11 Love

577 92 11
                                    

Archer tersenyum tipis ke arah Riley, yang sejak tadi memandanginya tanpa berkedip. Selama kelas berlangsung, dia hanya diam, dan pikirannya sepertinya melayang entah ke mana.

Tapi Archer tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentil kekasihnya itu dengan nada dingin yang biasa ia gunakan, niatnya seolah ingin mengejek.

Archer sadar bahwa Riley masih marah padanya karena kejujurannya tentang Aurora, padahal sebenarnya Aiden juga tidak berniat untuk melakukan apa yang dia katakan.

"Ah, Nona Riley, sungguh tak biasa melihat Anda begitu tenang dan tidak memperlihatkan banyak tingkah seperti biasanya," tegur Archer dengan nada yang mengejek, wajahnya berusaha menutupi senyum genit yang tersembunyi di balik ucapannya.

"Terserah aku lah!"

"Tampaknya Anda dalam mood yang tidak baik. Supaya moodmu kembali, mungkin Anda butuh olahraga. Tolong bantu saya membawa buku-buku ini ke ruangan saya." Archer menunjuk tumpukan buku-buku di mejanya.

"Biar saya saja!" Mike dan Valeria berseru bersamaan. Jika Mike melakukan itu untuk Riley, Valeria melakukan itu untuk dosen tampannya. Valeria juga sudah lama tertarik pada Archer yang sama sekali tidak menanggapinya.

"Kalian kompak sekali. Tapi sayang, saya pikir lebih baik Riley saja. Dia butuh olahraga supaya lain kali, dia dapat fokus saat saya menjelaskan. Kelas selesai, terimakasih." Archer tersenyum genit saat Riley memonyongkan bibirnya. Riley seolah ingin membalasnya saat itu juga.

"Seru sekali menggoda bocah itu." Archer terkekeh. Entah mengapa setelah mengenal Riley lebih dekat, hidupnya menjadi lebih berwarna.

"Archer!" Teriak Riley seraya menendang pantat pria itu dengan rasa kesal. Bisa-bisanya dia memintanya membawakan buku sebanyak ini.

"Apa, sayang?" Archer mengusap puncak kepalanya. Namun, ia tetap tidak membantu Riley membawa buku-buku itu.

"Bawakan ini!" Rengeknya. "Sudah bermulut pedas, tega lagi meminta pacarnya membawa buku sebanyak ini. Mike saja yang hanya fansku, selalu memanjakanku!"

"Itulah bedanya memiliki hubungan dengan pria dewasa dan anak kecil. Kamu kuat, atau tidak?"

"Selalu mengancamku dengan kata-kata itu!" Teriak Riley kesal. Setelah sampai di ruangan Archer, ia membanting buku-buku itu di atas meja.

"Masih marah karena perkataanku kemarin?" Archer menarik Riley ke sofa dan memangkunya. Mencium pipinya dengan penuh kelembutan.

"Kenapa kamu menyebalkan sekali?" Riley menampar pipinya, lalu masuk ke dalam pelukannya yang hangat. "Untung aku cinta mati sama kamu. Kalau nggak, rugi kamu kehilangan aku!"

Archer mengusap wajah Riley dengan lembut, lalu mengecupnya. "Kalau begitu jangan marah lagi, kamu juga bakalan rugi kehilangan aku. Pria yang kamu kejar-kejar selama setahun terakhir!"

Riley terkekeh lalu mencubit perutnya. Kenapa sih, Archer selalu saja menyebalkan? Tapi jika tidak begini, Riley tidak akan jatuh cinta. Archer berbeda dengan pria diluaran sana yang bisanya hanya menggombal.

Di saat bibir mereka akan bersentuhan dengan mesra, tiba-tiba Archer menajamkan tatapannya. Ia menindih dan mencekik leher Riley dengan kuat.

Melihat perubahan pada kekasihnya, Riley langsung paham dan mengerti. Dia bukan Archer! Walau dalam wadah yang sama, Riley langsung tahu jika dia berbeda.

"Kamu bukan Archer?" Riley mencoba melepas cengkraman kuat itu dari lehernya hingga terbatuk. Melihatnya hampir kehilangan nafas, Archer palsu itu tampak tersenyum puas.

"Kamu tau naskah apa yang ingin aku tulis?" Bisik Archer dengan nada menyeramkan. "Kamu mati, dan aku akan menulis tentang cinta, kekagumanku padamu selama kita menjalin hubungan! Sama seperti aku menulis buku Aurora!"

"Sadarlah Archer! Kamu harus melawannya! Jika kamu membiarkan penyakitmu ini berkembang, dia akan semakin nyaman!"

"Inilah yang membuatku ingin membunuhmu! Kamu mencoba membuatnya sembuh! Kamu berusaha keras untuk mengusirku! Kamu itu hanya orang baru, jangan lancang!"

"Melihat gelagatmu aku jadi curiga. Archer bukanlah terkena penyakit imajinasi itu. Melainkan kepribadian ganda. Kamu adalah kepribadiannya yang lain! Cepat pergi dan tinggalkan kekasihku!"

"Ya, aku memang kepribadiannya yang lain. Aku memanipulasi semuanya, termasuk psikiater yang Archer datangi. Semua orang mengira dia terkena penyakit novelitis obssiva, padahal akulah pelakunya!"

"Pergilah dari tubuh Archer, jangan ganggu dia lagi!"

"Tanpa aku, apa dia bisa menjadi sekaya sekarang? Menulis buku Aurora yang indah? Bisanya hanya mengeluh dan depresi. Membuat kepribadiannya yang lain muncul. Dia yang mengundangku untuk datang!"

"Archer tidak ingin menulis lagi, pergilah!"

"Aku bukan Archer! Aku Sean, dan aku tidak memiliki rasa kasihan! Setelah Aurora, sepertinya aku akan menjadikanmu objek menulisku!" Sean, kepribadian Archer yang lain mencekiknya kembali. Kali ini dengan sangat kuat. "Matilah!"

"Siapapun namamu, engkau hanya bagian kecil dari keseluruhan pribadi Archer! Tidak ada hak bagimu untuk mengklaim hidupnya! Segera pergilah!" Teriak Riley dengan susah payah, wajahnya sudah pucat oleh usahanya. Ketika ia merasa nyaris menyerah, tiba-tiba cekikan itu melemah.

Archer langsung bangkit seraya memandangi kedua tangannya. Dia mencekik Riley? Apa penyakitnya sudah separah itu? Padahal seingat Archer, dia tidak pernah memikirkan itu. Archer tidak menulis apa-apa di buku catatan atau laptopnya. Karena biasanya sebelum kambuh, semua narasi itu sudah tertulis rapi tanpa dia sadari.

"Archer..."

"Di sisiku akan membuatmu celaka, Riley. Tolong, menjauhlah dariku." Archer dengan sigap mencari obat penenangnya di laci, lalu segera meminumnya.

"Tidak, kamu bukan pelakunya. Tidak adil jika aku menjauh dan meninggalkanmu." Riley memeluk Archer sambil menangis.

"Aku takut melukaimu," bisik Archer.

"Sean, ada kepribadian lain bernama Sean dalam dirimu. Dia tinggal di dalammu, menghalangimu untuk sembuh, dan memanipulasi psikiater yang memeriksamu!"

"Maksudmu, aku memiliki kepribadian ganda?"

"Percayalah padaku, dia yang mencekikku. Dia penulis buku 'Aurora', semua itu bukanlah imajinasi. Sean yang memanipulasi segalanya! Kepriadianmu yang lain!"

"Tapi mana mungkin itu terjadi? Semua pemeriksaan tidak pernah mengatakan hal itu. Itu bisa saja naskah yang aku imajinasikan Riley. Apa yang kamu lihat tadi hanya imajinasiku!"

"Kamu harus periksa lebih lanjut, aku akan menemanimu. Kamu harus pancing Sean keluar di hadapan psikiatermu! Jika dia tidak segera kamu tangani, kamu akan di kuasai olehnya. Lepaskan semua beban, serta trauma yang kamu miliki! Renggut kembali kepribadianmu yang pecah itu!"

"Yang paling penting itu kamu! Aku tidak mau kamu terluka. Lebih baik, kamu menjauh dariku. Jika aku tidak sadar saat mencekikmu tadi, kamu sudah tiada. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi."

"Dan aku juga tidak akan memaafkan diriku sendiri jika aku memniarkanmu menderita seperti ini. Membiarkan hidupmu di setir oleh Sean! Aku tidak akan kemana-mana." Riley menyentuh wajah Archer, lalu mengecup bibirnya dengan kilat.

"Riley---"

"Aku masih ingin kencan denganmu, berdansa menikmati musik-musik klassik yang indah." Bujuknya. Mana mungkin Riley meninggalkannya setelah mendapatkannya dengan susah payah dan menjadi penguntit?

Archer memeluk Riley dengan erat. Sejak wanita itu hadir, Archer merasakan hal yang berbeda. Ia merasa lebih hidup dan memiliki seseorang yang mengerti dirinya. Memiliki seseorang yang Archer butuhkan selama ini.

"Aku mencintaimu, Riley."

"Aku juga mencintaimu. Perasaanku ini, tidak perlu kamu ragukan." Riley mengedipkan matanya, lalu memeluk Archer dengan manja.

****

Aku up lagi yahh 🤗

Happy Sunday

****

Yang mau baca cepat silahkan kunjungi karya karsa, googleplay, dan pdf di 085712089258

Pretty Stalker (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang