How Off We Are

345 39 11
                                    

Jakarta, 31 Maret 2012
12.15 PM

"Jadi gimana, Won? Bisa nggak kira-kira sore ini ngerjain? Di perpus FH aja gak sih, bentar aja paling kalo kita start jam tiga, udah selesai jam lima." Wonwoo tersenyum tipis kemudian menghela napas menatap seorang perempuan berambut sebahu di seberangnya itu.

"Sebenernya gue mau-mau aja sih, Gem. Tapi lo liat anak monyet di samping gue ini gak mau lepas. Gimana dong?" Wonwoo menoleh ke arah sosok yang sedari tadi menggelendot manja di sebelah tangannya. Perempuan dengan rambut sebahu alias Gema hanya bisa menghela napas pasrah. Sedikit muak dengan sosok itu.

"Heh, Mingyu. Mau sampe kapan lo gelendotan begitu kayak monyet? Ini gue sama Wonwoo mau ngerjain tugas doang elah, lo main basket bisa malem abis balik nugas. Lo kemaren udah kita ajak ke perpus ya, tapi gak bisa diem tuh mulut lo ngoceh mulu sampe kita diusir. Mau lo apa sih?"

Sejujurnya, Gema sudah mulai geram dengan Mingyu. Well, tidak lama setelah pertemuannya dengan Wonwoo, Gema mendapat giliran sekelompok kecil dengan Wonwoo untuk mengerjakan sebuah tugas. Namun, entah mengapa rasanya sulit sekali baginya untuk mengerjakan tugas bersama dengan Wonwoo yang tentu saja akibat dari sosok itu, Mingyu.

Belakangan ini, lelaki itu sering kali menempel pada Wonwoo. Gema seringkali melihat keduanya di kantin FH bahkan hampir setiap hari dan beberapa kali berpapasan di lorong kampus dengan keduanya. Well, walaupun sebelumnya sering tetapi kali ini lebih sering. Sebenarnya, bisa saja Gema tidak mempedulikan Mingyu jika ia ikut, tetapi masalahnya adalah lelaki itu kerap kali mengacau.

Contohnya seperti minggu lalu, dimana Wonwoo mengajak Mingyu untuk ikut bersamanya ke perpus. Seharusnya, sore itu hanya mereka berdua saja, tetapi Wonwoo bilang ia akan mengajak Mingyu karena lelaki itu sedang tidak baik-baik saja.

Gema setuju. Namun, tanpa ia kira, lelaki itu malah mengganggu. Mingyu terus saja mengeluh dan mengajak Wonwoo untuk pergi dari perpustakaan yang membuatnya pusing dan mual. Hal tersebut dilakukan terus-menerus dan semakin parah ketika Wonwoo mengabaikannya. Tau apa yang ia lakukan?

Tantrum.

Alhasil, ketiganya didepak dari perpustakaan dikarenakan terlalu berisik dan ribut. Mau contoh lain lagi? Oke, dua minggu sebelum ini ia merencanakan mengerjakan tugas bersama di cafe seberang kampus. Awalnya, hanya ada Wonwoo dan dirinya saja. Namun, entah mengapa tiba-tiba Mingyu datang dengan membawa sebuah gitar. Tentunya sudah tertebak apa yang dilakukan Mingyu bukan?

Yup, memainkan gitarnya dan bernyanyi dengan asal. Hal tersebut sangat mengganggu. Gema tidak tau masalah apa yang membuat Mingyu menjadi sering tantrum seperti ini jika ia bersama dengan Wonwoo. Rasanya seperti menghadapi seorang anak kecil yang mainannya disita oleh orang tuanya.

Menyebalkan.

"Gue sore ini udah janjian duluan sama Wonwoo mau sparing basket. Lo kan janjiannya barusan, jadi gak valid. Gak bisa." Balas Mingyu.

"Tapi ini tugas baru dikasih tadi pagi dan deadline-nya ntar malem jam sembilan. Ya lo ngertiin dikit lah. Lama-lama gue perhatiin makin ngelunjak lo." Dari tempatnya, Wonwoo bisa melihat tatapan saling membunuh keluar dari mata Mingyu dan Gema.

Wonwoo bingung, mengapa ia seakan menjadi objek yang tengah diperebutkan oleh dua orang ini? Wonwoo tau ucapan Mingyu tidak salah, ia sudah lebih dulu membuat janji kemarin dengan Mingyu, tetapi yang diucapkan Gema juga tidak salah. Memang tugasnya baru diberikan di kelas yang baru saja selesai lima belas menit yang lalu.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang