The Time We Got Close

429 39 5
                                    

Jakarta, 17 Mei 2011
13.45 PM

"Wooonnnn, pleaseeee lah anjingg. Lo temen apa bukan sih? Ini tuh perdana pertama kalinya gue bikin acara seminar BEM semenjak gue pelantikan. Please lah... dateng ya? Yayayaa? Temen-temen lo pada kek tai soalnya sok sibuk. Pleaseeeeee??? Cuma lo doang satu-satunya harapan gue, Won. Please???? Gue traktir capcin Mba Lala deh nanti." Wonwoo menghela napas melihat Seungkwan, meloncat-loncat seraya sesekali menggoyang-goyangkan tangan Wonwoo dan merajuk. Lelaki berkacamata itu tersenyum miring.

"Emang lo pikir gue nggak sibuk?" Seungkwan tersenyum tanpa dosa.

"Bentar doang kok, dimulai jam 9 sampe jam 2 aja. Seminarnya soal pemberdayaan perempuan. Ini topik yang lagi penting banget untuk dibahas, kita kerja sama bareng KPPPA loh." Wonwoo hanya bisa menatap Seungkwan pasrah. Jika sudah begini, tidak ada pilihan lain selain menerima ajakan tersebut bukan?

Ah, ini semua akibat ulah Jeonghan dan Minghao. Well, seharusnya mereka bertiga sudah sepakat akan mengunjungi Perpus bersama siang ini. Tapi apa? Keduanya membatalkan sepihak dan Wonwoo yang sudah menunggu di kantin berakhir terjebak aksi promosi paksa pendaftaran Seminar BEM Seungkwan.

Cih, Wonwoo tau. Ini adalah jebakan supaya mereka tidak terjebak ke dalam promosi maut Seungkwan. Bayangkan saja, mana mungkin seorang Minghao dan Jeonghan mau ke perpus? Wonwoo saja malas jika saja tidak ada tugas yang mengharuskan Wonwoo mengutip sumber dari buku yang hanya ada di perpus FH.

Wonwoo sudah curiga. Pasalnya, ia harus menunggu mereka yang hari itu berbeda matkul di Kantin secara spesifik dan tidak diperbolehkan untuk ke perpus lebih dulu. Mencurigakan bukan? Ah, jangan sampai lupakan ucapan Seungkwan sebelumnya.

"Ah, bener ternyata si Jeonghan sama Minghao kagak ngibul. Lo beneran ada di kantin. Won, daftar seminar dong. Seminar yang kemaren gue share di grup itu loh. Seminarnya tentang pemberdayaan perempuan, kita sebagai masa depan bangsa yang baik harus ikut meskipun kita cowok, demi menjunjung tinggi kesetaraan gender. Ini kita kerja sama bareng KPPPA loh, Won."

Kan.

Memang Wonwoo sedari awal sudah dijebak oleh dua orang licik itu. Lelaki berkacamata itu pun menghela napas panjang selagi Seungkwan meletakkan formulir pendaftaran di meja depannya lalu mengeluarkan pulpen untuk mengisi. Ia menengok ke arah kanan dan kiri secara bergantian melihat peluang untuk bisa kabur.

"Nyari siapa? Jeonghan sama Minghao tadi bilang ke gue mau otw duluan ke kosan lo. Soalnya si Jeonghan mules mau numpang boker. Udah ini isi dulu cepet." Mendengar ucapan Seungkwan barusan membuat Wonwoo tersenyum lebar.

Sangat lebar dan nampak sangat terpaksa.

Haha... tidak ada pilihan lain, bukan?

"Gue udah rela daftar at least gue ada temennya lah anjing. Kalo gue nanti cowo sendirian, gimana? Malu gue. Gue udah berbaik hati ya, Kwan. Pokoknya lo harus nyariin satu temen cowo buat nemenin gue ke seminar lo itu. Gak mau tau kalo gak gue gak mau dateng." Ucap Wonwoo sembari mengisi formulir tersebut.

Dengan berat hati Wonwoo berakhir mendaftarkan dirinya pada seminar tersebut yang membuat Seungkwan tersenyum sangat lebar kemudian meninggalkannya begitu saja setelah membalas kalimat protesannya dengan balasan singkat.

"Hehe, nggak janji. Gue udah kerja sama bareng dosen sih, kalo udah daftar tapi gak dateng nilai Mata Kuliah Wajib kewarganegaraan lo auto D. Ngulang, hehe. Thanks, Won. Gue cabut dulu! Daahhh~"

Bagaikan petir di siang hari, Wonwoo merasa terkhianati oleh ucapan Seungkwan barusan. Ia tersenyum pasrah dan berakhir mendumel sebal dan memutuskan untuk kembali ke kost. Ingatkan Wonwoo untuk membuat tulisan yang akan ditempel di depan kamar Kostnya.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang