It's Been a While

859 49 4
                                    

Jakarta, 28 April 2024
11.12 AM

"Aaaahh... capek banget." Tukas sosok lelaki dengan kacamata berbingkai hitam bertengger di batang hidungnya seraya meregangkan tubuhnya yang terasa amat kaku dan pegal. Ia pun menyesap segelas iced americano yang sedari tadi tidak dihiraukannya menyebabkan semua es batu sudah mencair seluruhnya.

"Lama banget sih, perasaan janjian jam sebelas. Gue udah di sini dari jam setengah sepuluh." Lanjutnya lagi mendumel sebal.

Sosok lelaki berkacamata itu pun menutup dokumen-dokumen kertas berisi kasus-kasus yang sedang ia tangani beserta tablet pintar miliknya dan memasukkan seluruh benda-benda miliknya ke dalam tas.

"Gak dulu gak sekarang sama aja, selalu gue yang pertama dateng dan nunggu paling lama. Dapet duit enggak, dapet hikmahnya doang." Lelaki itu menghela napas panjang seraya memejamkan kedua matanya menekan rasa gondok yang ada di dalam hatinya dikarenakan sudah terlalu lama menunggu keempat teman-temannya yang berjanji untuk bertemu di Cafe ini jam sebelas pagi.

Cling.

"Yoo brrrraderrrr! Wonwooo!"

Belum sempat lelaki berkacamata itu menoleh ke arah sumber suara, ia dikejutkan dengan dua pasang tangan yang melingkar di lehernya dengan erat memeluknya dari belakang yang membuat tubuhnya terhuyung ke depan hingga kacamatanya hampir terlepas dari hidungnya. Beruntung, tangannya lebih cepat untuk menahan kacamatanya agar tidak jatuh.

"Wonwoo! OhmyGod! Apa kabar bapak Jaksa kita? Ciee, yang abis rotasi ke Medan, dapet calon nggak? Gue denger-denger orang Medan cakep-cakep boleh kali kenalin ke gue." Tukas sosok lain yang juga ikut memeluk Wonwoo dari belakang.

"Lepas atau gue tuntut lo berdua pake pasal pengeroyokan." Mendengar hal tersebut kedua lelaki itu terkekeh seraya melepaskan pelukan—atau lebih tepatnya pitingan tangan mereka dari lelaki berkacamata yang dipanggil dengan sebutan Wonwoo itu.

"Yaelah, sombong amat Won. Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan Pasal 170 KUHP, hapal gue diluar kepala. Coba lo tanya Seungkwan, mana hapal dia kan anak Hukum jadi-jadian." Mendengar ucapan tersebut, sosok yang dipanggil dengan sebutan Seungkwan itu sontak menyipit dan memberikan tatapan tajam pada lelaki yang tengah memberikannya tatapan mengejek.

"Dih, ya Iya lah itu kan makanan sehari-hari lawyer Hukum Pidana. Meskipun gue gak hapal, tapi lo pernah gak kerja bareng mba Nana, Dik?"

"Dih? Pernah."

"Kapan?"

"Kapan-kapan, nanti. Makanya lo kan sekarang jadi Moderator acara Talkshow Debat di TV, ajak gue lah kali-kali. Bisa kok gue debat lawan Rocky Gerung."

Wonwoo tertawa melihat kedua teman lamanya itu berdebat. Sama seperti masa kuliah dulu, keduanya selalu berdebat seakan-akan apabila tidak berdebat maka sepertinya tubuh mereka akan gatal-gatal.

"Udah sih, lo berdua kalo gak debat kayaknya biduran kali ya." Tukas Wonwoo.

"Lagian kebiasaan tuh si Dobi, gak jelas nyenggol-nyenggol gue mulu. Lagian emang kenapa kalo gue anak Hukum jadi-jadian? Yang penting gue kerja bareng orang terkenal. Followers Yutube gue udah 1M." Ucap Seungkwan yang mengundang kernyitan sebal dari Dokyeom.

"Doba-dobi, gue—aduh!"

Ucapan Dokyeom sontak terhenti ketika ia merasakan tubuhnya seperti terhuyung ke belakang akibat seseorang menarik kemeja yang ia kenakan.

"Minggir lo Dobi. Sorry telat, macet dikit tadi di Blok M. Gue jemput Jeonghan dulu di kantornya."

"Eh Hao, si budak Corporate kita, apa kabar lo?" Tanya Seungkwan.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang