CH 13

386 41 2
                                    

"kau tidak apa-apa Felix?" Minho melirik dari kaca depan pengemudi, sesekali ia ikut meringis ngilu saat Jisung menarik keluar serpihan kaca dari kakinya, "pasti sangat sakit ya?" tanyanya lagi

"hiii... sedikit Hyung" Felix menjawab sekadarnya karena masih menahan ngilu

"maaf kami terlalu lama menjemputmu Felix" 

"tidak terlambat sama sekali Jisung, terima kasih kalian sudah datang di waktu yang tepat"

"melawan penjaga rumah Tuan Hwang ternyata butuh waktu yang lebih lama dari yang kuduga" Minho menambahkan.

"semoga Hyunjin baik-baik saja" Felix bergumam khawatir, rasa sakit di kakinya berangsung hilang berganti kekhawatiran saat tahu Hyunjin masih tertinggal di sana.

"tenanglah, Hyungmu ini akan menjemputnya"

Ketiganya membelah jalanan kota yang mulai padat, saat orang-orang mulai berlalu lalang untuk memulai aktivitas mereka. Butuh waktu sekitar 30 menit sampai mobil Jisung memasuki sebuah gedung tua, Minho langsung memarkirkan mobilnya di basement.

"kalian berhati-hatilah, aku akan kembali menjemput Hyunjin" Minho berpesan sebelum menginjak penuh pedal gas mobil, meninggalkan Jisung dan Felix berdua saja.

Di gedung tua itu, ada satu ruangan tersembunyi yang jika dibuka berisikan banyak fasilitas seperti rumah pada umumnya, sebuah kasur king size, sofa, kamar mandi, penerangan, bahan makanan, alat memasak, dan lain-lain. Kondisinya bersih dan terawat. Felix sampai dibuat bingung.

"Jisung, tempat siapa ini?" tanyanya keheranan sambil mengamati sekitar

"duduklah dulu, aku buatkan teh hangat" Jisung menepuk bahu Felix

Setelah menerima secangkir teh hangat dan kondisinya terasa lebih baik, Felix menunggu penjelasan dari Jisung.

"Hyunjin yang merencakanan ini semua, dibantu Chan. Tempat ini milik Chan, ia sering beristirahat di sini, semacam tempat persembunyian juga. Kau tahu kan, menjadi kaki tangan Tuan Hwang otomatis Chan juga memiliki banyak musuh, karena itu ia membangun tempat ini."

Felix diam, memperhatikan penjelasan Jisung. Mendapati Felix yang tidak memberikan respon, Jisung melanjutkan. 

"semalam Chan memintaku untuk membantunya. Ia menceritakan semua rencana yang sudah ia susun bersama Hyunjin, mulai dari berpura-pura menyerahkanmu ke Tuan Hwang, lalu aku harus menjemputmu saat Chan sudah berhasil membawamu kabur, ah! tapi bagian ini agak sedikit melenceng dari rencana karena kau sudah lebih dulu lompat dari jendela" Jisung tergelak mengingat tindakan konyol Felix

"untungnya kalian menangkapku dengan tepat" Felix ikut tertawa

"yaa.. sebuah keajaiban aku dan kakakmu berada di sekitar sana, keputusanku untuk menyelinap lewat samping rumah memang tepat, meskipun harus babak belur dihajar penjaga rumah"

Felix mengusap pelan pipi Jisung yang mulai membiru, saat di dalam mobil dirinya tidak terlalu memperhatikan jika laki-laki yang bekerja sebagai bartender ini mengalami luka-luka

"maafkan aku Jisung" 

Jisung tersenyum, "ini hanya luka kecil, mari kita khawatirkan keselamatan Hyungmu dan pasangan kita masing-masing. Melawan Tuan Hwang bukan hal yang mudah bagi mereka bertiga"

.

.

"urusan kita belum selesai, a-y-a-h" eja Hyunjin, disertai suara magazine yang telah ia pasang, dalam sekali gerakan jari telunjuknya, dipastikan sebutir peluru akan melesat langsung menembus tempurung kepala ayahnya.

Tuan Hwang mengangkat kedua tangannya keatas, di sisi kanan kiri kepalanya. Tuan Hwang sesekali melirik ke arah Bangchan yang sudah berdiri di ambang pintu, memberikan isyarat untuk tetap di tempat.

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang