14 Sean Diary

473 78 2
                                    

14 Sean Diary

"Kamu tidak tahu apa-apa tentang Archer. Lebih baik kamu segera menjauh darinya." Aurora menegur Riley yang sedang memanggang roti dan sosis.

"Kamu bahkan tidak tahu jika Archer lebih suka sarapan dengan salad? Archer menerapkan hidup sehat sejak bersamaku." Aurora mengomentari masakan Riley dan mengambil sayuran di dalam kulkas. Wanita itu membuat salad seperti yang dia ucapkan.

"Pantas Archer tidak betah bersamamu. Ternyata, kamu sangat membosankan! Sarapan di atur, ini di atur, memuakkan! Selama bersamaku Archer suka kebebasan." Riley menjawab dengan santai. "Apa suamimu memukulmu juga karena sikapmu yang membosankan itu?"

"Apa kamu----"

"Kalian sedang apa?" Archer yang baru bangun segera menghampiri dua wanita itu dengan rasa khawatir. Archer takut jika keduanya bertengkar.

"Archer, aku membuat sarapan untukmu! Ayo cobalah!" Riley segera menarik Archer dan menyuapinya. Menunjukkan pada Aurora jika dialah pemiliknya.

Selama bersama Archer, Riley tidak pernah melihat prianya memakan salad seperti yang Aurora katakan.

"Kamu memasak? Bukankah kamu tidak terbiasa?" Archer mencium keningnya seraya mengunyah. Ia juga memeriksa jari Riley barangkali ada yang terluka.

"Siapa bilang aku tidak bisa masak? Aku hanya ingin dimanja olehmu!" Riley tersenyum malu-malu.

"Kamu sekarang makan makanan seperti itu?" Aurora menegur Archer. Memotong ucapan keduanya dengan tidak tahu malu.

"Sudah lama aku memesan online untuk sarapan. Roti dan sosis tidak seburuk itu." Archer kembali mengambil sosis yang Riley panggang dan segera melahapnya.

"Kamu sudah banyak berubah ternyata. Kamu ingat kan Archer, jika dahulu aku sangat ketat dengan kesehatanmu?"

"Iya benar, kamu yang mengaturnya!" Archer menyahut seraya mengingat-ingat apa yang dirinya dan Aurora alami di masa itu.

"Hari ini kamu jadi antar aku bertemu dengan Fredo? Membicarakan masalah Cio?"

Riley memakan sarapannya dengan perasaan kesal. Tapi tak apa, kali ini Riley biarkan. Riley perlu mengambil buku yang Sean katakan. Riley perlu tahu apa yang terjadi.

"Kamu ikut?" Archer bertanya seraya merapikan rambut panjang Riley dengan lembut.

"Untuk apa? Kau pikir aku tidak ada kerjaan?" Riley menepisnya.

"Sayang?" Archer menahannya ketika Riley akan pergi.

"Menyingkir!" Riley mendorong Archer yang kini terkekeh, lalu berjalan menuju kamar.

Kadang-kadang Riley selalu bertanya pada dirinya sendiri. Archer cinta atau tidak? Kenapa sikapnya terlalu menyebalkan?

"Kamu mencintainya?"

"Aku mencintainya." Archer memandangi pintu kamarnya yang dibanting dengan keras oleh Riley.

"Aku harap masalahmu segera selesai. Pacarku sangat pecemburu." Ujar Archer. "Aku harap ini juga menjadi jawaban yang jelas tentang pertanyaanmu semalam. Apakah kita bisa kembali atau tidak."

"Setelah memanfaatkanku, membuatku hancur, kamu berpaling seperti itu?"

"Lalu aku harus apa? Memaksakan diri mencintaimu lagi juga aku nggak bisa!" Ujar Archer tajam, lalu meninggalkannya.

"Ingat, aku tau rahasiamu!"

"Kamu mau membahas hal yang bahkan tidak aku ingat?"

"Aku tidak peduli! Aku punya buktinya! Aku melindungimu selama ini, karena aku sangat mencintaimu. Jika kamu tidak ingin aku melaporkanmu pada polisi, mulai sekarang dengarkan perkataanku!"

Pretty Stalker (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang