Hyunjin memutar knop dan membuka pintunya perlahan sebelum ia keluar dan menutupnya kembali. "siapa kalian?" tanya nya kearah beberapa laki-laki tegap yang tengah menatapnya marah.
"kalian tidak tau waktu ya? membuat kegaduhan di apartemen orang—oii!! apa yang kalian lakukan?" tubuh tinggi Hyunjin sedikit terdorong kebelakang saat salah satu dari mereka mendorong bahunya dan memaksa untuk masuk. "kami tidak punya urusan dengan mu, jadi minggir!"
"hei! jangan seenaknya—"
"Tuan muda?"
Hyunjin dan para preman itu menoleh kearah sumber suara saat mereka tengah saling berebut untuk membuka pintu.
"Bangchan???" Hyunjin menatap laki-laki tegap berambut hitam legam itu tak percaya, lalu mengedarkan tatapannya kearah preman-preman yang masih setia mengelilinginya. Hyunjin mendecik, ia paham sekarang. Segera ia menarik lengan kanan Bangchan dan memaksanya untuk menjauh dari apartemennya.
"apa yang kalian lakukan disini?" tanya Hyunjin kesal
"ng? Kenapa Tuan muda di sini?" tanya Bangchan tak mengerti. Hyunjin memutar kedua bola matanya.
"berhenti berpura-pura bodoh! Kau disuruh ayahku kan? sudah kubilang aku tidak berminat untuk meneruskan usahanya dan berhenti untuk membuntu—"
"sepertinya Tuan muda salah paham.." potong Bangchan
"hah?"
"kami kesini mencari Felix"
"hah?"
"Felix.. penari yang bekerja di club deep six... dia berhutang sejumlah uang ke Tuan Besar"
"hah??? a-aku tidak mengerti!!" Hyunjin berusaha memahami keadaan saat ini, "kalian—mencari Felix... di... apartemenku?"
"yaa—aku juga tidak tahu kalau Tuan muda tinggal disini" jawab Bangchan, "bersama Felix.."
"psst!! jangan pernah lapor ke ayah kalau kalian menemukan dia! akan kubayar hutang-hutangnya sesegera mungkin. kau mengerti?" ancam Hyunjin menarik kerah kemeja hitam Bangchan.
"ba-baik.."
"bagus! sekarang cepat kalian pergi dari sini!" perintah Hyunjin kasar sambil melepas cengkramannya. Ia menatap kesal kearah rombongan bawahan ayahnya sampai mereka menghilang keluar dari pintu masuk gedung. Namun Hyunjin lupa bahwa Bangchan adalah orang kepercayaan ayahnya, ia lupa ancamannya tidak akan berpengaruh apapun.
.
Felix membuka kedua matanya perlahan saat hangatnya sinar matahari menembus jendela besar disamping tempat tidurnya, menerpa wajah terlelapnya. Rasanya baru beberapa jam saja ia berhasil terlelap setelah kejadian semalam.
"ng?" Semalam? bergegas Felix bangun dari tempat tidur dan mengecek sekelilingnya. Kamar Hyunjin, hanya ada dirinya sendiri, Felix menghela nafas lega. "kemana dia? Hyunjin?" Felix beringsut turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu sambil sesekali memanggil nama si pemilik apartemen. Tak sengaja, Felix melihat secarik kertas putih tergeletak di meja ruang tamu, segera ia meraih dan membacanya.
--- aku ada urusan sebentar, tetaplah didalam dan jangan pergi keluar kalau tidak ingin mereka menangkapmu— Hyunjin
Felix tersenyum kecil lalu mengeryitkan dahinya saat menangkap tulisan kecil disudut kertas
--PS : berhenti tersenyum dan cepat cuci mukamu, Lixie!—
"hah!! Hyunjin bodoh!!!" segera Felix melempar kertas itu begitu saja. Namun senyum tak juga pudar dari wajahnya, semua karena Hyunjin, laki-laki yang baru beberapa hari ia kenal, laki-laki yang berhasil membuat Felix seperti kehilangan jati dirinya sendiri, laki-laki yang begitu baik hati.. ya... terlalu baik untuk ukuran orang asing. Selain Hyunjin mengijinkan Felix untuk tinggal di apartemennya, lelaki itu juga menolongnya semalam, dengan menutupi keberadannya dari gerombolan yakuza itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek {HyunLix}
FanfictionKarena hutang kakaknya, Felix menjadi terjebak diantara Tuan Hwang dan putranya