Setelah 2 Minggu akhirnya Haechan sudah di perbolehkan untuk pulang meski harus menggunakan kursi roda. Sang Eomma membereskan beberapa barang-barang Haechan di temani adik laki-laki Haechan yang bernama Lee Dong Min nyari di google kalau salah mohon di koreksi.
"Hyung apakah ini tidak sakit?" Tanya Dong min sambil menunjuk ke arah kaki Haechan yang di gips, dengan raut wajah polos.
Haechan menyungging kan senyumnya ke arah adiknya, sambil berkata.
"Kau ingin tau" tanya Haechan balik. Dan langsung di angguki olehnya, entah sadar atau tidak Dong min menanyakan hal itu.
"Kalau kau ingin tau, sini aku akan mematahkan kakimu" ucap Haechan menggebu-gebu sembari menarik tangan sang adik agar mendekat.
Dong min terus memberontak tidak mau mendekat, sedangkan sang Eomma yang melihat kelakuan anak-anaknya hanya menggeleng pasrah. Mau keadaan bagaimanapun menjahili adiknya adalah rutinitas yang tidak boleh di tinggalkan bagi seorang Lee Haechan.
Bahkan ia sempat berpikir mengidam apa dulu saat ia sedang mengandung Haechan hingga sang anak mempunyai sifat jahil, padahal ia dan sang suami tidak seperti itu.
"Sudah-sudah kalau kalian tetap bertengkar, Eomma akan meninggalkan kalian disini" ancam sang Eomma karena sudah lelah menyaksikan pertengkaran mereka.
Seketika mereka berdua diam tak berani menjawab jika sang Eomma sudah mulai bicara seperti itu.
Setelah selesai berbenah akhirnya merekapun keluar dari rumah sakit, awalnya Haechan ingin pulang ke drom dream namun sang Eomma menolak dan berakhir ia pulang ke rumahnya yang ada di Seoul.
Sang Eomma yang mendorong kursi roda Haechan dan Dong min yang membawa barang-barang Haechan.
"Hyung kau sakit seperti orang pindahan saja" Dong min menggerutu, pasalnya barang-barang Haechan sungguh sangat banyak 1 koper dan 2 tas sedang yang entah apa isinya ia tak tau.
"Kau ini, berbaktilah pada hyungmu aku sedang sakit kau tau" balas Haechan tak kalas sinis. Membuat Dong min ingin menyahut kembali tapi melihat tatapan sang Eomma, ia mengurungkan niatnya.
Setelah sampai di parkiran mereka melihat sang Appa yang sedang bertelfonan dengan seseorang.
Appa Haechan pun mematikan panggilan telfon itu saat melihat kedatangan istri beserta kedua putranya. Ia langsung membantu Haechan masuk ke dalam mobil dengan membopongnya.
"Kau sudah semakin dewasa tapi tingkahmu masih saja seperti anak-anak. Dan lagi kapan berhenti bertingkah ceroboh hmmmm" nasehat Appa Haechan sambil mencubit gemas pipi sang anak.
"Aawwwww, Appa swakitttt" keluh Haechan. Dan sang Apppa melepaskan cubitannya.
"Ya, Appa benar Hyung selalu bertingkah aneh" sahut Dong min tak mau kalah mengejek sang hyung yang selalu mengusilinya.
Sang Eomma yang melihat akan adanya perkelahian pun mencegahnya.
Akhirnya pun mereka pulang sambil bercanda dan sesekali Haechan maupun Dong min akan bertengkar tentang sesuatu yang tidak penting. Sampai-sampai kedua orang tuanya sendiri jengah dengan kelakuan anak mereka.
*******
Jika kalian bertanya kemana para member NCT? Mengapa mereka tidak membantu Haechan beberes?.
Jawabannya karna NCT Dream mereka sedang menghadiri acara musik award di salah satu stasiun televisi.
NCT 127 mereka sedang latihan koreo di gedung SM
Dan untuk WAYV mereka ada projek sendiri-sendiri
Saat sedang menikmati acara award, NCT Dream masuk nominasi mereka sih berharap dapat memenangkan Daesang itu. Tapi saat melihat saingan dari grup lain mereka jadi pesimis, apakah mereka bisa memenangkan Daesang itu?
Dan ternyata mereka mendapat Daesang dengan nominasi best song of the year. Mereka senang bukan main, sampai Jisung nangis saking terharunya.
Sebagai Leader Mark yang speak up terlebih dahulu, baru di susul member lainnya.
Di pertengahan speak up nya, Mark mengatakan hal yang tidak terduga. Yaitu......
"Dan untuk mu (Haechan) yang tidak hadir di antara kami ber-enam, kami ingin meminta maaf karna tidak bisa menemanimu tapi ini (Daesang/trofi) untukmu" ucap Mark dengan nada haru dan bahagia di campur jadi satu.
"Sekali lagi saya minta maaf kepada seluruh member dan para fans (NCTzen) jika saya sebagai Leader selama ini tidak dapat memenuhi keinginan kalian. Seharusnya saya yang memikul tanggung jawab member dengan benar bukan lalai seperti ini, maaf sekali lagi saya minta maaf" tambahnya dengan kepala yang semakin menunduk bagaikan seseorang yang ia bicarakan ada di hadapannya.
Karna tak ingin suasana semakin larut, Jeno akhirnya mengambil alih speak up nya sedangkan Jaemin dan Renjun yang menenangkan Mark.
Dan tanpa mereka semua sadari Haechan menonton semua itu dari televisi di rumahnya, sebenarnya ia tidak sengaja lewat saat adik perempuannya Lee Seung Yeon menyetel acara award.
Ia terharu melihat para member yang ternyata masih ingat terhadap dirinya, meskipun dirinya sendiri selalu jahil bahkan membuat mereka kesal.
"Hyung......" Panggil Seung Yeon, Haechan menoleh sambil berdehem.
"Kau terharu?" Tanya Seung Yeon. Dan Haechan hanya diam beberapa saat kemudian mengangguk, hal itu membuat raut wajah Seung Yeon yang awalnya aneh semakin aneh.
"WOAHHHHHHH TERNYATA HYUNG KU BISA TERHATU JUGAAAAAAA" teriak Seung Yeon secara tiba-tiba membuat Haechan terlonjak kaget bahkan kedua orang tua Haechan beserta kedua adiknya datang secara bersamaan.
"Ada apa?" Tanya mereka semua secara kompak, entah mereka sadar atau tidak mereka bertanya di waktu yang sama bahkan dengan intonasi yang sama. Memang keluarga Harmonis👍👍.
"Tidak ada, hanya Seung Yeon yang kerasukan kera tv barusan" ucap Haechan jengah. Membuat mereka semua menghela nafas secara bersamaan pula.
"Sudah, Gyeom antarkan Hyung ke kamar, Hyung mau istirahat" ucap Haechan pada salah satu adiknya.
Gyeom hanya menurut saja karna ia yang paling kalem di antara semua saudaranya yang lain.
Setelah kepergian Haechan dan Gyeom, mereka pun memilih bubar dan melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.
Bahkan Seung Yeon masih terus menatap layar televisi dengan pandangan kagum. Ia sangat mengidolakan salah satu dari member Dream, tapi bukan Haechan.
Karna ia rasa terlalu sering melihat wajahnya bahkan bertengkar membuatnya jengah terhadap kakaknya sendiri dan memilih Mark sebagai idolanya.
*******
Malam harinya Haechan sedang melakukan panggilan video Dengan Chenle di kamarnya, setelah makan malam ia memutuskan untuk menghubungi nya karna merasa rindu dengan para member.
Awalnya hanya Chenle yang ada namun setelah itu seluruh anggota Dream ikut muncul demi bisa mengobrol dengan Haechan.
"Hyungggggg, kau melihat acara kita tadi?" Tanya Jisung antusias
"Iya, aku melihatnya. Terimakasih" balas Haechan sambil melihat mereka semua yang berebut ingin masuk kamera, Haechan hanya terkekeh geli melihatnya.
"Bagaimana keadaan mu sekarang, apa lebih baik?" Tanya Renjun
"Seperti yang kau lihat, aku sudah mendingan. Tapi kakiku masih sakit jika di gerakkan" jawab Haechan sambil mengarahkan kamera hpnya ke arah kakinya.
"Haecan~aa, kapan kau kembali kesini? Aku sudah sangat merindukanmu" ujar Jaemin sebenarnya ia sangat rindu dengan Haechan, tapi tidak dengan tingkah jahilnya. Haechan hanya memasang wajah geli saat Jaemin tiba-tiba berkata seperti itu.
"Aku tidak tau, paling tidak 2 bulan sih kata dokter dan kembali bisa berjalan seperti semula" ucapnya.
"Haechan~aa, kau jangan memikirkan yang ada di sini, fokus saja pada kesehatan mu dulu agar bisa kembali" nasehat Jeno yang sedari tadi menyimak, tapi ada satu member yang hanya memperhatikan Haechan ia ingin sekali bertanya tapi rasa takut terlalu mendominasi nya untuk bertanya.
Tau kan siapa orangnya?
*******
See you next chapter, bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
ada membawa masalah, pergi membawakan luka
Teen Fiction"kalian yang menyuruh ku diam, tapi setelah aku diam mengapa kalian menyuruh ku bicara" -Haechan