CH 2

936 72 3
                                    

Hyunjin baru saja keluar dari kamar mandi yang ada didalam kamar tidur pribadinya, sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk yang ia gunakan untuk menutupi kepalanya. Mandi pagi memang membuat tubuhnya menjadi segar, ditambah segelas vodka setelah ini, Hyunjin menjadi tidak sabar dan mempercepat langkahnya menuju dapur.

"HEEEE???? SIAPA KAU??????"

Hyunjin spontan berteriak kaget dan melempar handuk putih yang tadi ia gunakan untuk mengeringkan rambut kearah sosok yang tak Hyunjin kenal, tengah berdiri di depan kulkasnya.

"Siapa kau?? ke-kenapa kau bisa masuk hah?" tanya Hyunjin, bersiap menyerang kalau-kalau orang itu bertindak macam-macam.

"oi! Hyunjin, apa maksudmu hah?"

"da-dari mana kau tau namaku??"

"bodoh! aku Felix!" balasnya sambil melempar balik handuk milik Hyunjin.

"he?? bohong!!" Hyunjin mendekat dan memperhatikan dengan seksama penampilan Felix sekarang. Dengan celana jeans dan kaus putih santai, rambutnya blonde bergelombang sebahu. Make up semalam telah ia bersihkan, memperlihatkan wajah asli Felix, cantik dengan freckles bertabur di hidung dan pipinya.

"Ra-rambut hitammu?" tanya Hyunjin menunjuk rambut Felix

"itu wig" jawab Felix malas,

"hoo... aku benar-benar tidak mengenali mu.." Hyunjin masih saja memperhatikan detail penampilan Felix, mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"berhenti menatapku seperti itu.." Felix mendengus dan berbalik memunggungi Hyunjin, melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Hyunjin hanya terkikik kecil dan menengok dari balik tubuh Felix, "sedang apa?" tanya Hyunjin tak sengaja mendekatkan tubuhnya hingga Felix terhimpit diantara tubuh tegap Hyunjin dan meja dapur.

"a-aku memasak" jawab Felix, merasakan keanehan dengan posisinya sekarang, namun ia tak memprotes dan memilih untuk berusaha mengacuhkan Hyunjin yang masih berdiri dibelakangnya.

"hoo.. kau bisa memasak? Syukurlah-aku tak perlu makan mie instan hari ini.." ucap Hyunjin senang dan berlalu menuju ruang makan, menunggu Felix selesai memasak.

Mereka menghabiskan sarapan masing-masing dalam diam. Setelah meneguk minumannya sampai habis, Hyunjin menumpukan dagunya pada meja makan dan memandangi Felix yang tengah mengusap mulutnya dengan tissue.

"apa yang kamu lihat?" tanya Felix

"tidak ada.. aku hanya penasaran kenapa apartemenmu sampai bisa di sita.."

Felix menghela nafas panjang, "aku terlilit hutang dengan salah satu kelompok mafia disini, terpaksa.." Hyunjin mengangguk-angguk pelan, "tapi tenang saja.. setelah ini aku akan mencari apartemen baru. terima kasih atas tumpangannya.." kata Felix sembari membereskan piring.

"he? kenapa? lagipula dari mana kau bisa menyewa apartemen huh? untuk bayar hutang saja tidak sanggup-ops!" Hyunjin segera membekap mulutnya sendiri saat Felix menatapnya dengan mata melotot. "tapi memang benar kan?" lanjut Hyunjin

"yaah kau benar.." jawab Felix lemas

"tinggal lah disini dulu sampai kau menemukan solusi untuk melunasi hutangmu, lagipula jarak apartemenku dengan bar lumayan dekat kan? tak perlu naik kendaraan umum.."

Felix menatap Hyunjin dalam diam, "kenapa? tak perlu mengucapkan terima kasih Felix.." canda Hyunjin sambil tersenyum lebar.

"jangan mimpi!"

.

Felix tengah mencuci peralatan makan yang telah ia gunakan didapur, sementara Hyunjin tengah bersantai diruang tengah sambil menonton TV. Sesekali Felix menengok kebelakang, sekedar memandangi sekilas laki-laki tinggi berambut hitam dan berwajah rupawan -yah Felix harus mengakui itu- yang tengah tertawa-tawa karena acara komedi yang ditontonnya. Felix tersenyum kecil, 'sepertinya dia memang orang yang baik..' gumamnya dalam hati.

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang