Bab-27

4.7K 425 32
                                    

Seperti biasa pencet vote terlebih dahulu sebelum membaca.
Tandai typo!
______________________________

Happy Reading

*
*

Motor Niko berhenti di sebuah rumah mewah, ia langsung melepas helm nya kemudian berlari tergesa-gesa untuk memasuki rumah tersebut.

Tanpa basa-basi Niko langsung menyerobot masuk ketika mengetahui bahwa pintu rumah tersebut tidak dikunci.

"Tuan muda," suara seseorang memanggil dirinya pun membuat Niko menghentikan langkahnya, ia menatap seorang wanita paruh baya yang menghampirinya itu.

"Gimana keadaan Karren Bi, sekarang dia ada dimana?" Niko bertanya menuntut pada wanita paruh baya itu.

"Maksud tuan muda apa? Nona Karren baik-baik saja" Wanita paruh baya yang menjabat sebagai asisten rumah tangga itupun jelas bingung mendengar pertanyaan dari Niko yang notabenenya adalah teman dekat dari sang nona nya yaitu Karren.

"Dia berdarah Bi! Tadi Karren nelfon aku, katanya dia terluka berdarah." kata Niko dengan sedikit menaikkan nada bicaranya, ia sangat kesal mengapa bisa-bisanya tidak ada yang mengetahui perihal luka yang di dapatkan Karren, padahal jelas-jelas perempuan tadi meringis seraya berkata bahwa dirinya terluka.

"Mu-mungkin yang di maksud tuan muda itu perihal tangan non Karren yang gak sengaja terkena pisau akibat memotong sayuran, karena non Karren tadi membantu bibi masak. Tapi luka non Karren termasuk kecil, bibi juga sudah mengobatinya" Bibi itu berujar panjang, menjelaskan apa yang terjadi.

Niko yang mendengar itu terdiam, lantas ia melangkahkan kakinya lebar ke tempat dimana kamar Karren berada.

Brakk

Pintu kamar tersebut dibukanya dengan kasar, yang langsung memperlihatkan Karren sedang duduk di ranjangnya seraya menatap terkejut kehadirannya.

"Niko" ujarnya seraya mendekat ke arah Niko yang masih di ambang pintu.

"Lo baik-baik saja?" tanyanya menatap datar perempuan di depannya ini.

"Gak, ini sakit!" balas Karren memperlihatkan luka di telunjuknya yang sudah terpasang hansaplast.

Niko yang mendengar itu langsung menutup wajahnya, mencoba untuk menetralisir rasa emosi yang saat ini ingin meluap.

"Keparat!" umpatnya setelah membuka matanya dan menatap tajam Karren yang masih berdiri di depannya.

Umpatan tersebut membuat Karren tersentak kaget, walaupun lirih tapi ia dengan jelas masih bisa mendengarnya, dan apa barusan? Niko mengumpatinya.

"Lo---,"

"Jangan bertindak selayaknya lo anak kecil bisa! Dapet luka sekecil itu aja lo nelfon gue seakan-akan kena luka besar," Niko memotong ucapan Karren.

"Gue nggak bermaksud--,"

"Gue khawatir bangsat, gue kesini buru-buru lantaran khawatir sama keadaan lo, dan orang tua lo juga selama pergi udah nitipin lo sama gue, tapi kenapa lo seakan-akan mempermainkan gue," ucap Niko panjang, dirinya sungguh benar-benar emosi pada Karren, bagaimana tidak emosi jika Karren saat di telfon mengatakan bahwa dirinya berdarah dan menangis sesenggukan, tapi nyatanya gadis itu baik-baik saja. Terluka juga hanya karena terkena pisau saja.

"Maaf!" Karren bergetar mendengar ucapan yang terlontar dari mulut laki-laki itu, apalagi kata bangsat yang tersemat di perkataannya yang membuktikan bahwa laki-laki itu memang mengumpatinya, sungguh Niko baru pertama kali ini berbicara seperti itu.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang