Kesempatan

2K 145 4
                                    

Sesampai nya di drom dream, Mark langsung masuk dan mendapati para member nya sedang duduk berkumpul di ruang tengah.

Mereka duduk dalam keheningan malam di sofa, tak ada yang membuka suara sampai sebuah pintu terbuka dan menampilkan sesosok Leader dream.

Mark memilih duduk di sofa Single dan ikut diam tanpa ingin membuka suara juga.

Keterdiaman mereka membawa suasana sunyi disana, tanpa kehadiran sesosok yang mereka temui tadi pagi.

Terasa hampa tanpanya, namun sangat berisik jika ada dia. Ternyata benar kehilangan dulu baru kita bisa merasakan kehadirannya. Sama seperti matahari dream, ia sedang sakit jadi kebahagiaan di dream pun redup.

Sunyi, bahkan jangkrik saja enggan untuk bersuara bagaimana mau bersuara mereka saja di apartement bukan di sawah. Hadehhhh........ 

Sampai pada akhir nya Renjun membuka suara dan memecah keheningan itu.

"Apa yang Eomma Haechan katakan pada hyung? " tanya Renjun penasaran.

Lantas atensi semua orang tertuju pada Mark.

"Iya hyung, aku lihat tadi Eomma Haechan menatap hyung seperti ingin marah saja" tutur Jeno.

Tak ayal mereka semua penasaran, pasal nya pada saat Eomma Haechan mengajak Mark bicara tadi terlihat jelas raut wajah nya yang berubah drastis.

Mark hanya bisa menghela nafas sejenak, lalu mulai bicara.

"Tidak ada yang perlu kalian khawatirkan, karna tadi Eomma  Haechan hanya mengatakan bahwa Haechan akan absen beberapa bulan ke depan, karna akan menjalani terapi agar cepat sembuh. Itu saja" jelas Mark.

Mark terpaksa berbohong karna tak ingin membuat mereka semua khawatir.

Dan lagi pula ini adalah salahnya sebagai Leader sekaligus kakak yang tidak becus pada anggota nya.

Mendengar penjelasan dari sang Leader mereka semua mengangguk mengerti, dan akhirnya mereka pun kembali ke kamar mereka masing - masing, dan beristirahat untuk besok.

Mungkin besok mereka akan mulai berdiskusi tentang kedepan nya bagaimana, dan juga akan memantau keadaan Haechan agar lebih cepat pulih seperti sediakala.

*******

Lain suasana di drom dream, lain pula suasana di rumah sakit tempat Haechan di rawat.

Di sana Haechan di buat tertekan oleh paksakan dari sang Eomma yang ingin Haechan keluar dari NCT kalau bisa keluar dari SM sekalian.

"Eomma aku tidak bisa melakukan itu.... " bujuk Haechan.

"Aku sudah bersama mereka dan berjuang dari nol sampai sekarang Eomma, 7 tahun kami bersama dan 7 tahun pula kami melewati suka duka bersama" ia tak akan pernah berhenti sebelum bisa meyakinkan Eomma-nya yang keras kepala.

"7 tahun bukanlah waktu yang sebentar Eomma~" rengeknya dengan manja.

Dan akhirnya usaha Haechan membuahkan hasil, sang Eomma pun mengangguk.

Senang, sangat senang Haechan. Ia langsung merentang kan tangannya meminta sang Eomma untuk memeluknya.

"Terimakasih Eomma" ujarnya dengan bahagia.

Namun kebahagiaan itu seketika sirna mendengar ucapan sang Eomma.

"Tapi ada syaratnya" ujarnya tegas.

Haechan nampak bingung dan sedikit khawatir akan syarat tersebut.

"Kamu harus keluar dari dream" ucapnya tegas, bagai tersambar petir di siang hari padahal masih malam. Canda.... Lagi serius juga -_-

Terkejut, tentu saja. Bagaimana bisa sang Eomma-nya sendiri meminta dirinya untuk keluar dari dream.

"Tidak Eomma, aku tidak mungkin keluar dari dream, susah senang sudah kami lewati bersama Eomma~" rengek Haechan.

"Tidak, Eomma tidak menerima bantahan darimu. Kau tau, kau di perlakuan tidak adil di dream. Lebih baik kau di ilichil saja, meskipun kau harus bersama Mark" ujar sang Eomma dengan nada sinis di akhir kata.

"Ayolah Eomma, jika Eomma tidak menyukai Mark hyung, tidak begitu juga cara nya Eomma~" Haechan masih terus berusaha meyakinkan sang Eomma agar mengerti akan perasaannya.

"Sebenarnya Mark hyung sangat sayang padaku dan juga pada anggota lainnya, Eomma~" ucap Haechan lagi

"Kalau memang benar Mark menyayangimu, seharusnya ia tidak berlaku kasar padamu waktu itu dan mendengarkan penjelasan mu Haechan~" ucap Eomma Haechan dengan sedikit gemas melihat tingkah kepolosan sang anak.

"Tidak Eomma , itu tidak benar, itu bukan salah Mark hyung" bela Haechan.

Namun nihil, segala usaha yang ia lakukan tidak membuahkan hasil.

Cek lek....... 

Di saat Haechan masih terus berusaha membujuk sang Eomma suara pintu ruangan tersebut terbuka, dan menampilkan sang Appa yang sedang menenteng makanan.

"Ini makanan yang kau minta, makan dengan lahap agar cepat sembuh ya" ucap Appa Haechan seraya menaruh bungkus makanan, dan tangan yang lain nya mengelus kepala putra sulungnya.

"Appa~" ucap Haechan sambil merengek, agar sang Appa mau membantunya.

"Ada apa, apa kau butuh sesuatu? " tanya sang Appa .

Haechan hanya menggeleng, lalu ia melirik sang Eomma yang sedari tadi diam memperhatikan mereka berdua.

Ayah Haechan yang mengerti arah pandang nya pun akhirnya paham apa yang di maksud sang putra.

Sang Appa hanya bisa menghela nafas pelan, lalu mulai menghampiri sang istri berada.

"Sudahlah sayang~, biarkan Haechan mengejar mimpi nya dan berjuang bersama para membernya" ucapnya membujuk.

"Jangan besarkan masalah yang tidak kita ketahui, aku yakin Mark bertindak demikian karna ada masalah dengan Haechan. Ia tidak mungkin sampai berperilaku begini jika Haechan tidak melakukan kesalahan" ucapnya lagi.

"Kalaupun mengenai Haechan yang mengonsumsi obat Fluoxitine, itu pasti karna ada alasan tersendiri bagi Haechan. Yang terpenting sekarang Haechan harus segera pulih dan bergabung dengan para anggota nya" terang sang Appa dengan perlahan agar sang istri tercinta dapat mengerti maksud nya.

Haechan masih diam menyimak apa yang di sampaikan oleh sang Appa pada Eomma-nya untuk membujuk.

"Hah~, tapi aku masih belum yakin pada Mark" ucap Eomma haechan.

"Beri dia kesempatan, untuk bisa berlaku adil pada anak kita dan anggota lain nya, ia seorang Leader yang memiliki tanggung jawab yang besar. Ia juga bergabung di beberapa unit di NCT jadi kita juga harus mengerti sayang~" ucap sang Appa lagi.

Dan setelah berpikir lebih lama, akhir nya sang Eomma pun mengangguk membuat Haechan memekik gembira.

"Yayyyyyy~" ujarnya bahagia, sampai - sampai ia lupa kalau masih sakit.

"Aduh, aduh, aduhh~" ucap nya setelah berteriak barusan. Kepalanya tiba - tiba merasa sedikit nyeri.

Dengan segera sang Eomma menghampiri untuk memeriksa keadaan sang putra, apakah masih sakit atau tidak.

"Nah kan~, jangan bertingkah dulu kau baru sadar tadi pagi dan sekarang kau malah membuat kami khawatir Haechan~" omel sang Eomma sambil memegangi kepala Haechan yang tadi terasa sakit.

"Hehehe, aku terlalu senang Eomma~" ucap nya dengan cengiran khasnya.

Membuat sang Eomma dan Appa nya hanya bisa tersenyum menyaksi kan tingkat anak sulung nya itu.







*******

See you next chapture, bye - bye

ada membawa masalah, pergi membawakan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang