12

1K 74 0
                                    

Salma Pov

Kesunyian malam ini kembali menjadi temanku merenung,suara bising dari kendaraan yg lewat pun sudah tidak terdengar lagi karna memang hari sudah sangat larut.
Kusisir rambut panjang ku yg semakin hari semakin tipis ini,
Ku genggam erat helaian yg kini telah rontok semakin banyak,
tak terasa bulir hangat itu mengalir dipipiku,sesak itu kembali hadir ditengah gemuruh hatiku malam ini.

Besok aku akan menjalankan kemoterapi pertamaku,
meskipun dulu aku pernah berada difase itu tapi rasanya tetap saja menakutkan.

Kuraih figura yang berada diatas meja riasku, dua sosok yang dulu selalu menemaniku kini telah tiada,mereka yang biasa menggenggam tanganku kini sudah tak bisa lagi melakukannya.

"Ibu..ayah...datanglah dalam mimpiku sekali saja,apa kalian tidak merindukanku? Hingga kalian tidak pernah mau hadir walau hanya dalam mimpi,aku butuh kalian,aku takut melewati hari esok tanpa kalian"lirihku mengusap foto orang tuaku.

"Besok aku akan merasakan sakitnya berjuang melawan penyakit ini lagi,mungkin sakitnya akan lebih terasa tanpa kehadiran kalian di sampingku"

"Tapi kalian jangan khawatir ya,aku pasti akan baik-baik saja,aku pasti bisa melewati fase ini lagi"lanjutku lalu mengecup foto mereka.

Kualihkan pandanganku pada foto seorang pria dengan kemeja hitam yg tersenyum begitu manis.
Dialah alasan terbesarku untuk sembuh,dialah pacuan yg membuatku kembali semangat menjalani hidup.

"Semoga segala upaya yg kita perjuangkan akan berujung bahagia ya mas,aku selalu berharap hadirku tidak akan kembali memberi luka dalam hidupmu,semoga takdir Tuhan mengizinkan kita untuk tetap bersama-sama hingga nanti"ucapku sambil memandangi fotonya.


***
Pagi ini Salma sudah bersiap untuk pergi kerumah sakit,Rony pun sudah berada dirumah Salma sejak satu jam yang lalu.

"Udah gak ada yg kelupaan kan sayang?"tany Rony mengambil alih koper Salma.

"Udah kok aman"jawab Salma.

"Kita berangkat sekarang?"tanya Rony lagi.

"Sebentar tunggu bibi sama pak Asep dulu,aku suruh mereka kesini tadi"jawab Salma.

Sesaat kemudian pak Asep dan bi Ida sudah da dihadapan mereka.

"Non ini bibi bawain makanan nanti dimakan dulu ya sebelum kemo,nantikan kalau setelah itu non Salma gak boleh makan sembarangan"ucap bi ida menyerahkan tas bekal pada Salma.

"Makasih ya bi udah repot-repot bekalin aku"ucap Salma menerima bekalnya.

"Sama-sama non bibi gak repot sama sekali,itukan sudah tugas bibi"balas bi Ida.

"Non Salma semangat ya,semoga semuanya berjalan lancar"kata pak Asep yg sejak tadi diam.

"Terimakasih pak Asep,doain aku ya semoga aku bisa kembali sehat lagi seperti dulu"

"Pasti non,pasti bapak doakan yg terbaik untuk non Salma"

"Bi Ida,Salma pamit ya,doain Salma supaya diberi kekuatan sama Allah untuk melewati hari ini dengan baik"pamit Salma membuat bi Ida meneteskan air mata.

"Iya non,pasti bibi doakan yg terbaik untuk non Salma,bibi yakin Allah maha baik,Allah pasti beri kesembuhan untuk gadis baik seperti non Salma"ucap bi Ida.

"Terimakasih bi,jangan bosan nemenin aku ya"balas Salma kemudian memeluk bi Ida.

Sedangkan Rony hanya menatap haru dengan kehangatan yg tercipta didepan matanya,sikap Salma terlalu sopan untuk ukuran majikan kepada pembantunya.
Tapi itulah kelebihan Salma,gadisnya itu tak pernah membedakan kasta orang sekitarnya,bahkan dia akan menghormati siapapun itu yg lebih tua darinya.







Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang