📝 21.

185 18 0
                                    

-🖋️🖋️🖋️-

~~~~
Dua remaja dengan paras tampan yang mungkin bisa membuat wanita tergila-gila padanya kini sedang dibuat heran dengan keadaan caffe yang sangat berantakan benar-benar seperti kapal pecah dan dengan keadaan ibunya yang kini ketakutan

Lelaki tinggi menghampiri wanita kesayangannya ini yang kini terduduk lemas dan dengan tangisan yang menusuk hatinya saat mendengarnya

"Bu, kenapa? ibu kenapa"
Pertanyaannya hanya di balas dengan tangisan atau bahkan tidak ada balasan apapun, sedangkan pria kecil yang masih berdiri disana hanya melihat

"Bu jawab ares, ibu kenapa? caffe juga berantakan kenapa?"
Halus sekali tuturnya, memang ini sebagian dari sifatnya sambil mengelus punggung ibunya ares terus mendesak dengan pertanyaan yang sama agar yang diberi pertanyaan menjawab apa yang terjadi dengan dirinya dan keadaan saat ini

"Ansyara.."
Satu jawaban sudah membuat ares mengerti apa yang terjadi sekarang, dirinya seakan dibutakan oleh amarah bahkan sekarang tatapannya penuh dengan dendam

"Udah ibu masuk kamar aja, ares beresin ini semua biar ares yang urus semua"
Dirinya membalikkan badan lalu menyuruh pria yang masih berdiri disana untuk mendekat, saat pria ini sudah ada didekatnya ia meminta bantuannya untuk membawa wanita kesayangannya ini untuk kekamar

"Tolong ya tuan"

"Iya gpp res, habis gw bawa ibu gw bantuin lo buat beresin ini semua"
Senyuman menghiasi wajahnya pada akhir kata sebelum ia membawa kedalam wanita ini

sampai dimana ia pikir sudah cukup jauh jarak dirinya dengan pria kecil itu, cukup jelas sekarang ekspresi amarah dari dirinya ekspresi memang tak bisa dibohongi ia benar-benar tak bisa berfikir jernih sekarang yang hanya ada dipikirannya adalah apapun yang menyakiti kesayangannya ia juga harus ikut sakit jika tak sakit, matilah

Sambil memunguti kursi-kursi disana, tanpa ia sadari pria manis juga sedang membantunya untuk membereskan semuanya

"Ngapain si ngelamun ga biak res"
Ujarnya sambil terus mengangkati kursi-kursi, 30 menit berlalu kini semua sudah seperti semula mereka berdua duduk di satu meja yang sama namun vinden melihat tidak ada perubahan pada ekspresi ares dari awal mereka membereskan semua

"Res, coba ekspresi lo di ubah ga enak nih gw ngeliat nya"
Ia sadar akan ekspresinya sendiri, karna ya memang yang ia rasakan adalah emosi yang sudah membara pada dirinya ia tidak akan pernah terima atas jatuhnya air mata berharga ini

"Den, maksud saya tuan nanti malem tolong jagain ibu ya"

"Lo mau kemana?"

"Saya ada urusan sebentar"
Senyum pada akhir perkataannya, hal ini agar vinden tidak curiga dan percaya padanya bahwa dia hanya akan keluar sebentar, senyuman itu juga dibalas oleh vinden sebagai jawaban 'iya'

Begitu cepat waktu berjalan dan langit mulai bergantian, dari semula biru cerah hingga keorenan dan sekarang adalah hitam gelap dan sedikit cerah karna pancaran bullan yang bersinar

Pria kecil manis ini sedang duduk di kasurnya sambil membaca buku-buku cerita yang ia beli tadi saat ares mengerjakan kepasar, itung-itung bisa mengurangi rasa bosannya karna ponsel miliknya disita oleh ares

MY BOY IS A CRIMINAL (nahyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang