nonzéng

1.7K 289 37
                                    

Satu bulan, sudah tepat satu bulan semenjak lion dan rina menjaga jarak setelah kejadian hari itu. Keduanya kembali menjadi lebih pendiam, sama-sama menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Lion dengan kesuksesan band-nya yang sekarang, dan Erine pun juga menyibukkan diri dengan karir dance nya. Walau mereka berdua tahu, itu tetap saja tidak akan berefek apapun kepada mereka. Karena Lion dan Erine, saling mengisi pikiran satu sama lain.

Erine turun dari tangga, ia baru saja selesai membersihkan diri setelah bersekolah seharian penuh. Ia berjalan kedapur, ikut makan malam bersama keluarga zayyandru.

Erine melahap makanannya sedikit tak nafsu, dengan raut wajahnya yang selalu ditekuk semenjak sebulan yang lalu, membuat michael, cynthia dan greeselo menghela nafas mereka lelah.

"Teh, nanti ikut ya. Dinner" ajak cynthia, mengambilkan satu centong nasi untuk greeselo.

"Buat apa? Tiba-tiba banget ngajakin dinner" tanya erine bingung. Ia mengaduk-aduk sop ayamnya, menahan tangis mengingat perlakuan hangat lion.

"Ikut aja, sekalian papih mau kenalin cowok ke kamu." Ujar greeselo sedikit tegas. Erine yang mendengar itu tentu saja terkejut. Ia menaruh sendoknya di piringnya, lalu beranjak pergi dari dapur dengan kecewa tanpa menghabiskan makanannya.

"Teteh! Mau kemana?!" Tanya cynthia sedikit berteriak saat erine mulai menaiki tangga kembali.

"Papih sama mamih udah tau kalau teteh ga mau kenal cowok lagi, cukup lion aja yang ngasih luka dan obat terakhir untuk teteh. Teteh gak mau cowok lain, selain Mahadev Adjo!" Tekan erine, berlari naik kekamarnya lalu menggebrakkan pintu kamarnya.

Greeselo menghela nafas kasar. Ia beralih menoleh kepada michael, "mas adjo gak ada bilang apapun tentang cewek tunangan barunya?" Tanya greeselo.

Michael yang mendengar itu langsung menatap cynthia dan greeselo secara bergantian, ia mengibas-ibaskan tangannya, mengode agar cynthia dan greeselo mendekat lalu membisikkan sesuatu kepada mereka.

Kalian gak usah kepo michael bisikin apa. Dasar badut






...

Malam harinya

Resto FanCy! Jogjakarta.

20.00

"Papih, kalau disuruh tunangan sama cowok yang mau papih kenalin hari ini, erine gak mau." Tegas erine. Ia sudah badmood dari tadi siang, apalagi ia datang kesini karena paksaan dari kedua orangtuanya. Tentu saja dirinya ogah jika disuruh bertunangan dengan pria misterius ini.

Greeselo tersenyum, "iya." Jawabnya.

30 menit menunggu, sang pria dan keluarganya tak kunjung datang. Membuat emosi erine semakin membludak.

BRAKKK

Ia menggebrak meja sedikit keras. "Mana sih pih? Lama banget! Mending teteh pulang aja sekarang!" Marah erine, berdiri dari duduknya.

Greeselo tak menatap erine, acuh. Sementara Cynthia sudah melemparkan tatapan tajamnya kepada erine. "Teteh, duduk." Ucapnya penuh penekanan membuat erine mau tak mau harus menurut kepadanya.

Erine menopang kepalanya dengan kedua tangannya, mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata untuk kesekian kalinya.

stomp..stomp...stomp...

Suara langkah kaki semakin terdengar jelas ditelinga erine, namun erine masih tetap acuh.

"Tuh, cowoknya" ujar greeselo, berdiri dari duduknya tersenyum manis menyapa pria tersebut dan keluarganya. Erine masih saja tidak perduli. Ia mengalihkan pandangannya tak tertarik.

jreng~

Petikan gitar terdengar, erine ingin sekali sebenarnya menoleh. Namun dirinya masih tetap mempertahankan egonya.

Apa, kabar dinda?
Lama tak jumpa, rasanya hampir dua purnama..
Rindu di dada, tak siapa yang tahu..

Suara itu, suara yang sangat erine kenal. Suara yang selalu menjadi candunya, suara lembut yang selalu menenangkannya. suara itu-- suara itu,  suara prianya, suara pujaan hatinya! Tapi ia mencoba untuk tidak menoleh, karena bisa jadi pria itu memang memiliki suara yang mirip dengan lion, bukan?

Dinda, jauh disana..
Jauh dimata, namun di hati sentiasa ada..
Menemani, dikala gundah gulana..

Erine sontak menoleh saat menghirup aroma parfum yang sangat ia kenal, menampakkan lion yang sedang tersenyum kepadanya, merentangkan tangannya seolah sudah siap untuk menerima pelukan hangat dari si gadis manis.

Hup! Erine meloncat memeluk lion dengan erat, menangis sejadi-jadinya didalam dekapan pria cintanya, merasa sangat tenang dan aman saat ia bersama prianya. Lion hanya bisa terkekeh kecil, mengelus-elus punggung gadis cantiknya. "Ssshttt sayang, tenang.. tenang rina" ujarnya mencoba meredakan tangis erine.

"aku, aku sayang kamu mas, aku cinta kamu, mas lion!" Pekiknya dalam dekapan lion.

Lion tersenyum manis mendengarnya. Ia menoleh kepada erine yang berada erat dalam dekapannya, mengecup kening gadisnya sayang. "Mas juga, mas juga sayang kamu rina. Mas cinta kamu, selalu" ujar lion berbisik tepat di telinga erine.

Selang lima menit, erine meredakan tangisnya dan mulai duduk di kursinya, diikuti oleh lion. "Eh, tapi berarti mas udah tau dong kalau dijodohin sama aku? TERUS KENAPA PAKE ACARA NANGIS SEGALA?" tanya erine tak santai.

Lion menghela nafasnya, memegang kedua tangan erine. "Mas ndak tahu, dek. Biarin para orang tua yang menjelaskan" ujar lion.

"Jadi gini, dek rina ya. Maaf ya sebelum e. Tadine om itu memang sudah ada niatan untuk jodohin kalian, ya greget se lagian. Anak lanangku siji iki gak ndang macarin kamu toh? Yaudah mending tunangan bae. Tapi pas om bicarakan sama pak gres, tenyata pak gres ini sedikit ragu karena suku kalian berdua yang cukup sulit. Awale, setelah itu om sudah ngenalin dia ke cewek baru. Tapi lion masih tetep gak mau, sampai hari ini om baru ceritakan semuanya ke lion" jelas oniel panjang lebar. Erine menatap greeselo dengan tatapan mautnya, membuat yang ditatap hanya bisa menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Hayoloh om gres, bentar lagi om gres langsung khek!" Timpal ribka menggesekkan jempolnya ke lehernya seperti seseorang yang sedang memenggal kepala.

"Diem ya ribi, kamu kapan mau ngenalin cowok bule mu itu ke orang tua kamu? Hayooo!" Ejek greeselo mengungkit-ungkit pria yang sedang dekat dengan ribka.

"Heh. Udah udah. Kalian berdua kan sudah tahu tujuan kita berkumpul disini untuk apa, jadi kalian terima gak kami tunangkan?" Tanya Cynthia menatap lion dan erine bergantian.

Lion menganggukkan kepalanya "tapi sebelum itu, saya juga mau kasih sesuatu untuk dek rina" ujar lion. Ia membuka paper bag nya, mengeluarkan bunga berwarna nuansa pink, yang tepat ditengahnya ada dua cincin dan kotaknya yang sudah terbuka.

Lion memberikan bunganya kepada erine, lalu mengambil kedua cincin tersebut, menyodorkan salah satunya didepan jari manis erine. "Will you?" Tanya lion, penuh harap.

Erine dengan semangat menganggukkan kepalanya "yes, yes i will" ujar erine penuh percaya diri. Lion tersenyum manis, memasangkan cincin tersebut lalu memeluk erat tubuh kecil erine. Tak lupa, erine juga memasangkannya cincin satunya ke jari manis lion.















































.


























END










Awkkwkwkwkwk menipu lebih dari 400 orang seru uga yeahk.

List yang kena prank
1.rina
2.lion
3. ...
Dst


Mau sequel dulu gak, sebelum s2? WKWKWKKW MAAFFF YA PEEPPSS

love uuu see u kapan-kapan yaaa! Oiya nanti SEMPENA RILIS YAA!

RAMADHAN WITH YOU! (orine) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang