[14]

817 101 1
                                    

Today is my birthday~~ ^ω^


📍 WARNING 📍

- Kalimat miring itu flashback yaa

- Ada blood scene dikit


Happy reading

__________________

Langit malam yang gelap terlihat indah dengan bintang-bintang yang menghiasi. Di teras, Naufal dengan laptop di depannya tampak fokus mengetik sambil sesekali menyeruput kopi yang ia buat. Bahkan saat kursi disampingnya diisi oleh seseorang, Naufal sama sekali tak bergeming.

"Bang, jalan-jalan yok naik motor."

"Nggak ah, tugas masih banyak banget." Naufal menoleh pada Cakra yang tengah menghela napas, membuatnya terkekeh kecil. "Gaada kerjaan banget kamu ini, nggak ada tugas emang?" Cakra menggeleng.

"Itu leher kenapa Cak? Sakit? Merah gitu." Cakra reflek menyentuh lehernya sendiri. Ah ia teringat cekikan Nila, baru tahu jika itu meninggalkan bekas. "Gatel bang." elaknya.

"Nanda mana? Main sama Nanda sana daripada gabut disini."

"Tidur anaknya."

"Lagi marahan?" tebaknya tepat sasaran. Cakra hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya gitu lah bang, kaya biasa."

"Gini ya Cak, kalian itu bukan anak kecil lagi. Abang harap kalian bisa saling jaga, saling percaya satu sama lain. Dan abang juga yakin kalo kalian bisa nyelesaiin masalah kalian sendiri."

"Iya bang, cuma masalah kecil kok."

Keheningan terjadi diantara keduanya. Hanya terdengar suara ketikan dari laptop Naufal dan suara jangkrik yang berderik. Cakra mendongak melihat bintang. Mengagumi betapa indah kerlipannya. "Kira-kira Bunda yang mana ya bang?"

"Hm?" Naufal menoleh, menatap heran sang adik yang tengah menatap bintang.

"Abang kangen nggak sama Bunda?"

Naufal mengangguk mantap "Kangen. Kangen banget. Kenapa tiba-tiba bahas Bunda?" Cakra hanya tersenyum, lantas menggeleng. Hening kembali mendominasi keduanya untuk beberapa saat.

"Abang, pernah nggak benci sama kita?" Naufal mengernyitkan dahinya bingung. "Kamu sama Nanda? Ya enggaklah, emang kenapa?"

"Kalau aja kita nggak lahir, pasti Bunda masih ada sama kalian bang. Mas Juna nggak akan benci punya adek yang aneh kaya Cakra. Mas Juna juga nggak akan susah rawat Nanda yang gampang sakit."

"Tau darimana kalo mas Juna nggak suka sama kamu?"

"Keliatan kok bang. Kita jarang banget komunikasi, hampir nggak pernah malah. Paling-paling cuma masalah penting doang yang di bahas. Mas Juna kaya ngehindar."

"Perasaan kamu aja itu."

Malam itu, Cakra yang masih berumur 7 tahun hendak ke kamar sang Oma karena tidak bisa tidur. Sejak mata batinnya terbuka, Cakra tak bisa tidur dengan nyenyak. Tak jarang ia akan menghampiri kamar sang Oma, dan tidur bersama. Namun, ia tak sengaja menangkap kehadiran Omanya itu didalam kamar Juna yang pintunya tak tertutup rapat. Ia memutuskan untuk menguping.

"Jun, Oma tau kamu masih belum bisa ikhlasin Bunda. Tapi bukan dengan menjauhi adik kembarmu seperti ini."

"Juna cuma butuh waktu Oma, tolong ngertiin Juna juga."

NURAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang