CH 15

401 44 2
                                    

Felix dan Jisung telah tidur sejak 1 jam yang lalu, karena hanya ada satu ranjang di tempat Bangchan. Minho menyesap batang nikotinnya dalam-dalam, lalu menghembuskan asapnya sia-sia ke udara, mengeratkan jaket tebalnya menahan dinginnya angin malam yang semakin menusuk kedalam tulang belulangnya. Salahkan dia, jam 1 dini hari memilih untuk merokok di luar karena Felix tidak suka asap rokok. Minho jadi berfikir, bagaimana bisa adiknya bertahan bekerja di bar Hyunjin hampir setengah tahun, padahal tempat itu penuh dengan asap rokok, bau sperma bahkan. Menjijikkan pasti bagi  seorang Felix. Semua ini memang gara-gara dia, lagi-lagi Minho menyalahkan dirinya, betapa bodohnya dia dulu terjerat judi hingga mengorbankan adik satu-satunya. Tapi tak ada gunanya juga sekarang, semua sudah terlanjur, lebih parah karena menyeret sahabat masa sekolahnya, yang saat ini tertawan.

"aku pergi dulu" 

Lamunan sesal Minho buyar seketika saat merasakan pundaknya ditepuk pelan oleh Hyunjin.

"aku denganmu" 

Minho segera mematikan putung rokoknya, menginjaknya dengan ujung sepatu

"tidak perlu, jagalah Felix dan Hannie" 

Minho mengeryit tak suka pada Hyunjin yang jadi bossy sekarang, serasa harga dirinya diremehkan. "kau pikir aku tidak bisa berbuat apa-apa begitu?"

"bukan, ayolah aku tak ingin berdebat denganmu, anak buahku sudah dalam perjalanan ke rumah si tua itu, jadi jangan buang waktu. Cukup berjanjilah untuk menjaga Felix dan Hannie untukku" balas Hyunjin, tak menghiraukan Minho, sambil menyisipkan sepucuk pistol pemberian Bangchan dan beberapa peluru yang ia dapat dari laci lemari Bangchan ke dalam saku jaketnya

"bagaimana dengan kakimu?" 

Hyunjin melihat kakinya sendiri, mengangkat kaki kanannya ringan, "kakiku baik-baik saja, Felix sudah merawatnya. Bahkan aku sudah bisa naik ke rooftop untuk mencumbu adikmu dengan kaki ini" 

"sialan kau!" 

.

.

Hyunjin melajukan mobil milik Jisung menuju ke arah hutan, di sana sudah menunggu kaki tangannya, dengan beberapa peralatan dan sebuah mobil lain.

"terima kasih sudah menungguku, Changbin" Hyunjin menyalami tangan dingin bawahannya tersebut.

"ku kira kau sudah lupa pada kami, Hyun" 

Hyunjin tergelak, "sudah lama aku tidak meminta tolong bukan berarti aku melupakan kalian kan?" 

Changbin mengangguk sambil tersenyum kecil, "keadaan sudah aman, ada sekitar 10 orang yang sudah berada di sekitar rumah ayahmu"

"good! ini hanya keperluan kecil jadi aku tidak butuh jumlah banyak" Hyunjin berjalan beriringan bersama Changbin menuju mobil hitam yang dikendarai Changbin, meninggalkan mobil Jisung yang akan diurus Changbin nanti.

"kau yakin Bangchan akan membantumu Hyun?" tanya Changbin sekilas sambil tetap fokus pada menyetirnya, menembus jalanan di tengah hutan pada malam hari membutuhkan konsentrasi.

Hyunjin menoleh, "ada apa?"

"tidak, maksudku, Bangchan adalah orang kepercayaan nomor satu Tuan Hwang, secepat itukah dia akan membelot dari tuannya?"

Hyunjin terdiam sejenak, berfikir

"lalu aku juga penasaran dengan sosok Felix yang kau sebut-sebut, seperti apa dia sampai-sampai player sepertimu bisa jadi luluh pada satu orang saja?"

"sialan! sudah lama kita tidak bertemu, mulutmu semakin tajam saja. Soal Bangchan, aku yakin dia akan bekerjasama, kami sudah sampai sejauh ini. Dan soal Felix, jangan sekali-kali kau meliriknya Bin"

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang