Harapan yang muncul

1.8K 160 4
                                    

1 bulan kemudian

Pasca kejadian hari itu.....

Keadaan anggota NCT masih belum berubah sama sekali, meski sudah satu bulan berlalu.

Aktivitas beberapa member NCT mulai berjalan kembali, meski tidak seluruh nya. Contohnya member Wayv mereka sedang mengadakan konser di China.

Hingga saat ini keadaan Haechan masih tetap sama, tak ada perubahan sedikit pun. Hal ini semakin membuat para fans nya khawatir.

Terlebih lagi Mark, sebab ia merasa gagal menjadi Leader bagi mereka semua. Ia berjanji akan melindungi mereka, namun nyatanya ia sama sekali tidak dapat melakukan hal tersebut.

Mark sedang duduk di balkon menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong, ia memikirkan bagaimana kedepan nya. Hingga ia tidak menyadari kedatangan Chenle

"Hyung... " panggilnya. Namun tak ada sahutan dari Mark.

"Hyung... " panggil nya lagi, kali ini ia memegang pundak Mark. Dan seketika Mark tersentak dari lamunannya.

"Padahal aku hanya memanggilmu pelan hyung, dan kau malah kaget" gumam Chenle.

Setelah menghela nafas, Mark mulai sedikit tenang.

"Ada apa? " tanya Mark.

"Tadi aku bertemu manajer hyung, dia bilang ingin bertemu dengan mu" ucap Chenle.

Mendengar hal itu, Mark pun bangun dan mulai berjalan. Oh ya, kondisi Mark sudah sangat membaik, karna sering melakukan terapi dengan tepat.

Hanya ada beberapa luka lecet yang tidak terlalu parah di beberapa bagian tubuh nya.

Mark berjalan pelan , tujuannya adalah ruang manajer. Tapi pandangan Mark kosong seperti tak ada jiwa di dalam tubuh nya.

Hingga tibalah ia di depan pintu yang bertuliskan 'RUANG MANAJER'

Tok....tok...tok... Mark mulai mengetok pintu

"Masuk" sahut seseorang dari dalam.

"Ohh kau ternyata, silahkan duduk" ucap nya mempersilah kan. Dan Mark pun mulai duduk di kursi dimana berhadapan langsung dengan dang manajer, yang hanya terhalang meja di antara mereka.

"Bagaimana keadaanmu? " tanya sangat manajer.

"Keadaan baik, tapi tidak dengan jiwaku" jawab Mark lirih, sebenar nya manajer hyung tau apa masalah nya.

"Kau tau apa yang ingin ku katakan padamu? " tanya lagi sang manajer

"Tentu saja tidak" jawab Mark acuh, ia sebenarnya malas untuk menanggapi pertanyaan yang tak penting dari sang manajer.

Manajer hyung hanya bisa menghela nafas lelah, sebenar nya sikap Mark akhir - akhir ini mulai sedikit melawan, tidak ada takut - takut nya.

Namun ia tak mempermasalah kan hal tersebut , berita yang akan ia sampai kan sangatlah penting jadi ia harus sampaikan sekarang.

Keadaan member NCT DREAM sangat lah menghawatir kan, membuat para staff dan manajer khawatir, jadi mereka memutus kan agar member dream hiatus dulu, untuk beristirahat sejenak.

Dan untung nya di terima baik oleh para fans, dan menyuruh mereka istirahat dengan cukup.

Renjun, ia saat ini pulang ke rumah nya yang ada di Korea, sebernarnya ia menolak dengan alasan ingin mendampingi mereka semua. Tapi apa boleh buat, dengan terpaksa akhirnya ia pulang bersama kedua orang tuanya.

Jeno, ia juga sama dengan Renjun. Dan sesekali juga ia akan datang ke rumah sakit untuk menjenguk seseorang yang sampai saat ini masih setia memejamkan matanya. Haechan.

Jaemin, keadaan nya pun sudah membaik mendekati pulih. Ia terus terapi jalan agar kakinya mampu menopang berat badannya.

Chenle, ia tidak pulang ke rumahnya. Melainkan menemani Mark di apartemen member dream, ia sesekali mengontrol keadaan Mark takut ada sesuatu yang terjadi. Ia tidak sendiri, melainkan di temani oleh Jisung. Kadang - kadang para Sumbenim mereka datang untuk mengecek ketiganya.

Chenle dan Jisung, keadaan mental mereka sudah di cek. Dan mereka sempat mengalami trauma dengan kejadian yang tak terduga itu. Namun untung nya semua nya sudah membaik. Tapi.....

Masih ada satu orang yang belum membuka mata indahnya, ia sudah melewati masa kritis nya yang membuat semua orang merasa lega mendengar nya.

"Keadaan Haechan saat ini sudah sadar" ucap manajer hyung tiba - tiba.

Sebenarnya, keadaan Haechan sangat memprihatinkan pada awalnya. Karna ia sempat mengonsumsi obat Flouxetine, dan untung nya keajaiban masih berpihak kepada mereka.

Hingga keadaan nya mulai membaik, ia juga sudah melewati masa koma nya, yang mengundang para member datang bergantian untuk menjenguk nya.

Perkataan barusan membuat Mark yang awal nya tidak tertarik dengan obrolan ini, pun menoleh saat itu juga.

"A-apa, apa yang kau katakan barusan!!?? " tanya Mark terbata - bata.

Ia seolah tuli dengan apa yang manajer hyung katakan barusan.

"Haechan sudah siuman" ulang manajer hyung. Seketika itu pula Mark bangkit dan keluar dari ruang manajer sambil berlari menuju drom dream.

Manajer hyung hanya dapat menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Mark. Dan juga ia cukup senang melihat nya.

Selama ini Mark bagaikan raga tanpa jiwa. Dan sekarang jiwa itu telah kembali, dengan sadarnya seseorang. Bukan karna apa ia hanya merasa mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap member nya

Secepat kilat ia berlari tak menghiraukan ucapan semua orang yang menyuruh nya hati - hati. Pikiran nya saat ini tengah kalut menerima berita yang sangat mendadak ini, dan juga ia merasa bahagia atas penantian nya selama ini.

Saat telah sampai di drom dream, ia tak langsung mengetok pintu terlebih dahulu, namun ia langsung masuk dan mendapati kedua Maknae nya sedang menonton televisi di ruang tengah.

Melihat kedatangan Mark yang seperti nya terburu - buru, mengundang tanya dari mereka. Lalu kedua nya kompak menoleh.

"Ada apa hyung, kau seolah - olah di kejar hantu saja? " ujar Chenle santai, yang mana hanya menoleh sesaat ke arah Mark lalu kembali fokus ke layar televisi.

"Memangnya ada hantu siang - siang begini? " tanya Jisung penasaran, emang aneh pertanyaan Jisung ini. Dan mana mungkin pula Jokes di jelaskan

Tak mendapat jawaban dari Chenle, membuat Jisung sedikit merengut.

Masih saja mengatur nafas, lalu mulai bicara kembali.

"Haechan sudah sadar" hanya tiga kata yang terlontar dari mulut Mark, membuat kedua nya langsung menoleh dan melotot tak percaya.

"APA!!! " kalian tahu lah yaa, suara siapa itu (-_-) 

Jisung yang ada di dekat Chenle, langsung menutup telinganya takut gendang telinga nya pecah. Bisa gawat nanti, begitu pula dengan Mark

Seketika itu pula ia langsung berdiri dan menyeret Mark dan Jisung untuk segera ke rumah sakit. Tak peduli televisi yang sedari tadi menyala tidak di matikan terlebih dahulu.

Dan pintu tidak di kunci terlebih dahulu, yang terpenting saat ini adalah untuk segera sampai ke rumah sakit terlebih dahulu. Sisa nya belakangan, toh kalau ada yang hilang ia sendiri yang akan ganti rugi




*******

See you next chapture bye bye

ada membawa masalah, pergi membawakan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang