Gembira vs Bingung

1.8K 156 4
                                    

Mark, Chenle dan Jisung berlari di sepanjang lorong rumah sakit. Pikiran mereka saat ini tengah kosong, yang ada di pikiran mereka saat ini hanyalah satu nama. Yaitu Haechan.

Tak peduli mereka yang menabrak seseorang maupun suster yang lewat. Hanya satu, Haechan Haechan dan Haechan saja.

Setelah sampai di depan kamar Haechan, mereka langsung masuk tanpa memikirkan orang yang ada di dalam sana.

Brakk

Mendengar suara pintu yang terbuka secara brutal, membuat semua orang yang ada di dalam terlonjak kaget. Termasuk Haechan yang sedang makan di suapin sang Eomma. 

"Ehh selow brooo, itu engsel pintu bisa copot kalau di banting kek gitu" ucap Jeno yang sedari awal duduk di sofa dengan Jaemin.

Yaa, disana tidak hanya ada orang tua Haechan saja yang menjaga Haechan, tapi sudah ada Jeno, Jaemin, Renjun dan manajer nim.

Jisung dan Chenle udah ngacir duluan ke arah Haechan, mereka hanya ingin memastikan saja bahwa Haechan sudah sepenuhnya pulih.

"Hyung, bagaimana keadaan hyung? " tanya Chenle.

"Apakah ada yang sakit? " sahut Jisung tak mau kalah.

"Apa ada yang pusing? " tambah Jisung.

"Mau aku pijit kan atau panggil kan dokter?" tanya Chenle yang sudah ingin pergi ke luar untuk memanggil dokter.

"Eehh, udah kalian tidak perlu khawatir. Keadaan Haechan sudah membaik, ia hanya perlu istirahat saja" ucap Eomma Haechan dengan lembut.

"Eh, curut kalau mau tanya itu satu - satu, mana gak ada jeda lagi" celetuk Jeno.

"Biarlah, lagian Haechan hyung sudah sadar gak ada yang ngasik tau! " ucap Chenle dengan nada yang tak santai dan cemberut, terlihat jelas dari mimik wajahnya yang sudah memanyunkan bibirnya.

"Emang sengaja" balasnya memancing. Bukan, bukan Jeno yang menyahut melainkan Jaemin yang memancing emosi kedua Maknae mereka.

"Sudah - sudah ini rumah sakit jangan bertengkar, apalagi keadaan Haechan yang baru sadar beberapa jam yang lalu" nasehat Renjun.

Mark lantas mendudukkan dirinya di samping Renjun, pandangannya tak lepas dari Haechan. Ia masih khawatir dengan keadaan salah satu membernya itu.

Jeno yang mengerti arah pandang Mark lantas gatal untuk menggodanya.

"Ekhemm, biasa aja kali natapnya, kek udah kangen tingkat dewa aja" sindir Jeno.

"Apa sih jen" ucap Mark menyangkal.

Tanpa mereka sadar, Haechan memperhatikan tingkah mereka sadari tadi.

"Karna kalian semua sudah berkumpul, Eomma ingin pergi dulu ke kantin rumah sakit untuk membeli kalian jamuan. Tidak enak ada tamu datang tidak menjamu" ucap Eomma Haechan.

"Tidak perlu repot - repot Eomma , kita juga tidak perlu jamuan ataupun semacamnya" ucap Jaemin yang merasa tidak enak.

"Sudah, temani Haechan dulu, Eomma keluar sebentar" ucap Eomma Haechan, dan berdiri dari duduknya untuk pergi ke luar.

Namun sebelum pergi, Eomma haechan menoleh sebentar ke arah Mark. Lalu mulai pergi.

Mark yang merasa di perhatikan oleh ibu Haechan hanya bisa terdiam, ia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan tatapan ibu Haechan barusan.

Ceklek

Dan setelah pintu tertutup, Mark mulai bangun dan berjalan ke arah kursi yang tadi di tempati ibu Haechan.

ada membawa masalah, pergi membawakan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang