CH 4

645 60 6
                                    

Semua berawal dari Lee Minho yang menjadikan adik tirinya, Lee Felix sebagai bahan jaminan atas hutang bernilai ratusan juta kepada ketua mafia, Tuan Hwang. Tabiat Minho yang kecanduan obat-obatan dan judi tingkat akut menjadikannya gelap mata, mencari segala macam cara untuk mendapatkan uang agar suplai obat dan hobi berjudinya tetap berjalan. Sampai pada akhirnya Minho berurusan pada Tuan Hwang, pemilik salah satu kasino terbesar, saat Minho minus bahan taruhan, dan berujung Tuan Hwang meminjamkan uang agar Minho dapat membayar taruhannya yang kalah.

Setelah menyerahkan uang ke Minho, Tuan Hwang mendapatkan bisikan dari salah satu kaki tangannya, bahwa laki-laki miskin tak tahu diri itu mempunyai seorang adik laki-laki yang masih berkuliah, Tuan Hwang tersenyum simpul dan memandangi Minho yang kebingungan.

"akan aku bayar Tuan uangmu, terima kasih sudah meminjamkan.." Minho menudukkan badan hendak beranjak, sebelum suara bariton Tuan Hwang menghentikan langkahnya

"aku akan memberikanmu 1 kg obat, kudengar kau maniak dengan barang itu kan?" tawar Tuan Hwang

Minho menoleh, tak mengerti dari mana Tuan Besar ini tau. "apa maksud anda?"

"ayolah Minho, aku tau betapa nikmatnya obat-obatan itu bukan? 1 kg akan diantarkan kurirku malam ini juga untukmu, asal..." Tuan Hwang menjeda omongannya, menunggu reaksi Minho

"asal apa?"

"asal serahkan hartamu sebagai bayaran"

"aku tidak punya apapun Tuan, harta benda di rumah tidak ada. kalau soal uang aku akan berusaha melunasi meskipun cicil"

Tuan Hwang tertawa keras, "aku mau adikmu yang melunasi hutangmu, ah atau begini saja, serahkan adikmu sebagai jaminan, aku sedang bermurah hati Minho, jangan sia-siakan"

Minho membeku, dirinya bingung. Menolak pria tua di depannya ini sama saja mencari mati, tapi menyerahkan adiknya adalah hal yang tidak mungkin. Bagaimanapun Minho masih memiliki rasa belas kasihan, meskipun Felix adalah adik tirinya.

"Baiklah, aku akan atur itu" Minho menjawab singkat, sambil berlalu keluar meninggalkan Tuan Hwang yang semakin tersenyum lebar.

"awasi Lee bersaudara itu" perintah Tuan Hwang kebawahannya.

.

"dari mana Hyung? kenapa baru pulang sekarang?" Felix menyambut Minho yang berjalan gontai masuk ke apartemen kecil mereka. Jam sudah menunjukkan jam 6 pagi, dan Minho yang baru saja sampai tentu membuat Felix khawatir, meskipun ia tahu tabiat kakaknya ini.

"Felix..." gumam Minho memandangi sayu adik manisnya. tangannya mengusap pelan pipi kanan Felix, meninggalkan rasa dingin yang menusuk kulit Felix yang hangat

"maukah kau membantu Hyung mu ini?"

Felix mengangguk ragu, menatap melas Hyungnya yang berantakan

"Hyung akan pergi keluar kota untuk mencari pekerjaan, bisakah kau sembari bekerja juga untuk menghidupi dirimu sendiri?"

"Hyung mau kemana? apakah ada masalah? jangan bilang ini karena judi mu lagi" Felix bingung dengan kondisi yang tiba-tiba seperti ini. Felix memang masih menjadi mahasiswa, tapi seluruh biaya pendidikannya ditanggung oleh beasiswa, termasuk biaya tempat tinggalnya bersama Minho.

"semua baik-baik saja Felix, aku akan mengirimu uang setelah aku mendapatkan pekerjaan. kau jaga dirimu baik-baik, oke? hyung sayang padamu" Minho menarik Felix dalam pelukannya, mencium singkat puncak kepala adiknya.

"aku akan berangkat sore ini, kau tak perlu mengantar"

Kalimat terakhir yang Felix dengar dari Minho 2 tahun yang lalu.

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang