CH 9

477 45 3
                                    

Minho berhasil meloloskan diri dari cengkraman anak buah Hyunjin, berbekal kemampuan bela diri yang sudah dia geluti selama 10 tahun ini, membuatnya tak kesulitan untuk melumpuhkan pria berbadan besar sekalipun. Jadi jangan heran, siang tadi ia berhasil meloloskan diri dari sekapan Hyunjin. Segera Minho masuk ke motel dan mendapati Hyunjin tengah memaksa Felix untuk ikut dengannya.

"Singkirkan tanganmu dari adikku!" Minho berteriak nyalang dari ambang pintu, menahan geram dan dengan satu pukulan ia layangkan ke wajah tampan Hyunjin yang tidak siap menerima serangan.

"Hyuungg!" Felix menjerit kaget melihat Hyunjin yang limbung dengan darah di sudut bibirnya.

"Ck!" Hyunjin meludah, darah segar keluar dari mulutnya

"Felix, ayo kita pergi sekarang" Minho menarik tangan Felix menuju pintu keluar motel namun terhenti saat tangan Felix yang lain dicekal Hyunjin, menariknya ke arah sebaliknya

"Felix, pulang denganku" Hyunjin menarik Felix ke dalam pelukannya. Minho melotot, melihat Hyunjin yang seenak jidatnya menarik adiknya.

"bangsat beraninya kau.."

"kau yang bangsat! kakak tidak tahu diri membuat adiknya menderita, siapa yang bangsat di sini hah?" Hyunjin mendorong bahu Minho menjauh sebelum lelaki itu menarik kembali Felix. Sementara yang diperebutkan hanya bisa diam, badannya sudah terlalu lemas, kelelahan dengan kejadian hari ini yang seperti roller coaster baginya, sampai akhirnya seluruh kekuatannya hilang, badannya limbung, Felix pingsan.

"Felix?" Hyunjin segera membopong tubuh kecil Felix

"serahkan Felix" Minho masih saja berusaha mendapatkan Felix kembali

"dia pingsan Minho! kau mau merawatnya di tempat kumuh begini? Felix harus ke apartemenku!" Hyunjin tak memperdulikan lagi Minho, segera ia bawa Felix masuk ke mobilnya yang terparkir tidak jauh dari motel. Minho mengekori dan ikut masuk, memangku Felix di kursi belakang sementara Hyunjin menyetir. 

.

Felix menggeliat kecil saat kesadaraannya sudah kembali. Mendapati dirinya terbaring di ranjang kamar Hyunjin. Felix memegangi kepalanya yang masih terasa berputar-putar, bersandar pada sandaran ranjang, Felix berusaha untuk bangkit berdiri dan hendak keluar menuju ruang tengah sebelum mendengar suara Hyunjin dan Minho. Felix berhenti di balik pintu, menahan dirinya untuk bergabung.

"kau tidak ada sopan-sopannya dengan yang lebih tua" Minho mendengus

"buat apa aku sopan setelah tahu kelakuanmu hah? mabuk? obat? menelantarkan saudaranya? apalagi? apakah ada hal yang pantas untukku bisa berlaku sopan?" Hyunjin menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap remeh Minho yang duduk di depannya.

"kau tidak tahu betapa menderitanya Felix selama ini kan? dia bahkan bekerja menjadi penari malam di bar ku, hanya untuk melunasi hutang-hutangmu sialan!" Hyunjin geram  sendiri.

Minho terkejut, mengetahui kenyataan kondisi Felix yang bahkan lebih buruk dari dugaannya selama ini.

"a-aku tidak bermaksud untuk menelantarkannya. Sungguh. Ku kira dengan aku bekerja di luar kota bisa segera mendapatkan banyak uang untuk melunasi hutang ke ayahmu, tapi ternyata butuh waktu yang lama, itupun baru separuh terbayarkan.

Hyunjin mendengus mendengarnya, sebuah alasan klasik.

"lalu apa rencanamu setelah ini? ayahku takkan melepaskan kalian berdua dengan mudah" 

"aku akan bawa Felix keluar kota"

"tidak bisa, kau tidak bisa selamanya  melarikan diri. Apalagi dengan Felix. Biarkan Felix denganku, lagipula dia adalah kekasihku"

Hide and Seek {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang