CH 10

442 45 3
                                    

Sore itu Hyunjin tengah merapikan meja barnya bersama Jisung. Memecat Jeongin ternyata berdampak besar pada barnya, sebagian pelanggan tetapnya lari setelah tahu Jeongin tak lagi bekerja di bar, ditambah absennya Felix di panggung dansa. Tersisa nyaris 30 persen saja pengunjung tetap bar.

"kau tak mau mengajak kembali Jeongin lagi Hyun?" tanya Jisung sambil tetap sibuk mengelap gelas-gelas minuman

"kau gila Han? dia nyaris mencelakai Felix dan bekerja sama dengan ayahku, apa ada yang lebih buruk dari itu?"

"hmm... bar mu bangkrut kurasa cukup buruk juga" balas Jisung sembari tertawa 

"itu tak lucu" Hyunjin mendengus "ada yang lebih lucu daripada bar ku bangkrut, kau ingin tau Hannie?" Hyunjin mendekati Jisung, menempelkan bibirnya pada telinga kiri bartender kesayangannya itu, "yang lucu adalah ketika mengetahui bartender kecintaanku ini berhubungan dengan bawahan ayahku, Bangchan" Hyunjin berbisik sensual, sengaja menekankan setiap kata dari bibirnya dan menghembuskan nafas hangat di telinga Jisung, membuat Jisung meremang, bergidik geli dan segera mendorong Hyunjin menjauh. 

"iya kan Hannie? aku merasa jadi orang yang sangat lucu saat ini hahahhaa" Hyunjin tertawa terbahak, badannya limbung sebentar namun berhasil kembali berdiri tegak. Tawanya seketika menghilang

"ma-maafkan aku Hyun.. aku tak bermaksud menyembunyikannya darimu" Jisung menyadari perubahan ekspresi dari Hyunjin. Bagaimanapun ia tak pernah lupa kalau Hyunjin ini turunan dari Tuan Hwang, bukan tak mungkin kebringasan dan kekejamannya juga menurun ke Hyunjin meskipun selama 5 tahun ini mereka saling kenal, Hyunjin adalah laki-laki yang lembut, baik hati.

"lalu siapakah yang  bisa kupercaya lagi saat ini Hannie?" Hyunjin mencengkeram erat dagu Jisung, sedikit menekan kuku ibu jarinya, menusuk pipi gembul Jisung. "bahkan orang-orangku sudah dikuasai oleh ayahku sendiri tanpa kusadari, hmm?" Hyunjin menatap tajam wajah Jisung yang meringis kesakitan

"de-dengarkan aku dulu" Jisung setengah mati berusaha melunakkan Hyunjin. Berhasil.

Hyunjin melepaskan cengkramannya, "beri aku penjelasan Hannie"

Jisung akhirnya memuntahkan semua rahasianya pada Hyunjin. Bagaimana ia bisa mengenal Bangchan, salahkan pada Tuan Hwang yang selalu memata-matai kegiatan anaknya lewat Bangchan, maka setiap minggu Bangchan akan menjadi tamu regular bar anaknya ini. Dan ya, dari sekedar berinteraksi antara bartender dan pengunjung, lalu dalam beberapa minggu kemajuan yang pesat antar keduanya, berakhir diranjang apartemen Jisung selepas ia bekerja di jam 4 subuh. 

"aku baru tahu Chan dalah orang kepercayaan ayahmu saat dia menanyakan tentang Felix, ku kira Chan tertarik pada Felix, tapi ternyata ia sedang mengawasi kesayanganmu itu beberapa bulan belakangan ini, saat kau sedang tidak sering ke bar untuk berkunjung"

"pantas seperti ada puzzle yang hilang selama kemarin aku sibuk" Hyunjin mengurut pelipisnya  yang terasa sangat nyeri, memikirkan sekitarnya yang seperti benang kusut, harus segera diurai

"tapi percaya padaku Hyun, Chan tidak bermaksud jahat pada Felix, ia mengenal Minho, mereka adalah teman semasa sekolah"

Hyunjin semakin pusing, "apalagi ini"

.
.
.
.

Hyunjin akhirnya pulang ke apartemennya, mendapati Felix yang tengah beberes tas dan kopernya.

"Mau kemana Felix?" tanya Hyunjin mencengkram lengan Felix, menghentikan si blonde dari kegiatan mengemasnya

"aku sudah mendapatkan apartemen baru Hyunjin, aku akan pindah kesana" 

"tidak boleh. bukankah kita sudah sepakat kau akan tetap di sini bersamaku?" 

Felix menghela nafas panjang, lelah. "Hyun, aku tidak bisa terus-terusan di sini"

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang