Ah

1.1K 99 5
                                    

Seorang gadis dengan netra bulat nan indah namun tidak memancarkan bahagia, cekungan matanya terlihat sayu yang menandakan dirinya sedang dalam keadaan sedih.

Dia adalah chika.

Chika sedang melamun menatap ruangan yang berada di depannya.
Semua dinding ruangan mendominasi dengan warna cat putih.

Ruangan operasi.

Disini lah chika sedang menunggu mamanya menjalankan operasi akibat kecelakaan tadi pagi yang sempat di kabarkan oleh zee pada saat selepas pulang sekolah.

Dia tidak sendirian melainkan di temani oleh adiknya yaitu zee dan juga christy namun mereka berdua pergi sebentar mencari makan malam di kantin atas suruhan chika.

Sean? Sean selaku kepala keluarga sekaligus sebagai suami dari siska, dia menemani sang istri menjalankan operasi tersebut.

Chika sudah berapa kali menghela nafasnya dengan berat, dia tersenyum masam, tanganya mengepal dengan kuat.
"ternyata bener ya, orang yang hidup jauh dari Tuhan. Hari-harinya bakalan berantakan."

"contohnya kayak gua" lanjutnya

Pintu ruangan yang chika tunggu akhirnya terbuka, keluar lah satu persatu para asdok.

Hingga yang terakhir sean keluar bersama salah satu dokter dengan menggunakan baju scrup atau jas operasi.

"sebentar lagi istri anda akan dipindahkan ke ruangan vip sesuai permintaan anda."

"maaf dok, tapi perkiraan istri saya akan siuaman kapan ya? Apakah bakalan lama?"

"tidak lama, tenang saja. Sesuai prosedur operasi tadi yang berjalan lancar kemungkinan besar istri akan sadar dalam kurun waktu satu hari setelah operasi. Kalo begitu saya permisi" jelas dokter tersebut namun sebelum pamit pergi dia menepuk pelan bahu sean untuk menyalurkan kata 'semangat'.

Chika menatap ayahnya dengan tatapan yang sulit di artikan, tidak ingin mengucapkan sepatah kata apapun bahkan sekedar bertanya.

"kamu udah makan kak?" tanya sean yang hanya di balas gelengan dari chika.

"ayah beliin kamu makan ya? Tapi ayah ganti ganti pakaian dulu"

Lagi dan lagi chika hanya memberikan gelengan pelan "gausah, aku udah nitip makanan sama zee"

Sean hanya mengangguk paham lalu terdiam sejenak, merasa ada yang kurang.
"christy mana? Mamanya sakit bukanya datang malah gak ada. Dasar anak kurang ajar" umpat sean

Chika mengerutkan alisnya "siapa bilang dia gak ada? Dia lagi di kantin sama zee"

Sean hanya dian tidak menanggapi ucapan anak sulungnya lalu pergi begitu saja.

Saat sedang melamun chika dikejutkan oleh suara zee yang memanggilnya.
"kak Chika, nih makan dulu"

Chika hanya menatap roti yang di sodorkan oleh adiknya. Merasa hanya dilihat zee bingung "kak? Ambil rotinya" dia mengayunkan tangan yang berisi roti didepan wajah chika.

"kenapa gak mau? Tadi kan kak chika mesan roti sama aku" bingungg zee saat dia mendapatkan gelengan dari chika.

"aku maunya di suapin zee" ucap chika dengan pelan sambil memeluk dan menyembunyikan wajahnya di balik perut zee yang masih dalam keadaan berdiri.

Tidak tau kenapa, tumben sekali chika dalam mode manja kepada adiknya.
Zee tidak menolak, dia tersenyum melihat tingkah kakak sulungnya ini.

Sifat ini sudah lama tidak ia rasakan dan apakah ini sebuah keajaiban bisa melihat sifat anak kecil pada diri chika?
Dia tidak bisa menolak, ini adalah hal yang selalu zee tunggu. Dia tidak suka chika yang bersifat arogan.

Kehidupan Ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang