A Bit Dramatic

237 35 7
                                    

Jakarta, 30 November 2013
01.07 AM

"Won, Wonwoo... bangun dulu. Kita mau cek suhu lo." Wonwoo sedikit mengerjapkan kedua matanya ketika ia mendengar suara Daniel yang menyapa telinganya. Namun, matanya begitu pedas dan nampak sangat sulit untuk dibuka. Kepalanya tiba-tiba sakit tetapi bibirnya tidak kuasa untuk berucap sepatah kata pun.

Daniel, Jaehwan, Sarah dan Gema yang malam ini bertugas untuk menjaga Wonwoo pun berakhir saling beradu tatap. Mereka khawatir sebab sedari tadi Wonwoo nampak sangat gelisah dalam tidurnya dan menggigil parah. Sarah yang kebetulan berasal dari fakultas keperawatan pun mencoba untuk merawat Wonwoo sebisanya sebab alat-alat di posko sangat terbatas.

"Termometernya, Gem. Tolong masukin ke mulutnya Wonwoo kayak yang gue kasih tau kemaren." Gema mengangguk kemudian menyelipkan termometer pada mulut Wonwoo. Sarah kini mengecek tubuh Wonwoo dan membuka selimut yang tengah digunakan oleh Wonwoo.

"Ini Wonwoo keringet dingin, anjir. Jaehwan, Daniel, kata gue lo berdua tolong gantiin bajunya Wonwoo deh, udah basah. Nih anak make kaos, lapis sweater di-double sama jaket lagi." Ucap Sarah. Tidak lama kemudian, Suara "Bip" pada termometer berbunyi dan Gema pun sontak mengecek hasil pengukuran suhu tubuh Wonwoo.

"Sar, naik panasnya 39,9 hampir 40 derajat. Sebelumnya tadi 38,5 pas gue cek."

"Gem, tolong bikinin teh anget ya. Won, bangun dulu, baju lo udah basah sama keringet nanti dibantu gantiin sama Daniel, Jaehwan ya." Wonwoo yang pada dasarnya mendadak lemas hanya bisa mengangguk pelan dan pasrah mendengar ucapan Sarah.

Daniel dan Jaehwan pun saling membantu untuk menggantikan baju Wonwoo. Namun, ketika mereka tengah membuka baju Wonwoo, tanpa diduga sebuah cairan berwarna merah menetes dari hidung Wonwoo. Cairan tersebut mengalir deras hingga membuat Jaehwan dan Daniel yang melihatnya sontak panik lalu menutup hidung Wonwoo dengan baju Wonwoo spontan.

"Won, anjir. Napas lewat mulut dulu. Hwan, bungkukin dulu Wonwoonya lo bantu tahan ya, badannya lemes soalnya." Tukas Daniel panik. Sarah yang melihat hal tersebut kemudian berlari menuju ke dapur posko melewati Gema yang baru saja kembali setelah membuat segelas teh hangat.

Gema pun mengernyit bingung kemudian berjalan ke arah Daniel dan Jaehwan yang nampak tengah mengelilingi Wonwoo. Tidak lama kemudian, Sarah kembali dengan kain yang di dalamnya sudah ada beberapa butir es batu. Ditempelkannya kain berlapis es batu itu di hidung Wonwoo sedangkan Jaehwan mencoba untuk menyelimuti tubuh bagian atas Wonwoo yang telanjang dengan selimut.

"Sar, ini gimana bisa kayak gini deh si Wonwoo?" Tanya Jaehwan.

"Gue nggak tau gue bukan dokter, tapi gue ada curiga dikit. Coba lo cek di badannya Wonwoo ada bintik-bintik merah gak?" Jaehwan dan Daniel pun mengecek tubuh Wonwoo untuk mencari hal yang diberitahukan oleh Sarah.

"Sar, bintik merahnya kayak gini?" Tanya Daniel menunjukkan bintik-bintik merah di tangan bagian dalam Wonwoo. Sarah pun menghela napas pelan.

"Gue nggak bisa diagnosa apa-apa, tapi kayaknya Wonwoo harus dibawa ke rumah sakit sekarang juga deh. Gue curiga Wonwoo kena DBD. Soalnya ciri-cirinya ada beberapa yang sama. Ini dia udah kayak gini dari dua hari yang lalu kan? Terus sekarang panasnya sampe hampir 40 derajat. Aduh, better kita bawa ke RS sekarang." Tukas Sarah yang membuat Daniel, Jaehwan dan Gema kebingungan.

Pasalnya, waktu masih menunjukkan hampir pukul setengah dua pagi. Teman-teman mereka yang lain masih tidur dan kondisi jalanan sangat sepi serta berbahaya dikarenakan sedang turun hujan ringan. Selain itu, tidak ada kendaraan yang memadai untuk membawa Wonwoo ke rumah sakit dimana rumah sakit terdekat itu berjarak kurang lebih dua puluh lima kilo meter. Sedangkan puskesmas akan buka pada pukul delapan pagi di hari Sabtu.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang