Malam sunyi seringkali menjadi momen indah bagi setiap penikmatnya dan seakan-akan menjadi salah satu tempat untuk menyuarakan perasaan di dalam hati. Setelah tubuh lelah dengan hiruk pikuk dunia di siang hari.
Di malam sunyi inilah terdapat seorang gadis remaja tengah duduk bersantai dengan kursi yang menghadap ke arah danau.
Wajahnya yang cantik dengan rambut panjang hitam terurai membuat, dirinya memiliki pesona tersendiri. Namun di sayangkan netra coklat miliknya sama sekali tidak menyorotkan kebahagiaan melainkan luka.
Sesekali ia melempar batu kerikil ke arah danau, dia sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata apapun dan memilih diam. Terkadang banyak orang mengatakan jika 'diam adalah jeritan yang paling kuat'.
Helahan nafas berat mengartikan dirinya sedang lelah dengan dunianya.
"aku ngerasa sedih.. tapi, aku gatau alasannya" terdengar kalimat lembut dan pelan seperti orang berbisik. Itulah suara yang berhasil keluar dari mulut gadis remaja tersebut yang sedari tadi hanya diam menatap danau.
Setelah mengucapkan beberapa kata tersebut, dia memejamkan matanya dan menerima hembusan angin yang menerpa wajahnya bahkan tubuhnya pun terasa dingin walaupun berbalut jaket kulit tapi tetap saja hawa sejuk malam menembus masuk ke dalam dirinya.
Namun belum lama memejamkan mata ada suara seseorang yang membuatnya terkejut.
"CHRISTY!!"
Iya.. itu Christy
Orang yang memanggil nama christy tengah berdiri dengan wajah kesalnya dan tidak lupa tangannya yang melipat di dada
"si anying ternyata di sini! Gua capek keliling komplek perumahan eh ternyata ketemu di danau"Christy lantas menoleh ke arah suara yang tidak asing di telinganya. Benar saja, orang yang berada di hadapannya ini adalah chika.
"kenapa kak?" Pertanyaan ini lagi dan lagi membuat chika kembali kesal dengan perasaan dongkol. "seriusan lo nanya?!"
Dengan cepat christy melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
22.00
Matanya membulat sempurna setelah melihat jarum jam yang menunjuk ke arah angka 10 yang berarti dirinya sudah telat untuk pulang ke mension.
Christy benar-benar tidak ingat, padahal setelah pulang dari menjenguk mamanya dia harusnya, langsung pulang ke mension tapi justru ia malah memilih singgah sejenak di danau untuk menenangkan diri.
Dia menatap ke arah chika yang juga sama menatapnya. "kak-" hanya satu kata yang Christy keluarkan tapi membuat seorang chika paham.
"resiko lo, udahlah mendingan kita pulang sekarang." Ajak chika.
Sebenarnya christy takut untuk pulang karena dia sudah pasti mendapatkan amukan dari ayahnya tapi, mau tidak mau dia harus menghadapi amarah sang ayah.
Selama perjalanan pulang, di dalam mobil christy tidak berhenti berdoa dalam hati. Keringat membasahi pelipis dahinya bahkan kedua tangannya mendadak tremor.
"lo sakit?" tanya chika yang masih fokus pada jalan.
"ng-nggak kok"
__
Plak
Plak
Dua tamparan mendarat di pipi mulus christy dari sean. Apa yang di takuti akhirnya terjadi, christy harus melihat amarah dari sang ayah.
Bug
Bug
Sean membabi-buta memukul anak bungsunya menggunakan balok kayu sedang. Suara rintihan christy tidak sama sekali membuatnya untuk berhenti menyiksa melainkan semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ch2
Romancemenceritakan seorang christy yang harus setiap hari menahan siksa dari ayahnya, dan cinta tumbuh seiringnga waktu namun.. Sean sebagai ayah selalu saja tidak adil dalam memperlakukan ketiga anaknya (Chika,Zee,Christy) lebih tepat dia membenci anak b...