15 Sebuah teka-teki

520 82 3
                                    

"Riley bilang, dia melihat kepribadianku yang lain bernama Sean. Apa itu mungkin dok? Apa selama ini aku memiliki alter ego, bukan masalah imajinasiku? Atau kelainan menulisku?" Ujar Archer pada psikiaternya lewat sambungan telepon.

"Gejalanya berbeda, aku sudah mempelajari masalah psikologismu bertahun-tahun. Mustahil kamu hanya memiliki alter ego. Jangan pecah fokus! Kemungkinan, penyakitmu semakin tidak terkendali.

"Aku lelah, dok!" Archer meremas kepalanya. "Sepertinya aku akan segera gila!"

"Archer, kamu sudah berjuang sejauh ini. Kamu hanya perlu mencegah semuanya terjadi lagi. Kontrol dirimu!" Psikiater itu menenangkan Archer dengan penuh perhatian lewat sambungan teleponnya.

"Lawan Archer! Kamu tidak boleh membiarkan kondisi itu berkembang lebih kuat, atau kamu tidak akan bisa mengenali dirimu lagi. Kondisimu jauh lebih mengkhawatirkan dari alter ego."

*****

Archer memikirkan telepon singkatnya dengan psikiaternya beberapa jam lalu. Ia semakin takut dengan imajinasinya. Sepertinya dokternya benar, kondisi psikologisnya semakin tidak terkontrol. Penyakit imajinasi miliknya mulai mengambil alih dirinya.

"Kamu hanya mantannya, apa hakmu melakukan ini?" Fredo memulai pembicaraan, menarik Aurora mendekat padanya dengan kasar.

"Aku tidak akan ikut campur jika kamu tidak memukulinya!"

"Kapan aku memukulinya? Kamu menceritakan hal bohong padanya?" Fredo membentak Aurora yang hanya menangis tanpa bicara apapun.

"Serahkan anakku, ayo kita cerai!"

"Cerai? Kamu pikir kamu bisa mendapat hak asuh jika kita cerai? Wanita tanpa penghasilan sepertimu?"

"Aku tidak tahan dengan sikap semena-menamu!"

"Itulah resiko jika wanita tidak bisa apa-apa!"

Archer meremas kepalanya, lalu merubah ekspresinya secepat kilat. Mungkin sekilas tidak terlihat ada yang salah. Tapi Riley, yang telah membututi mereka sejak tadi melihat dengan jelas perubahan itu.

"Perlakukan dia dengan baik, Fredo. Kamu mencintainya atau terobsesi? Atau sekedar menjadikannya istri pajangan? Apa yang kamu lakukan saat ini jelas sekali bukan cinta!"

"Apa yang kamu tau tentang pernikahan kami? Kamu itu orang luar! Kamu tidak tahu apapun yang terjadi dalam rumah tangga kami dan kenapa aku begitu keras padanya. Lagipula mengacalah, seperti apa sikapmu saat masih bersamanya! Kamu jauh lebih buruk dariku!"

"Katakan, apa alasanmu memukulnya? Kenapa dia minta tolong kepadaku dan mengaku mendapat kekerasan!"

"Dia berkata seperti itu?" Fredo melipat tangannya di dada. "Kamu menggambarkan dia begitu sempurna dan baik dalam novel-novel itu. Tapi apa kamu tahu bagaimana sifat dia yang sebenarnya? Psycho! Dia gemar menghabiskan uang sesukanya, tidur dengan sembarang pria, berpesta sesukanya dan membuat keluargaku malu! Jika bukan karena perbuatannya yang kelewat batas, kita tidak akan pulang ke Croma."

"Apa yang kamu katakan? Kamu yang selalu berkata jika aku ini sudah kamu beli. Kamu pikir aku barang?"

"Jika sikapmu tidak seburuk itu, aku juga tidak akan pernah berkata buruk. Aku mencoba bersabar untuk Cio. Aku pikir di sini, kita bisa memulai lagi dari awal. Tapi belum genap seminggu kamu kembali berulah dengan memanfaatkan mantanmu. Apa sih maumu sebenarnya?"

"Kamu jangan bicara sembarangan dan memutar balikkan fakta!"

"Asal kamu tau, dia ini tak seindah tulisan fiksimu itu! Semua berbanding terbalik! Aku sudah tidak peduli lagi jika dia mau bercerai, tapi aku akan mengambil hak asuh Cio. Aku punya semua bukti kekacauan yang kamu lakukan selama kita menikah. Aku juga baru saja mengirimnya ke email milikmu Archer! Silahkan nilai sendiri!" Fredo menegasoan, lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Pretty Stalker (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang