09. conversation to lighten the atmosphere

390 16 3
                                    

Alea pun memakan makanan yang ada dipiringnya dengan lahap. Entah karena lapar atau aku ingin mengisi energi supaya tidak mati kelaparan. Aku juga merasa aneh bisa makan selahap ini di depan orang yang menculikku.

El memperhatikan Alea lalu sedikit terkekeh.

"A.. Ada apa?" Tanya Alea.

"Makanlah dengan pelan, makanan ini tidak akan pergi kemanapun." Kekeh El.

"Ehehehe" Alea hanya tertawa garing menanggapinya. Kenapa aku malah tertawa disaat seperti ini? Bodoh!

Alea baru sadar, saat itu El sedikit lebih bersahabat dibandingkan kemarin. Apa dia luluh karena masakan Alea? Tapi Alea tidak menyimpulkan itu karena ia rasa tidak mungkin. Alea justru berpikir hewan yang akan dikorbankan akan diberi makan yang banyak dulu. Ia lalu bergidig membayangkannya. Semoga saja itu hanya pikiran negatifnya semata.

Karena kesunyian yang tak kunjung sirna hanya ada suara sendok dan garpu yang saling beradu dan kunyahan makanan, Alea merasa mulai canggung. Lalu ia pun memberanikan diri untuk bicara, sekedar basa-basi supaya suasananya mencair.

"Namaku Aleasha, siapa namamu?"El pun melihat kearah Alea dengan tatapan datar.

"Ahh emm jika tidak mau menjawabnya tidak papa ti..." Belum selesai Alea bicara, El langsung memotongnya.

"Elard"

"Ahh Elard ya, aku harus memanggilmu apa?"

"El"

"Ohh El, panggil saja aku Alea."

Alea jadi terkesan mengakrabkan diri dengan penculiknya. Bukan tanpa alasan. Alea ingin mengenal El lebih jauh, kenapa dia bisa melakukan hal semacam ini? Pasti ada alasannya kan? Alea berpikir El tidak mungkin melakukan hal ini tanpa alasan, jadi dia berusaha mengakrabkan diri supaya dia tidak dibunuh juga.

"A.. Apa makanannya sesuai seleramu?"

"Tidak buruk"

"Ahh ber.. Berarti masih masuk ya. Syukurlah."

Arrghh berhentilah gugup, aku jadi makin terkesan takut padanya kan!

"Emm kamu tinggal sendiri disini?"

"Ya"

"Pasti sepi ya"

El langsung menatap Alea dingin.

"Ma.. Maksudku aku juga tinggal sendirian di rumah. Rasanya sepi karena tidak ada orang yang bisa diajak bicara." Aku jangan sampai salah bicara, bisa saja nanti dia tersinggung lalu membunuhku. Ahh jangan sampai...

"Apa kamu yang mengobati dan mengganti pakaian ku?"

"Siapa lagi?"

"A.. Ahh terimakasih. Bajunya longgar ta..tapi masih nyaman dipakai kok." Saat itu Alea memakai kemeja lengan panjang yang oversize sampai atas lutut. Karena semua pakaian Alea kotor jadi El menggantinya.

"Kau tidak marah?" Tatap El

"Marah kenapa?" Bingung Alea

Sudut bibir El terangkat sedikit sambil melihat wajah dan baju Alea bergantian.

Alea baru paham apa yang dimaksud oleh El. Lalu ia pun langsung menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.

"Sa.. Saat itu aku tidak sadarkan. Dan kamu tidak mungkin membiarkan aku tidur di tempat tidur milikmu dengan baju kotor. Ja.. Jadi aku bisa memakluminya." Ucap Alea malu.

El pun terkekeh.

"Ka.. Kamu tidak menyentuh aku kan?"

"Tentu saja aku menyentuhmu." Smirk El.

"E.. Ehh.. Dasar! semua cowok sama saja!"

"Apa maksudnya? Tentu saja aku harus menyentuhmu untuk mengganti pakaiannya. Memangnya baju bisa terpakai sendiri?"

"E.. Ehh.. Bukan apa-apa." Aku sudah kelepasan dan seenaknya menyimpulkan. Untung saja dia tidak marah. Lagipula awalnya aku memberikan pertanyaan yang tidak spesifik, sudah tahu dia selalu menjawab singkat. Hahh dasar bodoh!

"Aku sudah selesai. Habiskan saja makannya." El pun bangun dari duduknya setelah menenggak habis air di gelasnya. lalu ia pergi mencuci piring dan gelas bekas makannya di wastafel. Setelah itu keluar dari dapur.

Sementara Alea hanya memperhatikan El, ia sedikit terkejut karena El langsung mencuci bekas makannya.

"Hari ini dia terlihat normal seperti orang biasa bahkan lebih normal. Apa sebenarnya El adalah orang yang baik ya? Aku jadi penasaran siapa El sebenarnya." Gumam Alea.

"Setelah makan aku akan mencari informasi tentang El dirumah ini. Siapa tahu aku bisa menemukan petunjuk disini." Alea pun beralih melihat makanan di meja.

"Apa dia tidak berpikir? Mana mungkin aku menghabiskan makanan sebanyak ini?? Aku akan menyimpannya di kulkas lalu menghangatkannya jika lapar." Alea pun menyimpan makanan yang tersisa di kulkas. Setelah itu ia mencuci alat makannya lalu mulai mengerjakan tugasnya. Yaitu mencari tahu siapa Elard sebenarnya.

Bersambung


A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang