33.pamit

1.2K 44 0
                                    


Satu tahun berlalu,waktu yg terasa berjalan begitu lambat bagi Salma,tiada hari yg ia lewati tanpa mengingat mendiang suaminya,dia selalu berusaha ikhlas,mencoba menerima segala takdir Tuhan walau sulit.

Sore ini Salma kembali berjalan sendiri mengunjungi suaminya,dengan wajah sayu tanpa senyum ia melangkah menghampiri makam yg hampir setiap hari ia datangi,bunga Lily putih yg dibawanya ia letakkan diatas pusara sang suami mengganti bunga yg sudah hampir layu disana,ia juga menyiram satu botol air pada nisan bertuliskan nama suaminya,kemudian ia menunduk menadahkan tangannya untuk mendoakan sang suami.

"Selamat sore mas...
Assalamualaikum suamiku.."sapanya mengusap nisan dihadapannya

"Hari ini masih sama mas..masih berat tanpa ada kamu.."lirih Salma menunduk dalam

"Mas..aku mau pamit..InsyaAllah besok aku mau berangkat ke tanah suci memenuhi panggilan Allah,..
harusnya aku pergi bareng kamu,tapi ternyata kamu gak sabar ya nunggu aku.."ucap Salma mulai meneteskan air mata.

"Nanti disana aku mau cerita sama Allah kalau aku begitu beruntung menjadi istri kamu,aku mau berterimakasih sama Allah..mungkin sampai detik ini aku tidak akan merasakan dicintai dengan begitu hebat jika ketidaksengajaan bertemu denganmu tidak pernah terjadi,mungkin aku juga tidak akan percaya kalau laki laki sebaik kamu memang ada"lanjut Salma berusaha menampilkan senyumnya.

"Mas...entah ini masih berguna atau tidak..aku mohon ridho kamu ya..semoga segala rangkaian ibadahku disana nanti lancar..dan dipermudah sama Allah"

"Aku ijin gak Dateng kesini dulu beberapa Minggu kedepan ya mas..nanti biar Adeeva sama adek yg Dateng kesini buat anterin bunganya..aku akan selalu menjaga supaya rumah baru kamu tetap indah dan semoga diatas sana Allah juga tempatkan kamu ditempat terindah-Nya"ucap Salma

"Aku pulang dulu ya mas..nanti hadir dimimpiku ya..aku butuh pelukan kamu..Assalamualaikum sayang"pamit Salma mengecup lama nisan suaminya.







Skip

Dirumah Salma dan Rony kini sedang ramai oleh sanak saudara dari keluarga mertuannya,ada juga teman temannya yg juga hadir.

Segala rangkaian pengajian malam ini telah usai,kini tinggal keluarga inti dan juga ada Paul Nabila yg masih stay.

"Kak Salma besok nab titip doa ya"ucap Nabila yg duduk disamping kiri Salma

"Iya nab..pasti aku doain semuanya,kamu doain aku juga ya semoga lancar disananya"ujar Salma

"Aamiin..pasti kak"balas Nabila

"Kalian tidur sini aja nab..kak Paul..kasian tuh Rega udah nyenyak banget tidurnya"tawar Salma melihat anak Paul Nabila yg ketiduran.

"Sebenernya mau kak..cuma besok ada acara kita jadi gak bisa ikut nganter kak sal kebandara juga"ucap Nabila sedih.

"Oalah..yaudah gpp nab..nanti kita ketemu lagi pas aku udah pulang"balas Salma tersenyum.

"Sal jaga kesehatan ya lu disana..jangan banyak fikiran,Rony udah tenang disana,dia pasti ikut bahagia kalau lu juga bahagia"pesan Paul pada Salma yg sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Makasih kak Paul..aku selalu berusaha kok..doain ya"balas Salma tersenyum

"Jangan dipendem sendiri ya kak sakitnya..sini bagi sama Nabila..nab akan selalu siap jadi pendengar Kaka"ucap Nabila mengusap bahu Salma.

"Terimakasih bunda nab..nanti bantuin deeva jaga Ara ya..pasti dia seneng main sama Rega "ucap Salma mengalihkan pembicaraan.

"Dengan senang hati kak Salma"balas Nabila.









***

Hari keberangkatan Salma sudah tiba,kini ia sedang ada dibandara bersama para jamaah haji lainnya.

"Selamat sehat sampai tujuan ya nak"ucap papa Rony pada menantunya.

"Aamiin..makasih pa"

"Selamat ibadah anak mama..jaga diri baik baik disana ya nak"pesan mama Rony

"Iya ma..mama sehat sehat ya..maaf Salma ngerepotin mama terus..Salma titip Ara sebentar ya ma"balas Salma memeluk mertuanya.

"Ara cucu mama pasti mama jaga..kamu tenang aja sayang"ujar mama Rony mengusap pipi Salma

"Hati hati ya dek"kak Maura bergantian memeluk adik iparnya.

"Kakak tau kamu pasti sakit..tapi kakak juga yakin kamu pasti mampu melaluinya"ucap kak Maura dalam pelukannya.

"Aamiin ya Allah..semoga ya kak"lirih Salma melerai pelukannya.

Mata Salma beralih pada gadis yg berdiri menggandeng tangan kecil putrinya,terlihat lelehan air mata sudah berderai dipipinya.
Gadis yg selalu menemaninya satu tahun terakhir ini,yg selalu sabar membantunya mengurus Ara,
Perlahan kaki Salma melangkah menghampiri keduanya,diraihnya tangan Adeeva yg sudah gemetar.

"Dek..

Belum sempat berkata apapun Adeeva sudah menubruk tubuhnya dengan erat,menumpahkan isak  yg sejak tadi ia tahan.

"Kaka pasti bisa.."lirihnya dalam tangis.

"Andai boleh aku pengen nemenin kakak"lanjutnya masih memeluknya erat

"Kaka gpp dek..Kaka kuat kok.."balas Salma mengelus rambut panjang Adeeva.

"Kaka titip Ara ya..maafin Kaka sering repotin kamu...maaf karna kamu harus mengorbankan masa muda kamu untuk menemani kesusahan kakak"lanjut Salma melepaskan pelukan Adeeva

"Nggak kak..aku seneng kok bisa nemenin kakak..kakak jangan sedih ya nanti disana..kalau butuh temen ngobrol Kaka bisa telefon aku"ucap Adeeva berusaha tersenyum.

"Terimakasih ya dek...kamu juga gak boleh sedih..nanti tolong anterin bunganya kak zio ya setiap sore..Kaka minta tolong"pesan Salma sambil menghapus sisa air mata dipipi adik iparnya itu

"Iya kak.."

Salma beralih pada putrinya yg sejak tadi diam memperhatikannya,gadis kecil itu hanya berkedip lucu karna belum terlalu mengerti dengan situasi dihadapannya.

"Anak cantik mami sini peluk mami.."ucap Salma merentangkan tangan dan disambut pelukan hangat putrinya.

"Adek Ara sama aunty VA dulu ya nak..mami mau pergi sebentar"lanjut salam mengusap kedua pipi Ara

"Mau ana mami?"tanya Ara dengan wajah polosnya.

"Mami mau beribadah dirumah Allah sayang..mami mau doain Ara biar jadi anak yg pintar,anak yg Soleha "jawab Salma

"Doa papi?"tanya Ara.

"Iya nak..nanti mami juga doain papi..nanti mami minta sama Allah biar papi Ara sering datang kemimpi Ara..nanti Ara bisa peluk papi ya lama ya nak"ucap Salma berusaha menahan air matanya.

"Ala mau peyuk papi.."ucap Ara melompat kegirangan

Semua orang yg melihatnya tak kuasa menahan air mata mereka,gadis sekecil Ara seharusnya masih butuh kasih sayang seorang ayah,tapi tuhan sudah menguji hidupnya sebagai yatim sedari kecil.

Salma kembali memeluk putrinya sebelum berangkat,dalam hati ia berjanji akan berusaha bangkit dan jadi lebih kuat setelah ini.








Tuhan...
Saat senyumku tak lagi mampu untuk terbit..
Aku mohon izinkan aku mengukir senyum bahagia dalam hidup putriku..
Sungguh..hanya dia tumpuanku didunia yg kejam ini..
Ku mohon..
Kuatkan hati dan bahuku untuk menopang hidupnya sampai dewasa nanti..

~rania salam aliyah~

Jangan lupa tinggalkan vote dan coment ya teman teman..
Terimakasih🙏

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang