📝 14.

416 31 8
                                    

-🖋️🖋️🖋️-

"Salwa, kamu denger ga si?"

"Denger? denger kok dengerin kata kata ayah yang munafik dan kata kata ayah yang suka ngerendahin ibu terus-terusan? iya? kalo itu salwa denger kok yah denger banget malahan sampai sampai semua perkataan ayah yang itu nyampe ke hati salwa"

PLAK!!

"Dasar anak kurang ajar ya, kamu dibesarin sama siapa? tetangga? ga usah paling bisa hidup sendiri hidup kamu tu masih diatur sama ayah"

"Hah, ayah? ayah aku gini? salwa kok baru tau bukannya ayah aku itu orang yang pernah bilang 'kita bakalan jadi keluarga yang ga akan hancur' kemana? kemana yah? ini bukan ayah salwa, buat sekarang salwa ga punya ayah"

Dirinya pergi begitu saja meninggalkan ayahnya dan langsung pergi kedalam kamarnya sedangkan ayahnya dibawah terus saja berbicara memenuhi otaknya memenuhi hatinya berisik bukan?

"BRISIK YAH!! BRISIK KALO MAU TRIAK TRIAK TOLONG JANGAN DIRUMAH!!!"

Teriaknya di dalam kamar, ayahnya hanya terdiam sejenak tak lama ia menggedor gedor kamar milik salwa ini hingga satu dobrakan

BRAK!! BUG!!

Benda itu benar-benar mengenai kepalanya, sekarang ayahnya hanya membentaknya dan dengan kata-kata kasar yang terus menerus keluar dari mulutnya, itu benar-benar membuat hatinya terluka sampai ia bahkan tak menyadari bahwa jidatnya juga ikut terluka bukan karna perkataan melainkan benda yang tadi ayahnya lemparkan pada dirinya

"YAH YAH STOP!! ayah mikir dong ayah mikir... yah demi wanita jalang yang godain ayah demi wanita jalang yah, ibu ibu dia rela tenggelam dilaut bahkan sampai sekarang ibu belum ketemu udah lima taun yah DAN ITU DEMI JALANG KESAYANGAN AYAH!! MIKIR YAH"

PLAK...

"Jalang? kamu yang jalang awa!!"

Hey! itu... kasar...

Salwa hanya mengangguk, menatap ayahnya percuma berbicara dengan lelaki yang sudah ditutupi oleh nafsu ini ia tak ingin melihat wajah menjijikan dirinya lagi ia akhirnya pergi meninggalkan ayahnya

"SALWA!! SALWA!"

▫️▫️▫️

"Res?"

Ia menengok kekanan dan kekiri mencari-cari keberadaan ares ini, ia baru menyadari perkataan ares sebelum ia tertidur ares berada di bawah namun untuk kebawah menemui ares vinden masih belum bisa bukan malas, namun ia tetap berdiri dari kasurnya dan keluar namun bukan untuk menemui ares ia kearah kanan dibagian pantai

"Gw sendiri udah lama ga dengerin ombak yang sebrisik ini"

Ia menikmati suara-suara berisik ini, dengan terus menatap ombak yang saling menyerang namun tetap menjadi yang saling bertabrakan namun mereka tetaplah air yang terus membentuk bagaikan sebuah senjata yang menakutkan jika kau mendekatinya padahal itu hanya air?

"Semenakutkan apapun bentuk ombak, gw lebih takut kalo nanti gw harus lepas dari mama papa"

Ucapnya masih memikirkan bagaimana jika dia harus benar-benar terlepas dari orang tuanya? namun saat ia melihat ombak dan memikirkan ini tiba-tiba pikirannya teralihkan saat ia mendengar tangisan dari ujung kanan ia menoleh kearah kanan, ya.. benar saja akhirnya ia mencoba untuk mendekat

"Kak?"

Wanita itu terdiam melihat vinden sesaat namun saat dia sadar ia tiba-tiba mengusap air matanya, dan kembali menghadap kearah vinden lalu tersenyum

MY BOY IS A CRIMINAL (nahyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang