CH 11 🔞

782 46 1
                                    

Felix memulai kehidupan kampusnya kembali. Beberapa waktu ini kondisi sudah mulai kondusif, akhirnya ia tinggal lagi bersama dengan Hyunjin, apartemen yang sudah Minho belikan untuknya hanya sesekali ia kunjungi untuk dibersihkan. Sementara Minho pergi kembali keluar kota untuk bekerja, begitu pamitnya pada Felix. 

Hyunjin melarangnya untuk bekerja, sebenarnya Felix merasa tak enak hati hanya menumpang, ditambah kecemasan kadang datang karena bagaimanapun juga Tuan Hwang masih tetap mengawasi pergerakannya, begitupun Jeongin yang beberapa kali menerornya, namun Felix berusaha mengabaikan. Selama Hyunjin menjamin keselamatan dirinya, ia ingin fokus untuk segera menyelesaikan perkuliahannya. 

"Felix, aku akan keluar sebentar melihat bar" pamit Hyunjin sambil menciumi tengkuk leher Felix tiba-tiba, membuat Felix bergidik geli. "jangan keluar dari apartemen, ok? dan jangan bukakan pintu untuk siapapun selain aku, mengerti?" Hyunjin masih saja menempel, kali ini tangan kanannya masuk menyelinap di balik kaos hitam Felix.

"i--iya.. aku mengerti, sudah cepat pergilah. Kasian Jisung bekerja sendirian" Felix berusaha melepaskan diri dari kungkungan badan besar Hyunjin.

Hyunjin tersenyum, membalik tubuh Felix menghadapnya secara cepat, dan mencuri sebuah kecupan singkat di bibir Felix lalu pergi secepat kilat sebelum sebuah centong nasi melayang kearah kepalanya.

.

.

Baru saja Hyunjin mendudukkan pantatnya yang pegal setelah membantu Jisung membereskan bar, ia sudah harus berdiri kembali menyambut 'tamu tak diundang' yang datang. 

"halo anak tampanku" suara berat itu menggema di ruang kerja Hyunjin yang letaknya di belakang bar

"apa maumu?" Hyunjin sudah bersiap untuk mengusir ayahnya, sebelum lengannya dicengkeram Bangchan, memintanya untuk kembali duduk

"tentu saja aku ingin mengambil milikku, Hyunjin. Apakah kau lupa?" Tuan Hwang dengan santai mendudukkan dirinya di sofa tamu, berhadapan dengan Hyunjin

"aku takkan membiarkanmu mengambil Felix!" 

"aww.. ternyata drama pahlawan yang sedang kau lakukan belum selesai juga ya anakku. Tapi sayangnya ayahmu ini tak punya cukup waktu untuk menonton pertunjukkan dramamu nak, jadi pilihlah antara Felix atau bar mu ini" 

"apa maksudmu?" Hyunjin mulai murka, tak boleh ada yang mengusik bar miliknya

"aku bisa dengan mudah meratakan bar kecilmu ini, nak. Kudengar bar mu juga sudah sepi pengunjung, lalu untuk apa juga kau pertahankan kan?" Tuan Hwang tersenyum remeh, sembari menyalakan cerutunya. "jadi pilihlah satu, menyerahkan Felix takkan merugikanmu, lagipula sejak awal dia adalah milikku, tak perlu kau korbankan usaha kecilmu ini, apalagi sampai mencampakkan Jeongin, seingatku aku tak pernah mengajarimu menjadi seorang player" 

"cuih! berkacalah pada perilakumu sendiri selama ini! dasar keparat tua" 

"hahahahahaaa... kau memang benar-benar anakku, tak kusangka aku mewariskan banyak hal padamu" Tuan Hwang berdiri, menepuk pelan pundak Hyunjin, "antar Felix besok ke rumah, atau aku akan meratakan tempat ini dan mengambil orang-orangmu juga" bisik Tuan Hwang. 

"oh satu lagi" 

"apa lagi brengsek!!" 

"bartendermu manis juga, simpankan dia untukku setelah ini nak" Tuan Hwang benar-benar beranjak keluar ruangan dan menutup pintu sebelum sebuah botol whiskie melayang dilempar Hyunjin.

"kau benar-benar manusia tua keparat!" Hyunjin benar-benar marah, tangannya mengepal menahan letupan emosi, mendengar tawa yang menggema dari luar ruangannya.

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang