Mereka menerima kartu nama sang pelayan itu tapi keputusan mereka telah bulat, peduli apa tentang perkataan pelayan tadi. Setelah menyumpal perut masing-masing, para warna kembali berkumpul didalam mobil mereka.
Mobil karavan itu terus melaju ke sisi barat. Perjalanan memakan waktu 40 menit dan mereka tiba di pinggir hutan.
"Hutan inikah yang dimaksud?" tanya Hijau."Sepertinya begitu." Oranye memimpin rombongan. Mereka melewati dedaunan dan semak belukar di sepanjang perjalanan. Sejauh ini baik-baik saja, hanya hawanya yang semakin gerah.
Tidak terbilang sudah berapa banyak mereka melangkah tetapi tak kunjung menemukan pulau itu. Matahari semakin tinggi diatas sana. Mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon rindang tak jauh dari mereka.
....pergilah ke hutan kota di sebelah barat, terdapat pulau di dalam hutan itu...
Oranye mendengus kesal. 'Apa maksud kalimat ini? Apakah si sok tahu itu berusaha membodohi ku?' benaknya.
"Hei lihat!" Nila menunjuk sesuatu dengan telunjuknya, membuat mereka yang mendengar melihat kearah yang dimaksud.Itu adalah warna lain, mereka tidak salah lihat kan? Warna lain itu terlihat menghampiri mereka.
"Permisi, aku putih. Apakah kalian juga seorang petualang?"
Wah, keren sekali julukan itu bagi mereka, "petualang" heh?
"Eh? Ya, mungkin," jawab Oranye setengah salah tingkah.Putih cekatan mengambil sesuatu dari ranselnya, "Kalian tahu maksud dari ini?"
Sebentar, itu puisi yang sama seperti yang ditemukan oleh Oranye di gudang akademi."Ini kan ...." Kuning mengerutkan dahinya.
Putih tertawa renyah, "Kalian mendapatkan puisi ini juga?"Pertanyaan itu sempurna membuat warna-warna tertegun, demi melihat wajah-wajah itu, Putih berbaik hati menjawab, "Kalian benar-benar masih pemula ya? Puisi ini tidak hanya satu. Dulu, orang-orang beramai-ramai mencari pusaka yang disebutkan itu tapi tak ada yang berhasil, termasuk diriku sendiri. Hari ini aku kembali melakukan petualangan tapi tetap saja selalu terjebak di hutan ini-"
"Pulau yang disebut-sebut dalam hutan ini?" sela Merah.
"Sudah teman, sudah ku periksa setiap jengkal hutan ini tapi tetap tak menemukan apapun," jawab Putih.Oranye berdiri tegak. "Mari mencari pulau itu! Jangan pedulikan apapun yang terjadi".
Para warna-warna itupun melanjutkan pencarian mereka. Tanpa mereka sadari, langit telah berubah menjadi warna merah muda menandakan bahwa hari telah menuju malam.Hijau menghentikan langkahnya tepat di dalam sebuah gua.
"Bagaimana jika malam ini kita beristirahat di gua itu? Karena jika kita berjalan balik ke mobil van, hari sudah terlanjur gelap," usul Hijau.Mereka berdiskusi sejenak dan menyetujui. Saat satu per satu dari mereka memasuki gua, "Wah lihat itu!" Kuning menunjuk sesuatu. Gua itu tidak gelap dan menakutkan, sebaliknya gua itu bersinar terang didalamnya.
Pantulan cahaya berwarna biru dari kristal-kristal di gua ini berhasil membuat para warna mendelik kagum.
"Ternyata ada tempat seperti ini? Kenapa aku baru tahu?" Putih menatap heran sekaligus kagum. Mereka mulai menyesuaikan diri dengan nyaman.Oranye terlihat melepaskan ransel miliknya. Di dalam ransel itu, ia mengeluarkan makanan-makanan yang sudah ia buat sedemikian rupa.
"Oh hei! Kau bawa makanan kemari? Tapi ransel mu terlalu kecil untuk mengangkut makanan sebanyak itu," celetuk Hijau.
"Aku juga tidak tahu bagaimana cara kerjanya, Biru yang membuat ini," balas Oranye.Ransel itu memang terlihat kecil, tidak lebih dari kepalan orang dewasa tapi berkali-kali lebih besar didalamnya. Warna-warna dapat menyimpan banyak barang di sana.
Sebenarnya Biru memberikan masing-masing satu kepada mereka tapi sepertinya mereka menganggap itu ransel kecil biasa pada umumnya sehingga hanya Oranye yang benar-benar menyimpan bahkan membawanya.
"Jadi begitu cara kerjanya," Hijau ber-oh pelan.
Makanan-makanan serta beberapa air botol kemasan telah tertata rapi di depan mereka, siap untuk disantap. Perut kenyang, pikiran pun tenang. Begitulah prinsip mereka.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiruk Pikuk Warna
Fantasía"Pulau Anantara itu nyata adanya," Oranye berteriak lantang di ruang makan asrama pagi itu. Disitulah awal mula sebuah cerita dimulai, tentang ada atau tidaknya pulau yang orang-orang dambakan pada masa nya juga persahabatan serta perbedaan mereka y...