CH 12

432 46 2
                                    

Tepat pukul 04.00 subuh, Hyunjin membopong tubuh lemas Felix menuju lift apartemennya. Meskipun badan Felix lebih kecil dibanding dirinya, tapi membopong sambil menunggu lift turun dari lantai 19 menuju basement bukanlah hal yang ringan bagi Hyunjin, ingatkan dia untuk lebih rutin workout setelah ini.

TING!

Lift terbuka tepat di basement, segera Hyunjin keluar tetap dengan membopong Felix, setengah berlari menuju sebuah mobil sedan warna hitam yang telah terparkir menunggu sejak beberapa saat lalu. Melihat kedatangan Hyunjin mendekat, pintu mobil di samping pengemudi terbuka.

"hey, kau apakan anak orang sampai pingsan begitu?"

Hyunjin mendecik sebal, bukannya mendapatkan bantuan, ia malah dituduh.

"bantu aku dulu Hannie, baru kau berhak bertanya"

"oh oke sabar"

Jisung segera keluar, membantu menidurkan Felix di kursi penumpang dengan hati-hati, setelahnya mereka berdua masuk dan duduk di depan, dengan Jisung sebagai pengemudi, tanpa berlama-lama mobil ia jalankan.

"sepertinya aku harus pindah unit, lantai 19 terlalu tinggi" Hyunjin memecah keheningan di dalam mobil, setelah Jisung menguap lebar menahan kantuk

"kau benar. aku hampir ketiduran saat menunggumu tadi. Kau tau, aku belum tidur sejak tutup bar tadi" jawab Jisung lemas, matanya beberapa kali mengerjap berusaha memfokuskan pandangan ke depan, untung jalanan masih sepi

"terima kasih Hannie" Hyunjin mengelus rambut hitam Jisung lembut

"hmm.. tak masalah, asalkan kau menjamin keselamatan Chan" Jisung tersenyum sambil tetap menatap ke depan.

"kuharap semua berjalan lancar" Hyunjin menengok ke kursi belakang, memandangi Felix yang tengah tertidur dengan nyaman di sana.

15 menit berkendara, mobil Jisung sampai ke sebuah mansion di balik pegunungan. Mansion dengan 5 lantai bernuasan putih hitam itu tampak berdiri dengan megah diselimuti kabut.

Hyunjin membuka kaca mobil pengemudi saat seorang penjaga mengetuk, begitu melihat siapa yang datang, si penjaga itu langsung berkomunikasi melalui sambungan telfon dengan seseorang di dalam rumah lalu memberikan akses buka pada pintu gerbang, membiarkan mobil sedan Jisung memasuki halaman. 

Hyunjin segera keluar mobil, mengeratkan mantel hitamnya saat angin pagi menyapa tubuhnya. Tak lama ia melihat Bangchan keluar dari pintu utama mansion.

"di mana Felix?" tanya Bangchan saat dirinya berhadapan dengan Hyunjin yang masih berdiri di sebelah mobil.

"di belakang, ia sedang tidur" Hyunjin memberikan kode untuk membantunya membuka pintu, "biar aku yang menggendongnya" cegah Hyunjin saat tangan Bangchan hendak meraih tubuh Felix. 

"oke, maafkan saya" Bangchan segera mundur sambil menaikkan kedua tangannya. Ia memilih berjalan duluan mendahului Hyunjin masuk kedalam mansion disusul Hyunjin dengan menggendong Felix.

"Wah Wah Wah... putraku benar-benar menepati janjinya"

Suara bariton Tuan Hwang tiba-tiba menggema di ruang tamu mansion miliknya, menghentikan langkah kaki Hyunjin dan Bangchan.

"tak kusangka, bar mu itu benar-benar berharga untukmu, Hyunjin" Tuan Hwang masih melanjutkan, sembari berjalan menuruni tangga dari lantai 2, masih mengenakan piyama berwarna hitam. Ia mendekati Hyunjin yang menggendong Felix, belum sempat tangan kanannya terulur menyentuh rambut blonde Felix, Hyunjin menjauhkan badannya.

"jangan kau sentuh Felix di depanku Pak Tua!" Hyunjin menahan geram

Tuan Hwang tergelak, ia mengisyaratkan Bangchan untuk mengambil Felix

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang