10 Dating

559 82 11
                                    

10 Dating

Di dalam kafe tua yang tersembunyi di sudut kota Croma, suasana diterangi oleh cahaya temaram dari lentera-lentera gantung yang bergelantungan di langit-langit kayu.

Di pojokan ruangan, seorang pria berdiri dengan tegap, mengenakan vest berwarna gelap yang menonjolkan postur tubuhnya yang atletis. Rambut cokelatnya tersusun rapi, menambah kesan ketegasan pada wajahnya yang tampan. Itulah Archer, pria dengan pesona yang memikat dan ketegasan yang melekat pada setiap gerakannya.

Di tengah ruangan, Riley, seorang wanita yang penuh gaya, berdansa dengan ringan diiringi oleh alunan musik klasik yang mengalun lembut dari gramofon tua di pojok lainnya. Gaunnya yang modis melambai-lambai setiap kali ia berputar, menciptakan kesan elegan yang memikat hati para penonton di sekitarnya.

Archer melihat Riley dengan senyuman tipis di bibirnya, mata mereka bertemu di tengah kerumunan. Riley mengangguk kecil ke arahnya, dan Archer melangkah mendekat dengan langkah mantap. Mereka berdua menyatu dalam irama musik, melupakan segala sesuatu di sekitar mereka, hanya fokus pada kehadiran satu sama lain dalam momen itu.

Di tengah gemerlap cahaya lentera dan melodi yang memikat, Archer dan Riley berdansa menciptakan gambaran yang indah dari harmoni antara keanggunan dan ketegasan yang tak terpisahkan. Di kafe tua di kota Croma, mereka menemukan kedamaian dalam gerakan yang menyatu dengan musik, membawa keindahan dalam setiap langkah yang mereka ambil.

"Jadi begini rasanya kencan dengan pria yang lebih tua?" Riley memeluk tengkuknya, mencari kehangatan dalam pelukan Archer.

"Keberatan, Nona?" Tanya Archer dengan senyum lembut.

"Tidak!" Riley berputar-putar mengikuti gerakan dansa yang Archer bimbing. "Sudah aku katakan, aku bahagia bersamamu! Apapun itu momennya! Bahkan jika aku harus ke neraka bersamamu, akan aku lakukan."

"Bukankah ini membosankan?" Tanya Archer, mengalihkan pandangannya ke arah Riley.

"Siapa bilang? Aku merasa seperti masuk dalam novel-novel kuno yang kamu baca dan menjadi pemeran utama. Menurutku kencan seperti ini sangatlah seksi!" Riley mengedipkan matanya dengan penuh pesona, sementara ia memeluk Archer sembari bergerak ke kanan dan kiri mengikuti irama musik.

"Aku sarankan kamu, jangan terlalu banyak menghayal jika tidak mau berakhir sepertiku," kata Archer dengan suara serius.

"Jika kita sama-sama berhayal hal yang indah untuk kita wujudkan, bukankah tak masalah?" Balas Riley dengan penuh keyakinan, senyumnya tetap terpancar meski ditutupi oleh bayangan lentera di kafe tua itu. Dalam pelukan Archer dan alunan musik yang menyertainya, Riley merasa seperti tidak ada yang tak mungkin.

Di tengah suasana manis diantara mereka, tiba-tiba suara wanita memanggil mereka. Wanita itu datang bersama seorang pria dengan aura yang sedikit menakutkan.

"Archer!" Suara wanita itu memecah keromangan suasana.

"Kamu di sini?" Jawabnya, sedikit terkejut.

"Kita sudah kembali dari perjalanan bisnis yang panjang. Saat ini, kami sedang merayakan anniversary! Kamu tahu kan, jika aku dan suamiku bertemu di bar ini?"

"Dia siapa?" Riley pura-pura bertanya walau ia sudah tau siapa wanita itu. Aurora. Jadi dia mantan yang selalu Archer sebut? 

Dulu Riley merasa tersaingi saat mengingat Archer terus memikirkannya dan tidak dapat move on. Tapi setelah mengetahui jika Archer hanyalah berimajinasi dan mengusir Aurora secara tak langsung dengan imajinasiya itu, Riley menjadi sangat lega dan percaya diri.

Riley pun memeluk Archer mesra, menunjukkan kepemilikan, seraya menyodorkan tangannya pada Aurora dan sang suami.

"Dia kekasihku." Archer tersenyum seraya mendekap pinggang Riley. Jujur, Archer tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Yang bisa ia lakukan hanyalah menunjukkan pada Aurora jika dia juga sudah bahagia.

Pretty Stalker (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang