"setelah apa yang lo lakuin selama ini ke christy dan sekarang lo malah ngakuin dia sebagai adik lo? Uwah sebuah penghargaan kecil" Ucap olla dengan nada mengejek.
"bukannya lo selalu bilang, Lo gamau akuin dia sebagai saudari sendiri? Apa bener nona yessica" lanjutnya
Helahan nafas keluar dari mulut gadis dengan rambut pirangnya dan gummy smile yang selalu menghiasi wajah cantiknya itu.
"ucapan olla emang nyelekit, tapi ada benernya juga eh nggak, nggak bener"
Dia menggeleng pelan dengan mata terpejam.Setelah berkata seperti itu dia kembali memikirkan ucapan sahabatnya beberapa hari yang lalu. Ntah sejak kapan perasaan salah mulai muncul secara bersamaan walaupun dirinya mengatakan benci bahkan mencacinya.
"chika ayo berpikir keras, lo ga mungkin salah selama ini?"
Iya itu chika yang sedang berada sendirian di balkon kamar miliknya. Sudah dua jam duduk bersantai dengan pikiran yang bisa di bilang kacau, bimbang.
"pikiran gua gamungkin salah pasti bener.
Tapi gua ga salah kan?" Monolognya sendiri dengan ragu.Tidak tau sudah berapa kali bermonolog seperti itu. Dia selalu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah pikirannya kali ini bener atau malah sebaliknya.
Pikir chika, kenapa dia harus memikirkan sesuatu hal yang menurutnya tidak penting padahal sebelumnya dia tidak sepeduli ini mengenai prilakunya kepada christy.
Apakah ucapan olla benar? Ntah kenapa perkataan kemarin terngiang-ngiang di pikirannya. Rasanya sakit mengingat kalimat olla, tapi itu benar adanya dan dia tidak menyalahkan sahabatnya.
"ah anjir lah, gua kenapa jadi mikirin kata olla ya? Ck terserah deh bodo amat"
Sejujurnya dalam lubuk hati chika, dia merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukannya kepada adiknya itu.
Tapi sejauh mungkin ia menepis rasa bersalah itu lalu berpikir bahwa dia tidak melakukan hal yang merugikan dan apa yang telah ia lakukan selama ini kepada christy adalah hal normal.
normal ya chik nyiksa adik sendri.
Sepengaruh itu perkataan olla kemarin sehingga membuat chika merasa bingung pada dirinya sendiri.
__________
Pagi harinya:
"kamu bawa mobil chik?" tanya sean
Chika yang tengah memasang sepatunya itupun menoleh ke arah ayahnya lalu tersenyum "iya, aku bawa. Gapapa kan yah?" tanyanya sedangkan Sean mengangguk "tentu, lakukan apa yang kamu mau. Asalkan ga merugikan diri kamu dan orang lain"
"ouh kalo aku nabrak orang?" tanya chika dengan bodohnya membuat sean menatapnya dengan tajam "heheh canda ayah. Jangan sensian nanti jantungan"
Shit chika salah bicara, bisa-bisa uang jajannya berkurang buat satu bulan.
"kamu-" saat sean berbicara sudah ada suara sisks yang memanggil dirinya.
"aduh maaf ayah sayang tapi aku di panggil mama" cengengesannya dengan berjalan pelan di samping ayahnya itu sambil melambaikan tangan untuk mengejek.
"awas kamu ya" teriak sean
Setelah sampai di dapur sudah ada siska yang tampak menunggu chika dari tadi.
"apa ma?"Siska menepuk kursi yang memang berada disampingnya. Chika paham maksud dari mamanya ini yang mengisyaratkan dirinya untuk duduk "apa?" tanya chika sekali lagi tapi hanya di balas senyuman oleh siska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ch2
عاطفيةmenceritakan seorang christy yang harus setiap hari menahan siksa dari ayahnya, dan cinta tumbuh seiringnga waktu namun.. Sean sebagai ayah selalu saja tidak adil dalam memperlakukan ketiga anaknya (Chika,Zee,Christy) lebih tepat dia membenci anak b...