Move Out

557 37 15
                                    

Jakarta, 22 Juni 2013
10.55 AM

Helaan napas pasrah terdengar bersahutan dari dua orang perempuan yang kini tengah menatap ke arah seorang laki-laki yang nampak seperti mayat hidup terduduk di sofa ruang tengah seraya menatap tv yang sama sekali tidak nyala.

Hal ini sudah terjadi kurang lebih tiga puluh menit semenjak salah satu dari mereka datang. Bahkan kedatangannya saja nampaknya tidak disadari oleh lelaki itu karena terlalu sibuk dengan pikiran yang entah tengah berjalan kemana.

"Ini beneran nih dia begini dari tadi, Selle?"

"Bukan dari tadi lagi ini mah Ka, dari dua minggu yang lalu. Aku gak tau kaka Wonu kenapa yang jelas begitu aja terus kerjaan di rumah. Ka Gema tau?"

Terdengar helaan napas yang entah ke berapa kalinya hari ini dari Gema. Wanita itu menatap Giselle dengan tatapan pasrahnya kemudian menyesap segelas air putih yang ada di hadapannya. Keduanya saat ini tengah berada di meja makan masih sambil menatap Wonwoo dari jauh.

"Aku nggak tau. Dari beberapa hari belakangan ini telpon aku nggak diangkat sama chat aku nggak ada yang dibales. Makanya aku ke sini, aku curiga kayaknya ada yang aneh. Soalnya Wonwoo mau bete nggak bete at least dia ada bales chat aku sih. Aku mau ngomongin KKN soalnya bentar lagi kita harus KRS-an."

"Apa samperin aja ya ka? Kita labrak aja kaka Wonu-nya sekarang gak sih? Greget juga dari kemaren udah dimarahin papi dia begitu mulu tapi kayak masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Masih aja begitu juga tuh sampe sekarang."

Tidak memiliki pilihan lain, keduanya pun sontak berjalan mendekat ke arah Wonwoo yang masih tidak bergerak dari tempatnya sama sekali. Keduanya pun duduk di sebelah Wonwoo, tetapi tidak mendapatkan respon sama sekali dari lelaki itu hingga akhirnya sang adik mencubit pinggangnya gemas.

"Aak! Sakit ih!"

"Lo mah bengong mulu dah, itu ada kaka Gema dari tadi dateng lo nggak sadar kan?" Medengar hal tersebut Wonwoo sontak menoleh ke arah Gema lalu tersenyum tipis.

"Eh, Gema... lo kapan dateng? Kok gak bilang gue mau dateng?" Gema menatap Wonwoo jengah.

"Lo diem deh. Chat gue gak di bales, telpon gue gak diangkat. Gue kira lo meninggal tau gak. Baru aja mau gue sebar berita duka di grup angkatan." Wonwoo tersenyum kecil menanggapi candaan dari Gema yang hal tersebut membuat Gema dan Giselle saling berbagi tatap.

"Wonwoo, lo dari kita UAS minggu lalu di rumah ya? Soalnya gue sempet mampir ke kosan lo, tapi lo nggak ada. Kata ibu kos lo, kosannya udah kosong dari dua minggu yang lalu." Wonwoo terdiam pelan seraya menatap kosong tv di hadapannya.

"Gue udah nggak akan ngekos lagi di sana." Gema dan Giselle sontak berbagi tatap.

"Ka? Gimana?"

"I moved out. Mulai semester depan sampai seterusnya gue pulang pergi dari sini." Giselle dan Gema sama-sama bingung. Pasalnya, mereka tau jarak kampus dan rumahnya cukup jauh dan Wonwoo tidak bisa mengendarai kendaraan dan akses kendaraan umum cukup sulit. Bagaimana?

"Lo mau pp naik apa? Taksi? KRL? Ojek?" Wonwoo tidak menjawab pertanyaan adiknya itu. Hal tersebut membuat kecurigaan muncul.

"Lo... lagi berantem sama Mingyu ya?" Wonwoo menoleh ke arah Gema tepat setelah wanita itu bertanya. Lelaki itu tersenyum miring dan mendengus pelan.

"Enggak..." Baru saja Giselle dan Gema hendak bernapas lega, tetapi ucapan Wonwoo selanjutnya yang sempat dijeda sebentar itu membuat keduanya terdiam.

"... but worse. Gue bahkan gak punya muka untuk ketemu sama Mingyu. Haha... semua salah gue, emang gue yang salah dari awal. Goblok banget emang, udah tau gue suka beneran tapi malah tetep bertahan di kosan itu." Ucap Wonwoo kemudian terkekeh miris. Gema yang mendengar fakta mengejutkan itu hanya bisa terdiam.

Miss The Party | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang