CH 5

744 59 1
                                    

"cari tahu semua tentang orang yang bernama Lee Minho, aku tunggu kabarmu secepatnya.. hmm.. oke aku tak masalah kau minta berapapun" Hyunjin mengakhiri panggilan telfonnya sembari melirik kearah Felix yang tengah tertidur di sofa ruang tamu apartemennya. Penampilannya kacau, makeupnya luntur terkena air mata, rambut blondenya berantakan, pakaiannya belum sempat terganti, namun karena kelelahan setelah menangis hampir 1 jam, Felix akhirnya tertidur.

Hyunjin berjongkok di sebelah sofa, memandangi wajah kecil laki-laki yang hanya dalam waktu singkat membuat hari-hari, ah tidak, bahkan mampu membuat hatinya teracak-acak.

"aku akan menolongmu Lixie, aku berjanji.." ucap Hyunjin pelan yang tanpa ia sadari dapat didengar Felix ditengah tidur ayamnya. Setelah Hyunjin beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya, air mata Felix kembali lolos jatuh, membuat pertahanan diri Felix semakin roboh dari sebelumnya. 

.

Pagi harinya, Hyunjin terbangun karena suara berisik di dapur, ia berjalan gontai keluar kamar mendapati Felix yang tampak sudah lebih baik dari semalam tengah memasak. Felix mengenakan t-shirt bewarna abu-abu kebesaran miliknya, rambut blonde yang setengah basah dan aroma strawberry begitu pekat menguar dari badannya.

"sudah merasa lebih baik, hmm?" 

Suara dan himpitan badan tinggi besar Hyunjin sukses membuat Felix terlonjak kaget, ia hampir saja menjatuhkan piring namun reflek Hyunjin lebih cepat.

"kau mengagetkanku" Felix berusaha keluar dari kungkungan kedua tangan Hyunjin yang kini bertumpu di meja dapur, menahan Felix bahkan untuk sekedar berbalik berhadapan saja tidak bisa.

"kau wangi sekali, manis" Hyunjin menyesap aroma strawberry dari perpotongan leher Felix dalam-dalam, sambil sekilas mengecup kulit leher putih milik Felix, membuat Felix bergidik geli dan secara tak sadar memiringkan kepalanya membuat akses yang lebih leluasa bagi yang lebih tua.

"Hyun.. tolong menyingkir.." 

"hm? tapi sepertinya kau suka.." Hyunjin tak ambil pusing, ia semakin berani menambah gerakan kecupan ringan di leher Felix menjadi sebuah kecupan dalam yang berpindah-pindah dari sisi kiri ke sisi kanan leher Felix. Kedua tangannya tak lagi memegang meja makan, beralih merengkuh dan memeluk pinggang ramping Felix yang berbalut kausnya.

"nanti siang kita cari baju untukmu.. melihatmu dengan kaus yang kebesaran milikku, bisa membuatku hilang akal dan aku tidak mau itu terjadi.." Hyunjin mengakhiri cumbuan di leher Felix dengan memberikan sebuah kecupan singkat di pipi kanan Felix yang memerah menahan malu. 

"aku mandi dulu" Hyunjin beranjak dan melepaskan pelukannya, meninggalkan Felix yang langsung terduduk lemas di lantai, seluruh badan, kaki dan tangannya serasa tanpa tulang, detak jantungnya berpacu menimbulkan rasa sesak di dadanya, wajahnya memerah menahan malu dan hasrat yang entah Felix sendiri tidak tahu. "Tuhan, apa yang baru saja terjadi?" Felix memegangi leher dengan kedua tangannya, merasakan sisa-sisa cumbuan itu seolah masih tertinggal di sana. 

Sementara Hyunjin memandangi pantulan dirinya di kaca kamar mandi, berusaha menata hasrat dan debaran jantungnya yang serasa baru saja mengikuti lomba maraton. "bodoh Hyunjin, kau sama saja dengan si tua itu kalau seperti ini" runtuk dirinya sendiri, berusaha menghilangkan bayang-bayang kejadian yang baru saja terjadi. 

.

Sarapan pagi ini terasa canggung bagi Felix dan Hyunjin, mereka berdua hanya saling diam dan berkelana dengan pikiran masing-masing. Sesekali Hyunjin mencuri pandang ke Felix yang tampak makan dengan tenang di depannya.

"aku minta maaf untuk yang tadi.." Hyunjin memberanikan diri membuka percakapan

Felix menghentikan kegiatan makannya, memandangi Hyunjin yang berusaha membuang pandangan ke segala arah, takut-takut menatap mata Felix yang sedetik kemudian menyipit menyunggingkan senyum kecil.

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang