Thought I Had to Hide It

297 39 3
                                    

Jakarta, 26 Oktober 2011
16.40 PM

"Hi, sorry FH ya? Liat anak FH namanya Wonwoo nggak? Yang tadi jadi kapten tim basket FH." Mingyu menghela napas panjang setelah mendapatkan gelengan yang entah ke berapa kalinya dalam lima menit ia mencari Wonwoo. 

Well, setelah berkumpul sejenak dengan tim basket FEB sehabis permainan selesai, kini Mingyu mencari Wonwoo untuk pergi ke kantin bersama seperti janji mereka tadi. Yah, niatnya sih mengajak makan di kantin FISIP sekalian cuci mata. Tetapi sedari tadi ia belum melihat batang hidung Wonwoo. 

Apakah lelaki itu masih berkumpul dengan timnya? Telponnya tidak diangkat. Apakah ia harus pergi ke FH? Atau kemana? Begitulah isi pikiran Mingyu. Ia bingung kemana harus mencari Wonwoo. Kini, lelaki itu terus berjalan ke arah sembarang seraya berpikir kemana kemungkinan perginya Wonwoo.

"Tolol anjing, di detik-detik terakhir malah ilang fokus. Kalah kan kita dari FEB bangsat, mending kalo kalah dari FISIP. Lah ini FEB? Mau taro dimana muka kita?" 

"Iya, bener. Lagian kalo kagak bisa main aturan minggir aja kek tuker pemain kan bisa, malah maksain."

Mingyu seketika berhenti di tempatnya setelah telinganya secara tidak sengaja mendengar dua orang mahasiswa laki-laki saat berpapasan dengan keduanya. Nampaknya, mereka tengah membicarakan perihal seseorang yang sedang ia cari. 

Ya, Mingyu merasa dua orang itu tengah membicarakan Wonwoo. 

Mingyu mengernyit, mengapa pembicaraan keduanya nampak begitu menyebalkan di telinganya? Bukankah saat ini keduanya tengah menjelek-jelekan dan menghina Wonwoo? Apa telinganya tidak salah dengar?

Mingyu pun berbalik kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati keduanya untuk kembali menguping. Ia kembali mengernyit, melihat keduanya memakai baju biru dongker kemungkinan memang mahasiswa FH dikarenakan hari ini dress code FH memakai baju warna tersebut.

"Katanya sih jago sampe nggak diganti-ganti dari awal main sampe akhir, tapi biasa aja ah. Lebay aja tuh cewe-cewe mentang-mentang mukanya cakep, skill sampah dibilang keren dan jago." Mingyu menaikkan sebelah alisnya.

"Emang udah gak ada harapan basket FH sekarang semenjak angkatan 07 lulus. Cih, goblok, goblok. Angkatan berapa sih dia? 10 kan? Bisa-bisanya jadi kapten tapi mainnya tolol kek gitu."

Rupanya benar apa yang ia pikirkan sebelumnya. Dua bajingan ini nampaknya tengah menjelek-jelekkan Wonwoo. Entah mengapa, menurut Mingyu rasanya ini tidak adil untuk Wonwoo yang sudah bermain dengan sangat bagus itu mendapatkan hinaan seperti ini hanya karena kesalahan kecil saja.

Cih, memangnya bisa apa mereka tanpa Wonwoo? Bahkan Mingyu seorang melawan empat orang tim FH tanpa Wonwoo saja sangat mudah. Lalu ini? Bisa-bisanya dua orang ini menghina seseorang yang menggendong timnya supaya bisa sampai pada babak semi final ini. 

Tidak, Mingyu tidak terima.

Terlebih lagi, itu Wonwoo.

"Sorry, gue mau konfirmasi aja. Ini yang lagi lo berdua omongin Wonwoo kapten tim basket FH bukan ya?" Tanya Mingyu seketika yang membuat kedua orang itu mendadak terkejut dan berhenti di tempat mereka.

"Lo siapa?" Tanya salah satu dari mereka kemudian mengernyit ketika menyadari Mingyu memakai baju putih. 

"Oh FEB. Kenapa? Puas lo udah ngalahin FH? Mau jelek-jelekin FH? Cih, lo jelekin aja tuh kapten basket goblok gak guna. Asal lo tau ya, FH selalu berjaya dari angkatan-angkatan sebelumnya. Jangan sombong baru sekali ngalahin FH lo." 

Mingyu yang mendengar hal tersebut sontak tersenyum. Namun, apabila diteliti lebih dekat, terlihat guratan urat di pelipis dan lehernya yang mendandakan bahwa lelaki itu tengah menahan emosinya yang tengah memuncak.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang