CH 7

653 50 2
                                    

Felix membuka kedua matanya perlahan, menyesuaikan cahaya matahari yang menembus masuk dari sela tirai jendela. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum menutup kembali karena tiba-tiba Felix merasakan serangan ciuman bertubi-tubi di seluruh wajahnya. 

"kiss..kiss..kiss..kiss yang banyak untuk Lixie ku.."

Felix terkikik geli, masih tetap memejamkan mata saat Hyunjin terus-terusan menciumi mata, hidung, dahi, pipi, bibir, kembali kehidung lagi, kemudian pipi lagi, dan begitu seterusnya.

"selamat pagi Felix" 

Akhirnya Hyunjin merasa kelelahan sendiri, menyapa Felix dengan cengiran khasnya

"pagi Hyunjin.." saut Felix dengan suara serak khas bangun tidurnya. 

"argghhhh Felix, jangan bersuara... aku tidak kuat" Hyunjin kembali menyerang Felix, kali ini dengan pelukan ke tubuh mungilnya. "aku jadi teringat yang tadi malam" 

Wajah Felix memerah, walaupun kejadian semalam terjadi diantara sadar dan tidak sadarnya, tapi tetap saja Felix merasakan malu yang luar biasa.

"apakah masih sakit? apakah semalam aku terlalu kasar Felix?" tanya Hyunjin khawatir. Felix menggeleng pelan, "aku sudah baik-baik saja"

"syukurlah, kalau begitu, mandi, aku sudah siapkan air hangat dan sarapan" Hyunjin menarik tubuh Felix untuk duduk. " oh iya, ada 2 hal yang harus kamu tau Felix. pertama, berhenti bekerja di bar ku, untuk urusan hutang kakakmu aku akan mengurusnya, lalu kedua, soal yang tadi malam, aku benar-benar serius tentang rasa sukaku, mengerti?" Hyunjin mengacak-acak pelan rambut blonde Felix lalu pergi begitu saja keluar kamar untuk menyiapkan sarapan. Meninggalkan Felix yang masih memproses informasi yang baru saja ia dengar. 

Felix menyusul Hyunjin ke dapur, menyandarkan kepalanya di punggung lebar Hyunjin, "terima kasih Hyunjin.. maaf membuatmu jadi terseret masalah keluargaku.." kata Felix lirih, masih tetap di posisinya. Hyunjin hanya tersenyum kecil, kehadiran Felix di kehidupannya saja sudah sangat membuatnya bahagia, tak perduli apapun masalah yang sedang mereka berdua hadapi..

.

Bangchan masih setengah sadar, mendapati dirinya terikat kencang di sebuah kursi kayu, tangan dan kakinya serasa lumpuh karena ikatan tali yang kuat dan juga puluhan pukulan yang ia dapatkan semalaman. Badannya terasa remuk redam, nyaris seolah tak ada lagi tulangnya yang utuh. Ia mendesis saat berusaha membuka matanya, wajah tampannya penuh dengan lebam dan darah kering, pandangannya nyaris buta sebelah.

"beraninya kau menentangku Chan"

Bangchan menghela nafas berat saat mendengar suara itu, lalu dengan instan sebuah pukulan kembali mendarat di wajahnya, "mengurus Hyunjin saja tidak becus!" satu pukulan lagi ia terima, kali ini di pipi kanannya. 

"Felix bisa lolos, Hyunjin semakin menentangku!"

Tuan Hwang sudah kehabisan tenaga karena menghajar Bangchan semalaman. 

"lepaskan dia" Tuan Hwang memerintahkan anak buahnya yang lain untuk melepaskan ikatan Chan. Lalu meninggalkan Chan seorang diri di sebuah gudang usang terlantar milik keluarga Hwang.

Dengan sisa tenaga yang nyaris tidak ada, Bangchan menyeret kakinya untuk berjalan keluar gudang, mengambil ponselnya yang memang ia sembunyikan di semak-semak dekat gudang. Menelfon seseorang yang baru beberapa detik berdering langsung tersambung.

"halo.. ya.. aku baik-baik saja. Bagaimana keadaan Felix? hmm.. syukurlah kalau dia aman. Aku akan mengirimkan lokasi, tolong jemput aku Jisung"

Bangchan mendudukkan dirinya di tanah, memejamkan kedua matanya merasakan sakit di seluruh badannya sembari menunggu Jisung, kekasihnya datang menjemput. Tidak sampai 45 menit, Jisung datang dengan mobil, berlari kecil menuju Bangchan yang berusaha berdiri dengan susah payah, Jisung langsung memeluk badan penuh luka Bangchan, membuat si tegap merintih pelan, "ah maaf sayang" Jisung tersenyum miris, melihat kondisi Bangchan yang mengenaskan. Membayangkan Tuan Hwang menyiksanya semalam membuat Jisung bergidik ngeri. "ayo pulang sayang" Jisung membantu memapah Bangchan menuju mobil mereka..

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang