1 Mati Lampu

1.3K 146 13
                                    

Skye menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri saat mendengar jawaban Riley

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Skye menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri saat mendengar jawaban Riley. "Padahal kamu memiliki banyak penggemar, pria manapun pasti mau menjadikanmu ratu. Tapi kenapa kamu memilih mengejar Professor Archer yang membosankan itu? Dia bahkan tidak menanggapimu sama sekali! Ya aku tahu dia tampan, sixpack, menawan, tapi kamu tidak pantas mengejar pria seperti itu," kata Skye, nada kecewa dan khawatir terdengar jelas dalam suaranya.

Riley menatap Skye dengan mata berbinar, tampak sangat percaya diri. "Archer itu berbeda! Memiliki hubungan dengan pria sebaya dengan kita itu sudah biasa. Tapi dengan pria matang seperti Archer, membuatku sangat tertantang! Lagipula berbeda 10 tahun bukan masalah besar kan? Aku 22 tahun, dia 32 tahun! Umur hanyalah angka!"

Skye menggelengkan kepala, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kekecewaannya. "Iya tapi dia saja tidak menanggapimu, bahkan melihatmu! Kamu tahu jika dosen wanita di kampus kita juga banyak yang mengincarnya?"

Riley tersenyum, tampak tidak terpengaruh dengan argumen Skye. "Aku tidak takut bersaing dengan mereka semua!"

Skye mengambil napas panjang, menutup mata sejenak, mencoba menenangkan diri. "Astaga Riley, kamu benar-benar membuatku pusing. Susah sekali menasehatimu!"

Riley tertawa kecil, memperlihatkan sifat gemini-nya yang penuh semangat dan tantangan. "Mau bagaimana lagi? Aku ini gemini girl, semakin sulit aku dapatkan semakin gencar aku ingin mendapatkannya. Semakin mudah aku mendapatkannya, semakin aku tidak tertarik."

Dengan jawaban itu, Skye hanya bisa menggelengkan kepala sambil berharap Riley akan menyadari keputusannya dan mendapatkan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

"Aku harus pergi, Skye," ujar Riley dengan senyum tipis di wajahnya, matanya berbinar penuh kegembiraan. "Semoga weekendmu dengan Arthur berjalan panas!" Ia memeluk Skye dengan hangat, menyampaikan doa isengnya untuk sahabatnya itu, sebelum melepaskan pelukannya.

Riley melangkah dengan langkah percaya diri, menyesuaikan bajunya yang modis sebelum akhirnya berdada dengan bangga. Wanita muda itu segera mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang ia bawa dan mulai mengotak-atik layarnya. Layar ponsel menampilkan daftar rutinitas Archer selama weekend yang telah ia tulis dengan saksama.

"Dalam satu tahun mengkutinya, aku sudah tahu sebanyak ini," gumam Riley sambil menelusuri daftar tersebut, senyumnya meredup sedikit. "Apalagi lima tahun? Sepuluh tahun? Rugi sekali jika Archer tidak menyukaiku!"

*****

Benjamin Archer, atau yang kerap dipanggil dengan nama belakangnya itu, dengan lembut meletakkan buku Dante Alighieri di rak bukunya yang penuh dengan karya-karya sastrawan terkenal. Buku-buku klasik itu berjejer dengan karya-karya buatannya sendiri, menciptakan harmoni antara masa lalu dan karya masa kini yang diciptakan olehnya.

Meskipun Archer memiliki koleksi buku klasik yang luas, ada sesuatu yang khusus dari aroma perpustakaan tua tempat ia sering menghabiskan waktu. Aroma khas dari perpustakaan itu memberikan nuansa kuno yang begitu ia cintai, membiarkan Archer merasakan atmosfer klasik dari setiap halaman buku yang ia baca. Setiap kali Archer menghirup aroma itu, ia merasa seolah-olah sedang berjalan-jalan di lorong-lorong perpustakaan kuno di zaman dulu.

Pretty Stalker (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang