalah seorang lelaki yang benci dengan cinta, hingga akhirnya dia bertemu Aleasha seorang gadis yang penuh dengan cinta. Akankah pandangan El tentang cinta berubah?