➷ Bab 22

550 22 1
                                    


Enjoy reading. I love you all♡

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Malam gelap gulita dengan aroma darah yang menyengat. Keadaan satu kerajaan sudah luluh lantah bagai sehelai daun yang terbakar. Hanya menyisakan abu yang beterbangan terbawa angin. Sang Raja? Pria yang tadinya gagah perkasa kini hanya bisa pasrah dengan borgolan besi ditangan mendekap dalam penjara meratapi sang istri yang terbujur kaku dihadapannya.

Rasa penyesalan ia tampilkan dalam raut wajah penuh bekas luka peperangan pada putrinya yang baru saja pulang. "Tyrtilla?" lirihnya pelan.

Gadis itu hanya bisa diam melihat kondisi orangtuanya yang sempat ia tinggalkan beberapa tahun itu dalam keadaan menyedihkan sekarang. Air dimatanya sudah kering menyisakan guratan hitam yang membekas pada pipi tirus itu. Sementara matanya menatap nanar pada sekumpulan abys yang tengah menikmati penderitaan dirinya.
"Kalian bisa melakukan apapun. Tapi, kumohon lepaskan ayahku."

Pria gagak yang mengantarkan ia pulang ternyata bagian dari mereka. Pria yang tidak lebih dari seorang penipu, berubah wujud menjadi seorang guru privat dan berhasil masuk ke kerajaan Nekvera. Manipulasi, adalah hal yang mahir para abys lakukan.

Pria itu berjongkok, sementara netra hitam pekatnya mencoba menatap wajah cantik Tyrtilla yang kini tertunduk. Tangannya menyentuh dagu gadis itu agar ia bisa melihat dengan jelas wajah penuh penderitaan dari seorang putri kerajaan ular yang menurutnya sangat bodoh. "Memohonlah terus. Aku suka melihat itu."

Sepersekian detik, mata ular berwarna merah Tyrtilla aktif. Mereka saling beradu pandang untuk waktu yang cukup lama. Senyuman seringai pria itu terlihat, ia sangat suka ketika melihat Tyrtilla menampilkan sisi ularnya ditambah ketika lidah bercabang gadis itu ikut dikeluarkan.

"Dasar bajingan!" umpat Tyrtilla tepat didepan wajah pria itu.

Erangan keras terdengar lagi dari sang Raja. Setiap kali Tyrtilla mengatakan hal buruk apalagi kebohongan ketika diintrogasi yang mendapat hukuman adalah sang Raja. Ayah tercintanya. Ini sudah dilakukan 12 jam tanpa henti, bahkan dirinya sudah mengatakan puluhan permohonan ampun. Tapi, penyiksaan ayahnya malah semakin menjadi-jadi.

"Katakan apa yang mau kau katakan. Keluarkan semua amarahmu. Ayah tidak apa-apa." ucap Raja Edwar pada putrinya. Ia tahu hidupnya tidak akan lama lagi.

Tyrtilla menggeleng pelan dengan mata tertuju pada lantai. Ia tidak ingin menyiksa ayahnya tapi amarah di dalam dirinya semakin menggebu-gebu pada para abys disini. Ia mencoba menjernihkan isi kepalanya. Tidak ada lagi penderitaan. Sudah cukup!

Tawa keras Pria gagak kini terdengar ke seluruh penjuru ruangan. "Sudah kubilang ajaran tatakramaku padamu sekarang berhasil." ucapnya bangga. "Untuk apa kau memihak kerajaan Nekvera lagi, hm? Kerajaan yang hanya menjadikan kerajaan kecil ini sebagai benteng pertahanan pertama mereka. Nahas sekali. "

Tyrtilla mendongkakkan kepala ketika mendengar penjelasan dari Pria gagak itu. Matanya menatap ayahnya dengan perasaan tak percaya. "Apa itu benar?" sang Raja hanya diam yang Tyrtilla terjemahkan sebagai jawaban Ya.

"Ku pikir kau cukup pintar untuk mengerti ini, nona manis." kata Pria gagak, sang pangeran Abys. "Belajar apa saja kau di Kerajaan Nekvera selama ini? Bercinta? "

Tawa dari para abys kini menggelegar. Sementara Tyrtilla masih menatap ayahnya yang masih diam. Para abys disini benar. Untuk apa ia kembali dan berpihak pada Kerajaan Nekvera. Tyrtilla bangkit dari duduk bersimpuhnya. Membuat para abys kini diam sambil menodongkan senjata padanya. Mata gadis itu tajam menatap sang pangeran abys. "Kau mau apa dariku. Aku bersumpah akan membantumu."

Carmila Di Kerajaan NekveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang