Sesuai dengan rencana mereka siang tadi, sorenya para member dream pun keluar ke Mall terdekat untuk membeli ikan sekalian membeli barang lain yang di inginkan. Bukan hanya Jaemin yang membeli tapi juga Jisung tak mau kalah, ia justru membeli ikan yang sangat besar entah di taruh di mana ikan itu nantinya. Pokoknya SSM (Suka-suka Maknae).
"Hyung apa kau yakin dengan ikan yang di beli Jisung, kurasa kita akan di marahi manajer Hyung kalau dia tau? " bisik Chenle di telinga Mark, ia juga berpikir demikian tapi jika di larang nanti pundung anaknya. Serba salah.
Lalu ia melirik Jeno, Jeno yang paham akan lirikan itu mulai mendekat ke arahnya.
"Ada apa Hyung? " tanya Jeno yang berbisik pula.
"Itu, ikan Jisung yang sebesar otot mu, mau taruh dimana? " tanya Mark, ingat Chenle masih ada di sebelah mereka dan mendengar bisikan Mark pada Jeno, ia lantas tertawa mendengarnya.
Sedangkan Jeno menatap datar Chenle dan melirik sinis Mark, melihat Chenle tertawa ia pun ikut tertawa juga.
"Ada apa? " tanya Haechan bingung melihat tingkah Mark, Jeno dan Chenle. Saat ini ia tidak menggunakan tongkat melainkan kursi roda yang di dorong oleh Renjun.
"Itu, ikan Jisung mau taruh dimana nantinya? " jelas Jeno dengan muka masam, sedangkan Renjun hanya ber-oh ria saja, ia juga berfikir demikian.
"Iya juga ya, mungkin taruh di kolam(?) " usul Haechan random dan malah mengundang gelak tawa dari mereka semua, dan tanpa di sadari seseorang sedang memperhatikan mereka dengan seksama bahkan sesekali dari mereka mengambil gambar.
"Oh ya, mana Jaemin? " tanya Mark, pasalnya salah satu membernya tak nampak dari pandangannya.
"Mungkin sedang mencari sesuatu" sahut Renjun, dan ia pun mulai mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru di ruangan itu.
"Ayo kita cari, lalu pulang ini sudah semakin malam takutnya manajer nim marah nantinya" ujar Mark dengan nada sedikit tegas, maklum Leader.
Dan mereka pun berjalan bersama, kecuali Haechan yang di dorong kursi roda oleh Renjun. Di saat mereka sedang mencari Jaemin, tiba-tiba orang-orang yang tak dikenal langsung mengerubungi/mengerumuni mereka secara mendadak.
Membuat salah satu di antara mereka yang tidak siap akan hal itu hampir saja terjatuh.
"Jisung, Oppa kau terlihat sangat imutttt"
"Renjun~shii, kau sangat cantik"
"Semoga lekas sembuh Haechan~iii"
"Mark~sii, tolong tunjukkan ABS muuuu"
"Jeno~yaa, kau terlihat seperti gae (anjing) yang menggemaskan"
"Chenle~yaa, maukah kau menjadi kekasih ku? "
Dan berbagai teriakan lainnya, yang mana membuat semua para member ketakutan + kebingungan. Apa yang harus mereka lakukan? Memang mereka semua adalah fans-nya, tapi ini sudah masuk kategori mengganggu ketenangan mereka saat ini.
Sampai ada salah satu fans yang tidak sengaja atau sengaja mendorong Haechan dari kursi roda hingga terjatuh ke lantai, Renjun yang melihatnya ingin menolong tapi ia justru terdorong akibat orang-orang ini.
"Akhhhh" teriak Haechan karna salah satu kakinya terinjak seseorang, ia ingin menangis rasanya dan kepalanya mendadak pusing.
Hingga.......
"Mohon perhatian semuanya! ! ! ! " terdengar suara seseorang dari sebelah kanan yang menggunakan pengeras suara, sepertinya itu adalah satpam yang berjaga di tempat itu.
Seketika semua orang menoleh ke arahnya dan mendapati Jaemin bersama beberapa satpam yang berjaga, tadinya Jaemin pergi ke toilet tapi saat kembali ia melihat segerombolan orang yang mengerumuni para member.
Dengan sigap ia memanggil satpam yang berjaga di sana, dan untungnya ia datang tepat waktu. Ya meski ada sedikit insiden.
Beberapa orang mulai menyingkir untuk memberi jalan kepada Jaemin bersama satpam tadi, dengan sigap Renjun dan Jeno mengangkat Haechan yang terjatuh. Mereka menyayangkan kejadian ini karna begitu tidak terduga.
Renjun menunduk untuk melihat keadaan Haechan, dan terlihat jelas kaki sebelah kanannya sedikit membengkak, seketika ia meringis melihatnya.
Lalu mereka mulai bergegas pulang karna melihat kondisi semakin tidak kondusif, di perjalanan pulang Haechan hanya meringis pelan sambil menggigit bibirnya karna takut menimbulkan rasa khawatir pada lainnya.
Namun sayangnya sekuat apapun Haechan menyembunyikan rasa sakit itu, ada seseorang yang sedari tadi menyadari ringisannya.
"Haechan~aa, apa ku baik-baik saja? " tanya Mark dengan wajah yang khawatir. Semua member pun menoleh ke arah Haechan karna penasaran.
"Tidak ada, aku hanya merasa sedikit pusing mungkin nanti setelah minum obat akan membaik" jawab Haechan dengan senyum yang terpaksa, tujuannya adalah agar mereka tidak khawatir. Tapi....
"Haechan~aa, jika kau sakit katakanlah sakit. Kau jangan memendamnya sendiri, justru kita semua senang kau mau terbuka dengan kami tapi jika kau tertutup kami merasa tidak begitu dekat meski sudah berteman selama bertahun-tahun" itu adalah ungkapan batin seseorang yang hanya diam sambil memperhatikan wajah Haechan dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
Tak lama, mereka pun telah tiba di drom dream. Mereka sepakat untuk tidak menceritakan kejadian ini pada manajer dream karna takut di marahi.
Semua member masuk ke kamar masing-masing, tapi tanpa di sadari oleh semuanya bagaimana mau tau dia saja tidak terbuka dengan sesamanya.
Jika kalian berada di posisinya, apa yang akan kalian lakukan? Memang benar ia yang menjadi moodbooster di grupnya, tapi pernahkah kalian berpikir ia tidak memiliki masalah seperti member yang lainnya?
Bully-an, gunjingan, dan prasangka prasangka buruk terhadap orang sekitar membuatnya sedikit tertutup tentang masalah pribadi, ia hanya menceritakan lelucon saja tanpa sifat aslinya.
Memang sakit menjadi dirinya tapi, jika di ungkapan itu akan menjadi boomerang untuknya sendiri, ingin terbuka tapi takut mental mengalahkan segalanya. Mencoba berani tapi takut akan tanggapan orang sekitar adalah tuntutan yang harus kita jalani.
Jadi, siapa yang salah?......
Jika kalian berpikir Haechan lah yang salah, kalian salah besar. Yang salah adalah karna mereka semua tidak terbuka satu sama lain, mereka mungkin sudah dekat selama bertahun-tahun, tapi tidak ada keterbukaan pribadi percuma........
Jika kita berada di sudut pandang yang berbeda, maka ungkapan kita pun jiga akan berbeda satu sama lain. Tapi yang pasti semuanya salah karna ada yang tidak terbuka dan ada yang tidak menawarkan, sehingga enggan untuk bicara.
Haechan hanya memendam sendiri rasa sakit di kakinya, ia tak ingin membuat semua orang ricuh akan keadaannya. Tadi mereka sudh sangat lelah jadi ia tak ingin menambah kelelahan mereka.
Lihat, jika kita berada di posisi Haechan mungkin sebagian dari kalian akan setuju, tapi ada juga yang tidak itu urusan kalian.
*******
Holaaa!!!! Maaf lama up rada sibuk sibuk rebahan🤣🤣🤣
Aku tau kok rasanya nunggu novel yang kita sukai tapi author gak juga up, itu gimana rasanya karna selama ini author pun ngelakuin hal yang sama 🤣🤣🙏See you next chapture, bye bye👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
ada membawa masalah, pergi membawakan luka
Teen Fiction"kalian yang menyuruh ku diam, tapi setelah aku diam mengapa kalian menyuruh ku bicara" -Haechan