An

800 86 2
                                    


Hubungan chika dan christy semakin lengket layaknya prangko, chika yang posesif ditambah sikap christy yang begitu manja melebihi anak berusia lima tahun.

Sikap dan sifat chika kembali seperti beberapa tahun yang lalu. Memperlakukan christy selayak adiknya sama seperti zee, apa yang di impikan akhirnya tercapai.

Jangan tanya keadaan christy saat ini, senang? Sudah jelas.

"mama seneng deh kalian akur lagi!" Ucap siska menatap kedua anaknya dengan senyuman yang tidak luntur. Dia senang melihat pemandangan ini, akhirnya chika bisa mengalahkan ego yang sudah dipertahankan beberapa tahun belakangan tersebut.

Chika tersenyum mendengar ucapan mamanya, sedangkan christy lebih memilih rebahan dengan berbantalan menggunakan paha kakaknya.

Mereka begitu tampak akur padahal sebelumnya, bukankah chika sempat membenci orang yang tengah bermanja dengan dirinya.

"aku di lupain nih ceritanya" cibir zee yang baru masuk dari arah pintu ruang tamu, dia berjalan gontai dengan muka masam dan baju yang tidak beraturan, kemeja kusut ditambah jaket kulit sudah tampak koyak alias sobek.

Semua mata mereka menuju ke arah zee dengan tatapan heran terutama siska melotot melihat tingkah anaknya.
"fiony mana dek? Katanya kamu mau bawa kerumah" tanya siska kepada zee. Matanya seperti mencari sesuatu tapi, tidak ketemu.

zee mendengus kesal lalu duduk di lantai. "dimana mana harusnya mama itu nanyain anaknya dulu! Bukan orang lain!" Chika terkekeh mendengar nada bicara zee terkesan seperti orang merajuk.

"kamu darimana sih zoy, kok lusuh banget!" heran christy melihat pakaian zee yang begitu berantakan.

"cuman toya doang nih yang nanyain aku? Mama sama kak chika udah gak peduli ya? Jahat banget!"

Baru saja chika ingin menjawab sudah ada suara seorang gadis dengan penampilan rapih dan tidak lupa kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya.
"siang tante, kak chika"

"eh fiony, siang juga. Sini duduk. Maaf ya kalo jalannya kehalang, maklum paus lagi terdampar nih."

Mendengar ucapan mamanya, zee yang awalnya memang rebahan dalam posisi terlentang itupun langsung mendadak duduk.
"mama! kok jadi ngatain aku sih!"

"gak salah kok zoy" balas christy tidak lupa dengan wajah polosnya, chika berusaha menahan tawanya.

Zee kesal, semua orang sama saja membuatnya badmood hari ini.
"kalian semua sama aja, aku ngambek! Mendingan aku ke kamar!" Dia bangun dan berjalan ke arah tangga tapi, zee malah menghentikan langkahnya.

"loh kok berhenti? Katanya mau ke kamar?" bingung siska

"kok kalian gak nahan aku sih?!"

"oh jadi ceritanya mau di tahan nih ye?" chika sengaja menggoda adiknya agar zee tambah kesal kepadanya.

Zee berjalan dan duduk di samping fiony lalu memeluknya, merengek bak anak kecil. "tuh kan cepio liat sendiri! Mereka udah gak sayang sama aku!"

"dih gak pantes kamu begitu zee" hardik sang kakak tanpa beban.

"iya bener kata kak chika zoy. Kamu aja pakaiannya udah keren kayak gitu masa ngerengek sih!" timpal christy sebenernya mengejek tapi, justru zee malah salah tanggap dan berujung tampil percaya diri.

Zee tersenyum lalu beralih duduk disamping christy dan memeluknya.
"baru kali ini aku di bilang keren!"

"ih keren dari mananya? Gembel iya! Jaket aja sampe robek begitu" sahut chika dengan santainya.

"huaa mama, kak chika!!" Mata Zee berair, dia beralih memeluk sang mama.

Siska mengusap punggung anak tengahnya ini untuk lebih tenang.
"udah gausah nangis! Malu sama fiony! Lagian apa yang di bilang kakak kamu bener kok" Zee mencabik kesal, bukannya membela. Mamanya malah ikut-ikutan mengatainya. (Sebel aku tuh) Seperti itulah isi hati zizoy.

Kehidupan Ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang