Ak

776 93 3
                                    

Chika pov:

Pasti banyak yang bilang aku merupakan seseorang anak cuek, jutek terutama kepada christy.

Sebenernya aku tidak pernah membenci adik bungsu ku, dari kecil kami sangat dekat layaknya kakak adik pada umumnya.

Tapi di saat umurku yang semakin menginjak tahap dewasa, orang lain pasti melihat aku hanyalah seorang kakak yang buruk di dunia buat christy. Aku tidak akan pernah mengelak tentang hal itu, karena benar adanya.

Terkadang aku dibuat bingung dengan hati dan pikiranku yang seolah tidak bisa di ajak kerja sama atau bisa dibilang bertolak belakang satu sama lain.

Tahun berjalan seiring waktu yang perlahan tapi pasti. Masalah yang terus berdatangan tapi tidak separah ketika pihak sekolah dasar memanggil ayah karena ulah christy.

Dan awal mula itulah hubungan kami mulai merenggang. Bahkan keegoisan beberapa tahun yang lalu aku masih memperkukuhnya walaupun banyak yang mengatakan itu tidak benar tapi ini adalah aku.

Chika pov end.

Flashback on.

"kenapa?" Tanya siska yang melihat wajah sean sudah merah padam.

Helahan nafas kasar keluar dari mulut tersebut "aku gak habis pikir sama prilaku anak itu! Bisa-bisanya mata salah satu teman kelasnya dicolok mengunakan pensil!"

"siapa?"

"anak nakal itulah, si christy!"

"bisa gak sih gausah bilang nakal?! Ucapan itu doa loh! Kamu mau anak kamu beneran nakal hah?"

"tapi sekarang buktinya emang udah nakal!"

"yah namanya juga anak kecil!"

"kenapa kamu jadi belain itu anak hah? Heran banget sama kamu sis. Aku aja ga sudi anggap dia anak beneran!"

"jaga bicara kamu! Christy tetap anak kita!"

"dia cuman anak yang di angkat oleh kita! Gak lebih!"

"tetep aja! Kamu itu berlebihan tau gak sih? Aku beneran gak kuat ngehadapin sikap ego kamu sean!"

"kalo kamu gasuka— aku bakalan pergi dari rumah ini! Ini kan yang kamu mau?"

Chika yang memang berada tidak jauh dari kamar orang tuannya, tidak sengaja mendengarkan pembicaraan tersebut.

"jadi selama ini christy anak angkat?"

Baru saja bergumam seperti itu suara gerbakan keras dari pintu kamar orang tuanya terdengar begitu nyaring di telinganya.

"ayah.. ayah mau kemana?" Tanya chika dengan pelan saat melihat sean mengambil kunci mobil dengan kasar.

"ayah pergi dulu ya? Jaga mama dan zee oke?"

"pergi kemana? Terus ayah sebentar doang kan?" Tanyanya yang hanya di balas gelengan dan senyuman kecil sean.

Dan pada saat itu chika mulai membenci christy yang di anggapnya pembawa hancur keluarga. Chika menyimpulkan bahwa karena christy lah yang membuat kedua orang tuanya bertengkar.

Membenci bukan tanpa alasan karena pasalnya sean atau sang ayah menghilang tidak ada kabar selama 6 bulan lamanya setelah pertengkaran waktu itu.
Hal itu lah awal mula dirinya membenci christy.

Flashback off.









"kak chika baik ya, buktinya aku bisa tidur bareng lagi sama dia. Udah hampir 6 tahun lebih aku gak tidur di kamar ini. Terakhir kali aku tidur bareng kak chika waktu aku duduk di kelas 5 sd!"

"tapi rasanya beda! Mungkin karena-"

"udah sembuh lo?" Terdengar suara chika dengan nada cueknya yang baru saja masuk sambil membawa buku.

Christy melonjak terkejut ketika kakaknya yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu kamar terlebih dahulu.
(Ngapain pake ketuk kan itu kamar dia sendiri chris)

"kak chika ngagetin deh! Minimal ketuk dulu dong!"

Chika meletakkan bukunya dan duduk di sampingnya, alisnya menaik dengan tatapan sinis. "ini kamar gua!" Singkat, padat dan sudah jelas membuat christy merutuki ucapannya yang membuat dirinya malu sendiri.

"hehe iya juga ya"

Jangan tanya kenapa christy masih di dalam kamar chika. Soalnya emosi sean masih belum reda jadi, si chika takut buat suruh christy keluar dari kamarnya.

Kan gak lucu kalo christy jadi bahan bulan-bulanan ayahnya yang ada bonyok tuh muka.

Mendadak ruangan yang bisa di bilang lumayan besar itu menjadi senyap.
Chika yang fokus kepada bukunya sebaliknya christy tengah menghitung jarum jam yang berada di sudut kamar chika.

"zee kok gak nongol dari tadi kak?"

"keluar sama fiony"

Jawaban singkat dari chika membuat christy bingung, dia ingin mengobrol lebih lama tapi tidak tau cara memulainya.

Dia memainkan jarinya sembari menggigit bibirnya dengan kuat.

"kak"

"hm"

"kita udah lama ya nggak gini? Bahkan rasanya buat sedekat ini sama kak chika seperti mimpi aku setiap hari.. walaupun kak chika gak sering ngobrol ke aku tapi, dengan begini aja aku lebih dari cukup.
Sikap kakak emang berubah drastis tapi sifat perhatian kak chika gapernah berubah sedikitpun yah walaupun caranya berbeda."

"aku jadi kangen kak chika yang dulu.."

Chika terdiam, bibirnya keluh untuk mengeluarkan sepatah kata apapun. Bingung? Sudah jelas! Dia tidak suka situasi ini apalagi christy membahas yang berbau masa lalu.

Hatinya sedikit menghangat membayangkan masa kecilnya bersama christy. Memang seindah itu momen dahulu yang masih berputar dikepala chika seakan menjadi memori singkat tapi, membawa kesan indah.

"sini deh dek, kakak punya sesuatu tau!"

"apa? Palingan juga belalang ih gamau ah aku lebih suka ikan!"

"cie cenayang yah? Ya jelas bukan lah! Bukan belalang! Kakak tadi beli gelang dan bisa request huruf"

"terus? aku harus apa?"

"ck nih ambil"

"hah? Buat aku? Lucu banget!!"

"ambil! Kakak beliin kamu sama zee! Tapi yang punya kamu paling spesial karena warna-warni terus ada bentuk ikannya!"

"beneran nih kak? Punya christy yang paling spesial??"

"iyaa!"

"hehe makasih ya kak chika, aku makin sayang deh!"

"apasih yang nggak buat kalian terutama kamu! Tapi, bagus gak? Terus itu gelanganya pas gak di tangan kamu?"

"pas banget malahan, terus bentuk hurufnya lucu!! Tapi yang bener manarik perhatian aku itu, bentuk ikannya!!"











Vote!
Vote!
Vote!

Kehidupan Ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang